NovelToon NovelToon
Two Years As Mrs. Jang

Two Years As Mrs. Jang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: Oliviahae

Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.

Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.

Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.

Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.

Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan yang Terkunci

Angin sore di bukit perburuan membawa aroma tanah kering dan ilalang yang menguning. Para istri dan pendamping telah dibekali busur serta anak panah oleh para penjaga Jang Ki Young, dan suasana awalnya tampak seperti kegiatan santai yang hanya perlu dijalani demi formalitas.

Namun di antara rombongan besar itu, Jin Hwa menatap lebih jauh ke arah hutan. Ada sesuatu pada ketenangan wajahnya yang terlihat tidak pada tempatnya, terlalu datar, terlalu siap.

“Target pertama adalah kelinci,” umum seorang penjaga.

"Target pertama tidak mengharuskan kita memburu kelinci, tapi buruan paling kecilnya adalah kelinci" jelas Choi Da Hee

"Maksudnya?" Raju mengernyit

"Maksudnya, kalau kamu bisa menangkap buruan besar. Kamu lebih dihargai dan kalau beruntung bisa dipuji oleh Ki Young Oppa" Min Seo Rin tidak sabar

"Tahun lalu Madam Jang berhasil mendapatkan rusa, hebat sekali" ujar Han Eun Bi kagum

"Hanya mengenai kakinya saja" sarkas Min Seo Rin

"Aku memang tidak begitu ahli" Choi Da Hee merendah

“Dan kalau bisa, jangan sampai ada drama,” bisik Min Seo Rin pada Raju sambil menghela napas.

Wajah Min Seo Rin setengah ketakutan setengah kesal. Tahun lalu, dia dimarahi Ki Young karena pura-pura lelah dan mengganggu konsentrasi yang lain. Meskipun ingin Raju melakukan hal yang sama agar dimarahi, tapi Seo Rin tidak siap jika melihat reaksi Jang Ki Young nantinya justru berbeda pada Raju Kim, takut kalau Ki Young malah memperhatikan Raju Kim lebih banyak.

Raju hanya mengangguk kecil. Ki Young berdiri beberapa meter di belakang mereka, sengaja menjaga jarak untuk mengamati. Tatapannya sesekali bergerak dari Raju ke seluruh penjaga, mencatat setiap gerakan yang terasa tidak sesuai ritme.

Woo Jin yang berdiri di sampingnya menggumam, “Ada yang aneh dengan penjaga itu.” Ia menunjuk pria yang sejak tadi tidak pernah menatap siapa pun, hanya rerumputan panjang.

Ki Young tidak menjawab. Matanya menyipit.

Dan benar saja,

Saat rombongan terpecah menjadi kelompok kecil untuk memulai memanah, Jin Hwa perlahan bergerak mendekati Han Eun Bi dan Baek Yu Mi.

“Di sana ada jejak rusa,” kata Jin Hwa lembut. Dia tahu ada ambisi dari wanita itu untuk membuat Ki Young terkesan, “Kita bertiga ke arah itu saja. Lebih aman.”

Eun Bi mengangguk polos, Yu Mi mengikuti tanpa curiga. Hanya Raju yang sempat melihat sekelebat senyum tipis di sudut bibir Jin Hwa.

'Apa Jin Hwa memang punya senyum yang khas selama ini ?. Tapi Eun Bi yang polos saja tidak terganggu, mungkin memang begitu. Tapi Senyumnya bukan senyum biasa, melainkan dingin… seperti rencana'

Raju membiarkannya saja, dia tidak mau terlalu mencampuri urusan wanita yang sudah lebih dulu ada di sisi Jang Ki Young.

Saat Raju hendak menyusul Da Hee untuk memeriksa arah angin, tiba-tiba...

Thuk....

Suara samar benda jatuh.

Raju menoleh cepat.

Eun Chae tergeletak di antara ilalang, tubuhnya lemas. Suara napasnya masih ada, tapi sangat pelan. Jin Hwa berdiri tak jauh dari sana, wajahnya disetel seolah panik.

“Ke Ke kenapa dia pingsan?” tanya Jin Hwa, menurunkan busurnya.

Tapi Raju tidak membeli drama itu. Ada jejak kecil lubang jarum halus di leher Eun Chae.

Itu bukan kelelahan atau syok, Itu seperti obat penenang dosis kecil yang masuk dari sebuah jarum.

Raju mengangkat pandangannya. Di balik ilalang, salah satu penjaga menghindari tatapannya. Gerakannya terlampau cepat untuk seseorang yang seharusnya hanya menjadi pengawal.

Penyusup....

Seketika itu, teriakan kecil Seo Rin terdengar dari arah samping ilalang.

“Ada yang jatuh lagi! Yu Mi pingsan!”

Satu per satu istri dan pendamping tersungkur, tak mampu melawan. Ilalang yang tinggi membuat Ki Young dan Woo Jin sulit melihat kondisi rombongan dari kejauhan.

Raju menggenggam busurnya lebih erat, saat ia tahu Jin Hwa sudah tidak ada disana. Ia mendengar suara penjaga yang memberitahu bahwa wanita lain jatuh satu-persatu. Dadanya terasa memburu, bukan takut tetapi seolah bukan hal baru baginya.

Jin Hwa mendekat, langkahnya tenang.

“Sepertinya tinggal kita berdua yang masih sadar,” katanya pelan.

Nadanya lembut, tapi ada ancaman tipis di baliknya.

Raju mundur sepersekian langkah, dan tepat saat itu, letusan tembakan terdengar dari arah barat.

BRAK!

Kilatan itu memecah ketenangan bukit. Tembakan Ki Young terhadap penyusup. Raju memejamkan mata, jantungnya berdegup keras dan cepat. Suara itu, suara tembakan, seperti memukul pintu terkunci dalam kepalanya. Ditambah lagi dengan beberapa penyusup yang tumbang ada yang mengeluarkan darah.

Seketika, kilasan samar muncul:

Gelap.

Suara wanita mengerang. Seseorang menarik pelatuk tepat di samping telinganya.

Suara ibunya? Atau… suara lain yang tak mampu ia ingat sepenuhnya.

Raju mencengkeram busurnya. Tangan yang biasanya gemetar berubah stabil. Nafasnya teratur. Gerakannya menjadi jauh lebih cepat dari sebelumnya, seolah tubuhnya mengingat sesuatu yang kepalanya tidak.

Jin Hwa memperhatikan perubahan itu.

“Oh,” gumam Jin Hwa, tersenyum kecil. “Ternyata kau bukan kelinci paling lemah.”

Jin Hwa melompat ke arah Raju, mencoba merebut busurnya. Tapi Raju bergerak lebih cepat, memutar tubuh dan melepaskan pukulan tepat ke pergelangan tangan Jin Hwa hingga lawannya terdorong mundur.

“Huh….” Jin Hwa memijit pergelangan tangannya. “Tidak buruk.”

Di balik ilalang, penyusup yang tadi menjatuhkan para pendamping bergerak pelan, mencoba mendekati Raju dari belakang dengan pisau kecil.

Namun sebelum dia mencapai jarak satu meter, Raju memutar tubuh dan menendang lutut penyusup itu hingga terdengar bunyi keras.

KRAK.

Pria itu tumbang dengan ringisan tertahan.

Ki Young yang baru menerobos ilalang terbelalak.

Ia melihat dua hal sekaligus:

— Jin Hwa yang bersiap menyerang Raju

— Raju yang menjatuhkan penyusup tanpa ragu, gerakannya cepat, tepat, dan terlatih

“Raju!” teriak Ki Young.

Tapi Raju tidak menoleh.

Sebuah ingatan samar kembali muncul,Tangan seseorang memaksanya memegang senjata.

Suara dingin “Jangan pernah biarkan musuh bernapas dua kali.”

Jin Hwa kembali menyerang, mencoba memukul pelipis Raju. Raju menghindar dengan gerakan refleks seperti telah mempelajari hal itu sepanjang hidupnya.

Jin Hwa tertawa pelan.

“Ternyata kau lebih menyenangkan daripada rumor.”

Raju menembakkan panah bukan ke tubuh Jin Hwa, melainkan tepat ke tanah di depannya, memaksa Jin Hwa melompat mundur.

Ki Young akhirnya tiba di antara mereka, menarik tubuh Raju ke dalam pelukannya, memeriksa keadaan para istri yang pingsan.

“Jin Hwa…” suara Ki Young rendah, nyaris menyeramkan. “Berani sekali kau melakukan ini di bawah pengawasanku.”

Jin Hwa hanya tersenyum tipis, memiringkan kepala. “Anggap saja… percobaan kecil, Ki Young-ah.”

Ki Young menggertakkan gigi, tapi ia tidak menghampiri Jin Hwa. Ia melihat Raju, wajahnya, tatapannya, dan cara ia memegang busur.

Sesuatu berubah.

Sesuatu yang tidak seharusnya Raju miliki.

“Siapa sebenarnya kau…?” bisik Ki Young pada dirinya sendiri.

Raju hanya berdiri terpaku, napasnya berat, kepala berputar sedikit, seolah dunia bergetar di sekelilingnya.

Dan di kejauhan, Jin Hwa menyeringai samar.

“Permainan baru saja dimulai.”

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!