Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
" kamu sudah sampai son? " seorang pria paruh baya yang masih terlihat begitu gagah dan tampan, bertanya pada Ray saat pria itu melangkah memasuki ruang keluarga ma Sion mewah milik kedua orang tuanya.
" Thomas matheo,atau sering di sapa tuan matheo itu menyapa putra semata wayangnya yang baru tiba di negara kelahirannya.
" Ada apa papi meminta ku kembali secara mendadak seperti ini?,pekerjaan ku masih sangat menumpuk" Ray saat di kediaman kedua orang tuanya lebih sering menggunakan bahasa Indonesia, karena sang ibu berdarah Indonesia dan mereka masih memiliki beberapa keluarga di negara tropis itu, sehingga sang ibu mengajarkan sang anak berbahasa Indonesia.
" Bukan papi,tapi mami mu, pekerjaan apa lagi? Bukan kah semuanya kau serahkan pada Dave? Papi lihat dia yang paling sibuk di perusahaan mu,papi harap kamu tidak mengingkari janji mu bahwa ini adalah misi terakhir,ingat papi mengizinkan itu karena yang kamu tangani adalah orang yang menyakiti sepupu mami mu" tuan matheo menjawab santai pertanyaan putra nya,namun beliau mengingatkan perjanjian mereka,pria paruh baya itu kembali fokus pada layar tv nya yang tengah menunjukkan berita bisnis luar negeri.
" Dimana mami?" karena terlalu penasaran, sehingga Ray dengan segera bertanya keberadaan sang mami,ia juga ingin bertanya beberapa hal tentang seseorang yang dikatakan sepupu dari maminya.
" Sedang keluar dengan calon menantu nya" tuan matheo menjawab santai.
" Calon menantu?" Ray bertanya dengan nada heran, keningnya berkerut,dia putra tunggal kedua orang tuanya, lalu yang di maksud calon menantu orang tuanya itu siapa? Sedangkan istrinya saja masih berada di villa pribadi nya.
Ah mengingat kata istri, tiba-tiba saja Ray merasa ada sebagian dari perasaan nya terasa kosong dan hampa,ia merasa sangat ingin melihat dan menyentuh istrinya.
' Shit...aku pasti sudah gila,baru dua hari aku ga liat dia,kok semuanya terasa sepi,Ray menggeleng demi menghilangkan bayangan Ele yang menangis saat ia tinggal kemarin.
" Aku ke atas ya Pi,gerah" Ray pamit pada papinya ,ia ingin ke kamarnya untuk mandi agar tubuhnya lebih segar, pikiran nya berputar memikirkan banyak hal.
Sampai di kamarnya,Ray langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan dan menyegarkan tubuh nya,ia memutuskan untuk berendam sesaat,seraya menunggu sang mami pulang.
Beberapa menit kemudian Ray sudah selesai,ia menuju ruang ganti,memilih memakai pakaian santai,Ray tak berencana keluar rumah,ia akan beristirahat di mansion.
Ray meraih ponselnya, membuka galeri foto yang terdapat beberapa foto Ele yang ia ambil secara diam-diam, bibirnya tersenyum tipis,Ray menggeleng mengingat dirinya yang begitu mudah jatuh cinta pada Ele, bahkan ia tak mampu menahan dirinya agar tak menyentuh Ele saat melihat wanita itu.
Ya Ray sudah menyadari dan mengakui kekalahan nya,ia telah begitu dalam jatuh pada pesona Aurora Zelena,bahkan sejak pertama mereka bertemu,saat ia belum pernah melihat wajah wanita itu,matanya saja sudah membuat seorang Raymond matheo tak tenang, bahkan sampai satu tahun kemudian ia masih mengingat mata indah itu.
' aku memang belum tau tujuan mu membuat ku menikahi mu,tapi aku tidak pernah menyesali nya,dan aku mengaku aku kalah Aurora,aku telah tenggelam dalam pesona mu' ucap Ray pada foto Ele,seakan saat ini Ele berada di depan nya.
