NovelToon NovelToon
ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

ANAK MAFIA MENJADI BOCAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Time Travel / Mengubah Takdir / Roman-Angst Mafia / Menjadi bayi
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.

Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.

Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.

Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.

Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. TEMAN

Keadaan kelas gaduh seperti kelas pada umumnya ketika sedang istirahat, dimana anak-anak bermain dengan riang setelah harus memaksa otak untuk bekerja dan duduk berjam-jam demi belajar.

Roderick kini melihat ke arah kembarannya saat mendengar suara nyaring gadis kecil tersebut yang memenuhi ruangan. Tersenyum saat melihat kalau sang adik kembali penuh semangat seperti biasa. Lihatlah bagaimana perempuan berambut cokelat ikal itu berdiri seraya berkacak pinggang ketika berhasil mengalahkan salah satu teman sekelasnya dalam permainan monopoli.

"Tidak mau tahu, pokoknya ayo kita main lagi! Kali ini aku akan menang!" seru bocah laki-laki yang menjadi lawan main Rosetta.

"Boleh, tapi kalau aku menang kau harus memberikan snack-mu untukku," tantang Rosetta.

"Baik!" setuju sang bocah laki-laki.

Roderick tertawa kecil saat melihat kelakuan adiknya itu. Ia tahu dengan jelas kalau yang menang pastilah adiknya, mengingat Rosetta sangat pandai dalam berbagai permainan dan olahraga. Roderick bisa menduga kalau sejak awal Rosetta memang mengincar cemilan dari temannya itu.

"Eh? Roderick?"

Roderick menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Mendapati teman sekelasnya yang pernah membela Rosetta dari Samuel sekaligus telah menjadi teman baik dari sang adik sejak saat itu.

"Ada apa, Andrea?" tanya Roderick ketika mendapati gadis kecil dengan rambut pirang gelap itu tampak ragu-ragu.

"Boleh aku minta tolong ajarkan pelajaran yang tadi? Aku tidak mengerti," pinta Andrea malu-malu, mengingat pribadi gadis itu memang tipikal yang lemah lembut dan baik.

Roderick tersenyum ketika mendengar permintaan dari Andrea dan berkata, "Tentu saja."

Mendengar hal itu senyum senang tergambar di wajah Andrea, yang kemudian menunjukkan buku tulisnya.

Roderick menyuruh Andrea duduk untuk mengajarinya. Namun ia terkejut saat melihat buku catatan gadis itu yang penuh dengan tanda dan juga tulisan tangan yang menunjukkan betapa besar usaha gadis di depannya ini untuk belajar. Melihat ini saja membuat Roderick merasa senang.

"Ah, maaf. Apa tulisanku tidak terbaca?" tanya Andrea saat mendapati Roderick melihat setiap lembar catatan Andrea.

"Tidak. Aku hanya kagum kau belajar dengan giat, bisa dilihat dari setiap tanda dan juga keterangan pada setiap catatan yang kau tulis," jawab Roderick.

Rona tipis muncul di paras Andrea, senang mendengar pujian langsung dari siswa terbaik di kelasnya, ah, mungkin lebih tepatnya di terbaik di sekolah. Rasanya usaha Andrea yamg belajar dengan giat terbayar dengan mendengar pujian yang begitu ingin ia dengar walau harus mendengarnya dari orang lain yaitu Roderick.

Roderick mulai mengajarkan Andrea pelan-pelan. Paham ternyata Andrea lemah akan matematika dan yang berhubungan dengan hitung-menghitung. Butuh dua sampai tiga kali Roderick mengulang menjelaskan dan memberi contoh barulah Andrea paham. Tapi ia tidak mengeluh karena melihat Andrea benar-benar memerhatikan setiap penjelasan dari Roderick.

"Ah, aku mengerti sekarang. Terima kasih sudah mau mengajariku, Roderick," ucap Andrea dengan senyum senang.

"Sama-sama, kalau ada yang tidak mengerti kau bisa bertanya kepadaku," kata Roderick dengan senyum lembut khas dirinya.

"Aku menang!" seru Rosetta ketika ia memenangkan permainan lagi.

Mendengar suara nyaring Rosetta, Roderick dan Andrea langsung melihat ke arah gadis itu. Mereka tertawa ketika melihat Rosetta dengan membusungkan dada dengan bangga karena ia telah menang untuk yang ketiga kalinya. Sungguh, melihat tingkah Rosetta memang tidak ada bosannya untuk Andrea dan Roderick.

Rosetta yang mendapatkan snack dari teman itu langsung berlari ke arah Roderick berada.

"Kau ini, kau sudah tahu kalau kau akan menang, kan?" tanya Roderick.

Rosetta hanya tersenyum lebar, menjawab pertanyaan kakak kembarnya yang memang benar adanya.

"Little Devil," ucap Roderick menggelengkan kepala akan kelakuan adiknya.

"Kalian sendiri sedang apa?" tanya Rosetta.

"Aku minta ajarkan Roderick pelajaran tadi karena aku tidak mengerti," jawab Andrea.

"Ah, matematika. Kau memang selalu kepayahan dengan angka dan hitungan, ya," kata Rosetta yang sudah tahu tentang kekurangan temannya ini dalam pelajaran.

Andrea mengangguk, ia memang selalu sulit jika sudah berhubungan dengan angka dan menghitung.

"Tapi apa kau tahu, Rod? Walau dia kesulitan dengan hitungan tapi Andrea hebat dalam mengingat. Dia bahkan bisa mengingat satu buku yang dia baca dengan sama persis tanpa tinggal satu kata pun," beritahu Rosetta dengan nada kagum.

"Benarkah?" Roderick terkejut mendengar hal tersebut.

"Dia sama hebatnya denganmu dalam mengingat, walau tidak berlaku dengan angka dan rumus. Kalau Andrea bisa sampai mengingat angka dengan baik pasti dia akan menjadi saingan terbaikmu di sekolah," kata Rosetta.

"Tidak ada saingan apa pun di sini, Rose. Tapi kalau itu benar, berarti kau sangat hebat," kata Roderick. Mengingat satu buku dengan sangat presisi itu hal yang luar biasa menurut Roderick.

"Apa kau memuji dirimu sendiri dengan mengatakan hebat? Padahal kau juga sama seperti itu, mengingat semua isi buku dengan sekali baca," kata Rosetta.

"Kau ini. Aku benar-benar memuji Andrea dengan kemampuannya itu, kau tahu." Roderick menyentil dahi Rosetta.

"Benar, kan. Sudah kukatakan kalau kau itu hebat, Andrea. Bahkan Rod sendiri mengatakan kalau kau hebat. Jadi jangan bilang kalau kau itu bukan apa-apa lagi," kata Rosetta dengan senyum lebar seraya menepuk lembut punggung Andrea.

Andrea mengangguk dengan rona di pipi, senang ketika mendengar pujian dari si kembar Lorenzo yang memang terkenal akan kepintarannya.

"Ingatlah, apa pun yang orang lain katakan termasuk ibumu sendiri tentangmu yang tidak baik, jangan dengarkan. Mungkin kau tidak hebat dalam menghitung tapi kau hebat dalam mengingat. Tidak ada orang yang sempurna, kau tahu. Well, kecuali Roderick dan Lucas kurasa," kata Rosetta tanpa memudarkan senyum terbaiknya untuk menyemangati Andrea.

"Pujian seperti apa itu. Aku dan Lucas juga tidak sempurna," bantah Roderick.

"Katakan apa yang kalian tidak bisa, coba?" tantang Rosetta.

"Memasak, menggambar, bernyanyi, masih banyak lagi," jawab Roderick langsung.

"Egh," Rosetta tidak mampu membantah lagi.

"Dengarkan, tidak ada manusia yang sempurna," kata Roderick menang.

Andrea tertawa kecil, senang ketika berinteraksi dengan si kembar ini. Mereka padahal anak-anak jenius yang terlahir di keluarga hebat, tapi tidak pernah sekali pun mereka meninggi akan kelebihan yang mereka punya, justru sebaliknya. Itulah alasan Andrea nyaman berteman dengan si kembar..

Mereka kembali melanjutkan kelas ketika waktu istirahat berakhir sampai jam selesai.

Roderick dan Rosetta terkejut ketika pulang mereka mendapati yang menjemput mereka bukanlah Flinz seperti biasa melainkan Jacob.

"Kenapa Uncle yang menjemput hari ini?" tanya Rosetta ketika mereka masuk ke dalam mobil.

"Daddy kalian yang menyuruh karena Flinz sedang ada pekerjaan yang harus diselesaikan," jawab Jacob seraya duduk di kursi kemudi dan siap untuk membawa kedua bocah ini pulang.

Mereka mengobrol sepanjang perjalanan, membicarakan tentang kegiatan sekolah mereka. Khususnya Rosetta yang dengan semangat menceritakan bagaimana ia selalu menang dalam permainan apa pun.

"Bagaimana dengan catur?" tanya Jacob pada Rosetta.

"Hehe, aku bahkan pernah mengalahkan Daddy bermain catur," jawab Rosetta penuh kebanggaan akan hal itu.

"Sungguh?" Jacob tidak percaya dengan ucapan Rosetta. Rasanya tidak mungkin seorang Rion dapar dikalahkan oleh anak kecil dalam permainan papan yang berbasis strategi dan perhitungan seperti itu.

"Daddy, pasti mengalah denganmu," ejek Roderick.

"Hmp, mana mungkin," ucap Rosetta tidak terima. Karena bagaimana pun mengalahkan ayahnya dalam catur adalah kebanggaan yang akan bocah itu bawa seumur hidup.

"Bagaimana kalau melawanku?" tantang Jacob.

"Ayo, siapa takut," setuju Rosetta.

"Kalau kalah jangan menangis, ya," ejek Jacob.

"Aku tidak akan kalah!" Rosetta benar-benar tersulut jiwa kompetisinya sekarang.

"Ah, bagaimana kalau yang kalah harus mengabulkan permintaan yang menang?" saran Jacob.

"Ah, bagus itu, Uncle. Kalau Rosetta kalah ambil semua snack-nya," kata Roderick untuk memanaskan suasana.

"Jangan itu! Rod, kau benar-benar menyebalkan," protes Rosetta, tidak senang jika ada yang menyentuh cemilan-cemilan miliknya.

Jacob tersenyum penuh arti. "Jangan bilang kau takut sekarang?"

"Tentu saja tidak. Aku akan menang bagaimana pun caranya," jawab Rosetta.

"Kau terdengar akan melakukan hal curang di permainan nanti," kata Jacob.

"Egh." Rosetta terdiam karena ia sepintas memiliki pikiran itu.

Jacob dan Roderick tertawa ketika mereka dapat dengan mudah membaca pikiran gadis kecil ini. Tahu kalau Rosetta akan melakukan apa saja demi cemilan-cemilan kesukaannya.

"Benar-benar mirip seperti Lili," gumam Jacob, teringat bagaimana sifat Rosetta ini mirip dengan adik sepupunya itu. Mengingatkan Jacob akan masa kecil mereka dulu yang penuh tawa.

"Eh? Uncle, ini bukan jalan ke rumah," kata Rosetta ketika memerhatikan jalan yang diambil berbeda dari biasanya.

"Oh, benarkah? Lagi pula aku tidak bilang kalau kalian akan pulang ke rumah," jawab Jacob, menatap Rosetta dengan pandangan tidak biasa.

Senyum Rosetta memudar saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Jacob. Membuat gadis kecil itu menjadi waspada seketika. Apa yang akan pamannya ini lakukan sebenarnya?

1
ir
menyala little devil
Ana Kurniawan
🥰🥰🥰🥰
Ana Kurniawan
mantab rose... 👍
Sri Wulandari Buamonabot
UP LAGI
ir
ayoo Rose bantu daddy mu, kamu pasti bisa
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut 🙏🙏
ir
masuk akal, kalo di masa depan Rose beneran meninggal ga mungkin seorang Rion Lorenzo akan diem aja, yg pasti bakal balas dendam dan peperangan besar terjadi
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
ir: satu negara kek nye kena semua dah kak
Yhunie Arthi: Bener, tahu sendiri bapak Rion kita, Lili di culik aja satu organisasi abis cuman berdua dia sama dante, apalagi pas tahu Rose jadi ubi dan dia terlambat. Apa nggak perang itu /Grimace/
total 2 replies
Lala Kusumah
😭😭😭😭😭
Nilawati Raiyan
👍👍❤️
Ana Kurniawan
mantab...
ir
selalu penasaran weeehh
Yhunie Arthi: /Slight//Slight//Slight//Slight//Slight/
total 1 replies
Ppur Wanto
mau ditumpuk dulu babnya biar banyakan, eh ngk kuat jga jadi dibuka deh... lanjut dah
Yhunie Arthi: hahaha... semangat bacanya /Facepalm/
total 1 replies
Ana Kurniawan
kuuraang.... thor /Grimace//Grimace/
Yhunie Arthi: Sabar ya menunggu update /Chuckle/
total 1 replies
ir
siapa dua orang di ambang pintu, Arthur dan lucas kah?
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔
Yhunie Arthi: muehehe /Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
ir
kak dirimu anak IT kah, ko tau dunia Cyber 😁😁
Yhunie Arthi: saya cuman othor aja kok /Proud/
total 1 replies
dimsum mbluber1
lagiiiiii
lagiiiiii
lagiii
up
up
up
ir
kek nya Dante sama jacob lebih peka deh sama sikap Rosetta
Yhunie Arthi: Setuju /Slight/
total 1 replies
Ulvi Hasanah
skali kalai atulah di double up nya😁😁
Yhunie Arthi: Bisa, kalau yang baca 20k+ /Proud/
total 1 replies
iin marlina
bagus banget Thor
endah retno adi
keren , wes gitu aja😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!