kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Denis cuma bisa tertunduk lesu ,dia tidak berani menatap Brian yang ada di hadapannya, sementara gatot hanya bisa menelan ludah, dia berpikir kalau Denis di pecat dia juga akan ikut bersamanya.
sambil tertunduk Denis berkata " Tuan Axel .. maaf saya telah lalai mengemban tugas ini ."
Brian Tersenyum tipis " kalau kamu mengerti baguslah.. aku beri kamu satu kesempatan lagi !"
Denis mendongak ,dia tersenyum " Terima kasih Tuan Axel , saya akan melakukan yang terbaik untuk kesempatan ini !"
Brian kemudian menatap Anisa , dia bertanya " Anisa Resume kerja kamu yang di tolak Axel Corporation ada kan ?"
Anisa yang masih linglung ,kaget karena mendadak mendapat pertanyaan dari Brian " eh... a..ada !"
" biar aku lihat , kemarikan !" Brian menengadahkan tangannya meminta berkas Resume Anisa.
Anisa membuka tasnya dan memberikan Map yang berisi Resume dirinya pada Brian, Brian tidak melihatnya malah langsung memberikannya pada Denis.
" lihatlah.. !" perintah Brian pada Denis ,memberikan Map Anisa.
Denis menerimanya dan langsung melihat - lihat Resume Anisa, Denis tercengang karena di situ tertulis Bahwa Anisa merupakan salah satu lulusan terbaik di universitasnya, apa lagi dia memiliki gelar s2.
" bagaimana..? ,apakah lulusan terbaik seperti dia tidak layak di Axel Corporation?, sampai - sampai dia di tolak mentah - mentah dan di seret keluar oleh security . kalian menilai karyawan dari segi apa ?!" Brian berkata dengan sinis.
Denis menatap Anisa " Nona .. siapa yang berani menolak anda ,tolong beri tahu saya !"
Denis benar - benar kalut ,ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, baru saja dia bisa bernapas lega, di tambah masalah baru lagi.
Anisa ragu - ragu menjawab pertanyaan Denis, dia menatap Brian, Brian mengangguk , kemudian Anisa berkata " Tu ..Tuan Denis, sebenarnya saya pagi tadi mendaftar di Axel Corporation, tetapi saat saya menunggu di lobi malah di usir keluar oleh Dalop Dangton !"
Denis menghela napas kasar " bajingan itu..!!, Nona Anisa tenang saja, saya akan memecat Dangton ,dan anda bisa bekerja di Axel corporation untuk menggantikan Dangton !"
Anisa tidak tahu harus berkata apa, perasaannya campur aduk ,antara senang dan khawatir, pasalnya Dangton pasti akan mengganggu Anisa lagi, jika dia tahu bahwa Anisa menemui Denis secara langsung.
Brian yang melihat ke khawatiran Anisa Berkata " kamu tenang saja , Dangton tidak akan berani mengganggu kamu lagi, jika dia berani melakukan hal itu, aku sendiri yang akan mengurusnya, jadi terimalah pekerjaan itu, kamu ingin membuat ibu Aisyah bahagia bukan ?!"
Anisa meneteskan air mata, kemudian dia memeluk Brian " Terima kasih Brian.. walaupun kita baru kenal ,kamu selalu membantuku , aku tidak akan menyia - nyiakan kesempatan ini !"
Brian mengangguk, Dia melepaskan pelukan Anisa dan menghapus air matanya " kerja keraslah.. agar mimpimu menjadi kenyataan, aku yakin kelak kamu akan menjadi wanita yang hebat !"
Brian berhenti sebentar ,dia melirik Denis kemudian melanjutkan ucapannya " Denis Renovasi panti ini !, Buat agar tempat ini nyaman untuk anak - anak, dan aku ingin kamu membangun sekolah dasar di dekat sini agar mereka bisa belajar, aku akan mentranfer uangnya nanti !"