Pintu kamar di ketuk, menyadarkan tau dari lamunan nya, karena memikirkan sang istri.
To tok tok...
" Tuan muda,di tunggu di meja makan,tuan sama nyonya ingin makan malam bersama,ada mbak Risa juga" seorang pembantu paling lama berbicara menghampiri Ray di kamarnya.
" Ia bi,sebentar" jawab Ray dengan suara sedikit keras, setengah berteriak.
Ray keluar dari kamar nya,ia terlihat begitu gagah dan tampan,dengan kaos putih dan celana santai sebatas lutut,pakaian yang selalu ia gunakan saat dirumah, Clarissa tersenyum saat melihat kedatangan pria pujaan nya.
" good evening dear..how are you ?( malam sayang..apa kabarmu?" Clarissa langsung bangun dari duduknya menyambut kedatangan Ray,ia bahkan menghambur memeluk erat tubuh kekar Ray dan mencium pipi pria tampan itu tanpa merasa sungkan.
Refleks Ray mendorong cepat tubuh Clarissa,wanita yang notabene nya masih ber status sebagai kekasih nya.
" Sorry" ucap Clarissa lirih.
Ray hanya mengangguk pelan, langkahnya menuju sang mami,memeluk wanita cinta pertama nya itu dan mengecup kedua pipi dan kening sang mama,tak lupa Ray meraih tangan sang mami dan mengecup takzim punggung tangan nya.
Hal itu membuat kedua orang tuanya sedikit terkejut dan shock,itu bukan kebiasaan putra mereka,Ray di besarkan hampir sepenuhnya di negara eropa, yang pastinya tak mengenal yang namanya menyalami takzim yang lebih tua.
" Kamu apa kabar boy? mami kangen sekali dengan kamu,mami kira kamu sudah melupakan orang tua mu" mami Clara berucap dengan nada sedikit merajuk.
Ray tersenyum tipis,ia menatap penuh kasih wajah sang mami" akhir-akhir ini aku terlalu sibuk mi,banyak yang masih harus aku selesaikan" ucap Ray menyampaikan alasan nya.
" Duduk lah,kita makan dulu,nanti kita lanjutkan lagi mengobrol nya,kau tidak ada rencana ke suatu tempat malam ini kan son? Ada beberapa hal penting yang harus kita bicarakan " tuan matheo memberikan instruksi.
" Ayo kita makan,kamu duduk di samping Rissa " mami Clara terlihat begitu bersemangat.
" Aku disini saja mi" tolak Ray singkat.
" Oh..ya sudah" mami Clara menatap sesaat pada Clarissa yang terlihat murung.
Semuanya diam menikmati makan malam dengan tenang,tak ada yang memulai bicara,namun ketenangan itu tiba-tiba menjadi suasana kaku saat tiba-tiba mami Clara bertanya pada Ray.
" Leher kamu kenapa son? Seperti bekas gigitan,ini tangan kamu juga" tanya mami Clara serius.
Tuan Thomas matheo langsung melihat arah leher sang putra dan beralih ke tangan nya,hal yang sama juga dilakukan oleh Clarissa, sedangkan Ray terlihat begitu tenang,tangan nya terangkat mengusap leher nya yang terdapat bekas gigitan,ia tersenyum tipis.
" Ini bukan apa-apa" jawab nya tenang,tak sedikitpun ia menunjukkan kegugupan,hanya sebuah senyuman tipis.
' Kamu meninggalkan jejak yang begitu indah dan terlihat sayang..' batik Ray kembali membayangkan wajah cantik sang istri.
" Itu yang membuat kamu sibuk? dengan wanita mana kamu menghabiskan malam mu Hem? " tanya tuan Thomas tegas.
Tinggal di negara eropa yang di kenal sebagai negara bebas,tak berarti membuat keluarga matheo membiarkan putra satu-satunya mereka bebas melakukan seks bebas dengan wanita di luaran sana,sang mami masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang lebih bermoral dalam kehidupan.
