NovelToon NovelToon
Unforgotten Memories

Unforgotten Memories

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Setelah pernikahan yang penuh kekerasan, Violet meninggalkan segala yang lama dan memulai hidup baru sebagai Irish, seorang desainer berbakat yang membesarkan putrinya, Lumi Seraphina, sendirian. Namun, ketika Ethan, mantan suaminya, kembali mengancam hidup mereka, Irish terpaksa menyembunyikan Lumi darinya. Ia takut jika Ethan mengetahui keberadaan Lumi, pria itu akan merebut anaknya dan menghancurkan hidup mereka yang telah ia bangun. Dalam ketakutan akan kehilangan putrinya, Irish harus menghadapi kenyataan pahit dari masa lalunya yang kembali menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 7

Di dapur, Irish dan Jessi masih berbicara, tanpa menyadari bahwa Yunita sedang menguping di luar pintu.

"Jessi, aku benar-benar berterima kasih kamu telah merawat Vivi dan Nathan. Pekerjaanku sangat sibuk sekarang, maaf aku merepotkanmu." Irish berkata sambil membawa piring berisi potongan wortel.

“Merepotkan apa? aku sama sekali tidak merasa di repotkan!” Jessi tersenyum sambil mencicipi kuah sup daging yang di masaknya.

“Bekerja saja dengan tenang, aku akan merawat mereka.”

"Terima kasih banyak." Irish berhenti sejenak, memikirkan keadaan dirinya yang sedang tanpa pekerjaan. Dalam hati, dia merasa sangat berterima kasih pada Jessi.

Saat Irish datang ke sini hari ini, dia sudah mentransfer semua tabungannya ke kartu bank Jessi. Namun, meskipun begitu, jumlahnya masih kurang.

Jessi, saat memasak, memberitahunya bahwa uang itu telah dikembalikan.

"Gunakan uang itu untuk kebutuhanmu sendiri," kata Jessi dengan tulus.

Irish merasa, dengan sikap baik hati Jessi, bahwa temannya ini sangat mengerti situasinya, dan merasa beruntung memiliki sahabat seperti Jessi.

"Jessi, terima kasih lagi. Tapi kamu harus menerima uangnya. Untuk kekurangannya, aku berjanji akan membayarnya bulan depan..." Irish bersikeras.

“Baiklah, baiklah, jangan bicara tentang itu lagi!” Jessi menyela sambil menyajikan sup daging.

“Kita sudah berteman lama, dan kita berdua ini sahabat. Dan, sebagai ibu angkat Vivi dan Nathan, sudah seharusnya aku merawat mereka."

"Tapi..."

“Tidak ada kata ‘tapi’.” Jessi menatap serius. "Kamu terlalu sopan. Simpan saja biaya hidup mereka dan biaya taman kanak-kanak. Setelah kamu mendapatkan promosi dan menikah dengan pria tampan yang kaya, baru kembalikan padaku."

Melihat keseriusan Jessi, Irish hanya bisa tersenyum penuh rasa terima kasih, bertekad untuk segera mengembalikan uang itu setelah mendapatkan pekerjaan.

“Jangan dipikirkan lagi, ayo cicipi supnya.” Jessi menyerahkan sendok sup pada Irish dengan ceria.

Irish menyantap sup itu, berlebihan memuji, "Wow, sup ini luar biasa, kamu harus buka restoran!"

“Makan lebih banyak, kamu terlihat kurus belakangan ini!” Jessi tersenyum melihat temannya yang telah melalui banyak hal.

Irish dan Jessi mengobrol dengan riang di dapur, sementara semua percakapan mereka tak terhindarkan terdengar oleh Yunita yang menguping di luar.

Yunita mendengus, wajahnya menyiratkan ketidakpuasan.

“Tentu saja, Irish ini tidak akan membiarkan dirinya rugi. Tidak heran dia bisa menghabiskan uang untuk hadiah, ternyata semua biaya hidup anaknya, anakku yang tanggung!”

Tiba-tiba, Ellia muncul di samping Yunita dengan boneka Barbie di tangan.

“Nenek, sedang bermain petak umpet ya?”

Jessi dan Irish, yang mendengar suara itu, Keduanya melihat Yunita masih berdiri tak jauh dari mereka. Panik, Yunita langsung berdiri dan berteriak, “Aku mencari kain! Meja ini terlalu kotor, mana kainnya?!”

Ellia, dengan polos, berkata, “Nenek tadi berjongkok di sana, itu bukan sedang mencari kain!”

Jessi dan Irish langsung sadar bahwa Yunita baru saja menguping percakapan mereka.

Jessi tersenyum canggung.

"Irish, ibu mertuaku memang terkadang aneh. Maafkan aku!"

"Tentu saja, tidak apa-apa." Irish tersenyum, meski dalam hatinya merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi ini.

Namun, di dalam hatinya, Irish merasa kasihan pada temannya. Jessi sepertinya tertekan dengan sikap ibu mertuanya yang konservatif dan superior. Suaminya, Jeremy, juga tidak banyak membantu.

 

Di meja makan...

“Ayo, Ellia-ku, makan udang besar ini supaya kamu tumbuh tinggi!” Yunita meletakkan udang di piring Ellia.

“Ayo, daging kesukaan Vivi!” Jessi menyajikan daging asam manis untuk Vivi dan Nathan.

Tiba-tiba Yunita berkata, "Apakah Ellia-ku benar anak kandungmu? Tidakkah aneh merawat putri orang lain di depan putri sendiri?"

Suara rendah itu cukup terdengar, dan semua orang di meja makan mendengarnya.

Jeremy tetap diam, dia hanya makan dengan tenang. Jessi tersenyum canggung, mencoba mengabaikan kata-kata itu.

Irish merasa tidak nyaman. Apakah ibu mertua Jessi selalu memperlakukannya seperti ini? Mengapa Jessi tampaknya tidak tertekan? Selain itu, ibu mertuanya juga sepertinya tidak suka Vivi dan Nathan tinggal di sini. Apa yang harus dia lakukan?

Tanpa memberi kesempatan Irish untuk berpikir lebih lanjut, Yunita melanjutkan, “Irish, apakah kamu sudah membayar biaya hidup dan sekolah anak-anakmu? Pendapatan putraku tidak tinggi, dan dia harus merawat Ellia serta aku, kalau dia juga harus menanggung anakmu, matilah dia.”

Irish menggigit bibirnya. Semua pembicaraannya dengan Jessi tadi terdengar oleh Yunita. Dia merasa sedikit bersalah, meski tidak marah.

“Bu, aku akan segera mentransfer dana ke kartu bank Jessi,” kata Irish dengan tenang.

Yunita mengangguk puas.

“Baguslah kalau begitu, kamu tahukan biaya hidup itu mahal…”

“Bu, aku mengerti. Aku akan segera membayarnya.” Irish tersenyum, berjanji lagi.

Jessi ingin berbicara, tapi di tahan oleh Irish.

Jessi melihat ekspresi marah Irish dan merasa marah pula. Sejak kedatangannya di rumah ini, ibu mertuanya selalu memerintah dan menghakiminya. Bahkan ia tidak bisa membantu teman baiknya sendiri!

Ia menatap Jeremy, yang tampak tak peduli, dua hanya terus makan.

Suasana di meja makan menjadi tegang, dan Ellia, yang duduk dengan bonekanya, mulai menyadari suasana serius ini.

Tiba-tiba, Ellia berkata, "Nenek, aku ingin makan udang."

"Oke, nenek akan ambilkan!" Yunita berkata dengan cepat.

Namun, sebelum ia selesai, Jeremy memukul meja dengan keras, piring dan sumpit jatuh ke lantai.

“Nak, ada apa denganmu?” Yunita bertanya dengan cemas.

1
Ddek Aish
jangan sampai Irish pingsan pas peragaan busana karna liat Ethan
Ddek Aish
Irish kebanyakan ngelamun. tunjukkan kalau kamu serba bisa
Nurul Boed
masa kejayaan Irish alan Dimulai 🥰😍
Yunita aristya
jeng jeng jeng ....Ethan pasti ikut acara itu 🤭gimana ya reaksi nya
Maple latte
Typo tayhank, maksudnya Dion, tapi malah tulisnya Zayn 🤭
WOelan WoeLin
apakah tokoh Zayn disini ada 2🤔🤔🤔
Nurul Boed
Ethan pulang ayo pulangg...
Ddek Aish
elah Zayn Zayn di buta mata dan hati karena cinta tak terbalas
Nurul Boed
sedih banget sich kak
Ddek Aish
sadarlah Zayn dia hanya memanfaatkan kamu
Ddek Aish
jangan sampai hamil lagi Irish
Ddek Aish
jangan sampai jatuh cinta lagi sama Ethan
Ddek Aish
apa Zan berhasil menyabotase pekerjaan Irish
Ddek Aish
dasar nenek2 kepo
Ddek Aish
Zayn kau bodoh sekali di manfaatkan oleh Carisa bukalah matamu Zayn
Ddek Aish
mampus kau Ethan membuang berlian demi batu kali. diselingkuhi nggak sadar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!