" baik Tuan Axel... saya akan mancari kontraktor bangunan untuk panti ini !" Denis menjawab dengan yakin.
setelah semuanya selesai di bicarakan Denis dan gatot pergi meninggalkan mereka.
di dalam mobil Denis mengelap keringat di dahinya dan bergumam " benar - benar bikin tegang, Si Dalton awas saja kamu, sudah ku berikan posisi enak ,tetapi kamu malah mau melemparkan aku ke jurang !" Denis mengepalkan tinju karena geram.
gatot menimpali " bos.. aku lihat bos besar begitu muda, apa dia salah satu pewaris keluarga kaya ?, makanya dia memiliki aset yang begitu banyak ?!"
" Dia bukan pewaris keluarga kaya, Tuan Axel Brian merintis karirnya dari bawah dengan kak Martin, dia dulu orang yang tidak punya, sekolah saja kata kak Martin hanya lulusan sekolah Dasar !" Denis berbicara dengan bangga.
" astaga hanya lulusan sekolah Dasar tetapi bisa menjadi seperti itu ?, aku yang lulusan s1 saja hanya jadi asisten bos Denis ." gatot berbicara dengan miris.
Denis mencibir " makanya kerja yang bener, kita beruntung karena Tuan Axel mendirikan perusahaan .kalau tidak entah bagaimana nasib kita !"
gatot menggangguk setuju, pasalnya tidak banyak perusahaan yang langsung berkembang pesat dan memiliki banyak lowongan pekerjaan.
Axel Capital induk dari Axel Corporation merupakan perusahaan yang di gadang - gadang akan mampu bersaing dengan perusahaan asing, menurut media - media lokal yang memberitakannya.
tetapi itu juga bukan hanya isapan jempol belaka, faktanya dalam kurun waktu Dua tahun Axel Capital sudah merajai pasar modal di pulau jawa, di tambah lagi dengan berdirinya Axel Corporation bukan tidak mungkin akan menjunjung lebih tinggi citra perusahaan tersebut.
setelah kepergian Denis dan asistennya, Anisa dan Brian berbincang - bincang, mereka berdua di temani bu Aisyah yang sengaja di panggil membahas rencana pembangunan panti.
Bu Aisyah bersujud di tanah, air matanya bercucuran membasahi pipi , karena bahagia " Terima kasih Tuan Brian, saya mewakili anak - anak sungguh berterima kasih pada anda ."
Brian buru - buru membangunkan bu Aisyah " tidak usah seperti ini bu.. , bukankah kita manusia harus saling berbagi ?, anggap saja ini Rizki dari tuhan untuk kalian ."
Anisa yang di samping Brian ,semakin kagum dengan Brian, sudah kaya ,baik , tidak sombong dan ganteng, Anisa menatap Brian lekat - lekat ,pikirannya berfantasi kemana - mana, dia pikir Brian adalah lelaki yang semputna untuk menjadi seorang suami.
Bu aisyah kembali berbicara dengan mengusap air matanya " tuan Brian .. maukah anda makan malam di sini, walaupun hidangan kami sederhana, suatu kehormatan jika anda mau makan malam di sini."
Anisa menimpali " kamu maukan Brian ?"
Anisa berharap Brian mau menerima ajakan itu, karena entah mengapa dia ingin selalu bersama dengannya.
Brian menggelengkan kepalanya " maaf .. Bu Aisyah , Anisa.. aku harus mengurus sesuatu, aku janji lain kali pasti aku akan ikut makan bersama kalian ,sekali lagi maaf.. "
Bu Aisyah menjawab dengan tersenyum " Tidak perlu meminta maaf Tuan Brian, saya tahu anda orang yang sibuk, tetapi seharian ini anda telah menemani Anisa dan anak - anak itu suatu berkah bagi kami ."
Anisa yang mendengar ucapan Brian menolak ajakan bu panti, raut wajahnya terlihat kecewa , tetapi dia mencoba untuk tetap tersenyum agar Brian Tidak merasa bersalah.
Brian berpamitan pada mereka, Anisa ,bu panti dan anak - anak mengantar sampai di taksi online yang Brian pesan.
Saat mobil melaju mereka melambaikan tangannya ke arah Brian, Brian yang melihat itu melongok dari jendela mobil dan melakukan hal yang sama seperti mereka.
sopir bertanya " kita mau kemana mas ?"
" carikan Aku hotel !" Brian menjawab dengan acuh.
sopir mengangguk mengerti, dia tidak bertanya lagi , hingga mobil sampai di parkiran Marwah Hotel.