Kill All Player
Dunia tiba-tiba berubah menjadi seperti permainan RPG.
Portal menuju dunia lain terbuka, mengeluarkan monster-monster mengerikan.
Sebagian manusia mendapatkan kekuatan luar biasa, mereka disebut sebagai Player, dengan skill, Rank, dan item magis.
Ketika portal pertama terbuka, militer berhasil menahan gelombang awal monster.
Tetapi kemudian, Player muncul, manusia yang tiba-tiba memiliki kekuatan di luar logika, mampu menghancurkan tank dengan satu pukulan, menghentikan peluru di udara, dan mengendalikan elemen sesuka hati.
Mereka sadar bahwa kekuatan mereka tidak tertandingi, dan tidak ada yang bisa menghentikan mereka.
Lalu, hari kejatuhan militer pun tiba.
Awalnya, Player bertarung di sisi manusia, membantu menutup Dungeon dan melawan monster.
Mereka dipuji sebagai pahlawan, karena membantu manusia melawan monster dan menaklukkan Dungeon yang muncul di berbagai tempat.
Tetapi, keserakahan mulai menguasai mereka.
Mereka berhenti menyelesaikan Dungeon karena muncul sebuah teori, jika Dungeon berhasil ditaklukkan, maka kekuatan mereka akan menghilang.
Mereka memutuskan hanya mengambil harta dari Dungeon dan membiarkannya tetap aktif, karena Dungeon akan mengalami Refresh setiap beberapa waktu.
Ini berarti monster akan terus bermunculan, tetapi juga memberikan peluang bagi mereka untuk terus mendapatkan sumber daya tanpa batas.
Dunia mulai berubah dan semakin banyak Player bangkit dengan kekuatan luar biasa, militer awalnya percaya bahwa mereka masih memiliki kendali.
Mereka mengira bahwa senjata, strategi, dan disiplin yang telah mereka latih selama bertahun-tahun cukup untuk menghadapi ancaman baru ini.
Mereka salah.
Di markas besar militer dunia, ribuan tentara bersenjata dan berkendaraan lengkap bersiap menghadapi para Player yang saat itu berjumlah ratusan
Komandan militer memberi perintah tembak, dan ratusan peluru melesat ke udara.
Namun, sebelum bisa mencapai target…
"Barrier."
Beberapa Player mengangkat tangannya, menciptakan perisai tak terlihat yang memantulkan semua peluru dan ledakan
Dalam sekejap, beberapa Player lain melompat ke udara dan mengayunkan pedang besar, menghasilkan gelombang energi yang membelah kendaraan lapis baja dalam satu serangan.
"Mereka bukan manusia… Mereka monster!" teriak salah satu tentara sebelum tubuhnya dihancurkan dalam sekejap.
Dalam kurang dari satu jam, militer dunia runtuh, dan para Player mengambil alih kekuasaan.
Tanpa ada yang berani menentang mereka, para Player akhirnya menguasai dunia.
Di Indonesia, keadaan tidak jauh berbeda.
Negara kehilangan kendali, sementara para Player membentuk Guild-Guild besar, mengambil alih pemerintahan dan menjadikan manusia biasa sebagai budak di tanah mereka sendiri.
Bahkan militer Indonesia pun tidak berkutik di hadapan mereka.
Kekuatan mereka yang melebihi batas manusia membuat perlawanan tampak mustahil.
Seiring berjalannya waktu, pemerintahan resmi menjadi tidak lebih dari boneka, sementara Guild-Guild besar menguasai setiap wilayah di Indonesia.
Mereka membagi-bagi kekuasaan, menetapkan hukum mereka sendiri, dan menetapkan sistem pajak kejam bagi manusia biasa yang tinggal di bawah kekuasaan mereka.
Mereka yang tidak mampu membayar akan dimusnahkan tanpa belas kasihan.
************************
Di pinggiran Jakarta, tersembunyi di antara hutan dan bukit, terdapat sebuah desa kecil bernama Desa Sukma.
Desa ini bukan desa besar atau kaya, tetapi masyarakatnya hidup rukun dan damai.
Mereka tidak memiliki Player di antara mereka, yang berarti mereka sepenuhnya bergantung pada diri sendiri untuk bertahan hidup.
Di desa itu, seorang pemuda bernama Rai Alden bocah 11 tahun tinggal bersama keluarganya yaitu ayah, ibu, dan kakak perempuannya, Liana.
Mereka hidup sederhana, mengandalkan hasil pertanian dan perdagangan kecil dengan desa-desa terdekat.
Meskipun dunia di luar telah menjadi neraka, mereka masih bisa merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan.
Namun, bayangan kehancuran sudah semakin dekat.
Setiap bulan, Desa Sukma harus membayar pajak kepada Guild Black Lotus, salah satu Guild terkuat yang menguasai wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Pajak itu berupa uang, hasil panen, dan terkadang manusia sebagai upeti wanita muda atau anak-anak yang dipilih untuk dijadikan budak atau hiburan para Player.
Bulan ini, Desa Sukma gagal membayar pajak.
Bencana yang selama ini mereka takuti akhirnya tiba.
Matahari baru saja terbenam ketika sebuah suara gemuruh terdengar di kejauhan.
Getaran langkah kaki berat memenuhi udara, menandakan kedatangan mereka.
Player telah datang.
Di pintu masuk desa, puluhan pria dan wanita berpakaian zirah hitam dengan simbol bunga teratai hitam di dada mereka berdiri dengan angkuh.
Mereka adalah anggota Black Lotus, salah satu Guild paling ditakuti di Indonesia.
Di antara mereka, berdiri tujuh Player kuat, dengan senyum sinis di wajah mereka.
Pemimpin mereka, seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut putih dan mata dingin, melangkah maju.
"Selamat malam, warga Desa Sukma," Suaranya dalam dan tenang, namun mengandung ancaman yang tak terbantahkan.
"Kami datang untuk menagih pajak bulanan kalian, mana bayarannya?"
Kepala desa, seorang pria tua dengan tubuh kurus bernama Pak Wirya, melangkah maju dengan gemetar.
"M-maafkan kami tuan, tahun ini hasil panen buruk… kami tidak memiliki cukup untuk membayar pajak yang diminta, beri kami waktu tambahan, kami akan..."
Bugh!
Player itu menendang dada Pak Wirya dengan santai, membuat pria tua itu terlempar beberapa meter dan jatuh ke tanah dengan batuk berdarah.
Suara tertawa dari para Player menggema di udara.
"Waktu tambahan? Hahaha… Kau pikir kami ini bank yang memberikan pinjaman?"
Player mendekat dan menekan kakinya ke dada Pak Wirya yang masih terbaring di tanah.
"Kalau tidak bisa membayar, maka kami akan mengambil sesuatu yang lain"
Dia menoleh ke bawahannya.
"Habisi semua laki-laki dan sisakan para wanita untuk dijadikan budak seks."
Teror pun dimulai.
****************************
Raungan ketakutan dan kesakitan mulai memenuhi udara.
Para Player mulai membantai warga desa, menebas, membakar, dan menghancurkan segalanya.
Orang-orang berlari menyelamatkan diri, tetapi tidak ada tempat untuk bersembunyi.
Di dalam rumah mereka, keluarga Rai menyadari bahwa mereka tidak akan selamat.
Namun, mereka ingin memastikan Rai tetap hidup.
"Rai, cepat sembunyi di dalam lemari!" perintah ayahnya dengan suara panik.
"Tapi, Pak..."
"TIDAK ADA WAKTU! Cepat!"
"Kak Liana, aku takut…"
Liana berlutut, menggenggam tangan Rai dengan lembut, meskipun air mata menggenang di matanya.
"Jangan takut, Dik… Kakak akan selalu bersamamu."
Dia tersenyum lembut sebelum mendorongnya masuk ke dalam lemari dan menutup pintunya perlahan.
BRAK!
Pintu rumah mereka dijebol sepertinya hanya dengan satu tendangan
Enam Player masuk, lima pria dan satu wanita.
Mata mereka penuh keserakahan dan keganasan, melihat keluarga Rai bagaikan hewan buruan.
Salah satu Player, seorang pria besar dengan kepalan tangan yang berlumuran darah, menyeringai.
"Jadi, ini salah satu keluarga yang tidak membayar pajak?"
Player wanita yang berdiri di sampingnya tertawa kecil.
"Aku ingin yang wanita, yang laki-laki buang saja, Hehehe" kata pria dengan rambut merah berpenampilan seperti penyihir
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments