Arabella seorang gadis yatim-piatu yang tinggal bersama bibi nya yang jahat dan serakah.
Ara di jual oleh bibi nya kepada bos Mafia yang terkenal sangat kejam dan juga sadis.
bagai manakan nasip ara selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Siska membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan mata yang menatap ke langit-langit kamar.
" tidak, Tuan Albert tidak boleh jatuh hati pada wanita itu, aku harus membuat Tuan Albert membenci Ara, tapi bagaimana caranya" gumam Siska sambil memikirkan cara agar Tuan Albert membenci Ara.
" Ayo Siska berpikir, Kau pasti bisa menyingkirkan wanita itu dari mansion ini" ucapnya lagi memikirkan ide untuk menyingkirkan Ara.
***
Di Pagi harinya, setelah selesai melaksanakan kewajiban dua rakaatnya, Ara lalu melangkah menuju dapur menghampiri Bu Surti serta dua pelayan lainnya yang Tengah sibuk di dapur.
" selamat pagi non, mau masak apa hari ini untuk tuan?" tanya bik Surti.
cara membuka lemari pendingin dan ia menemukan sayur kangkung.
" aku masak cah kangkung aja bik"
" apapun yang non masak, bibik yakin pasti tuan akan memakannya dengan lahap "
" ah bibik bisa aja"
Mereka masak sambil mengobrol, mereka tidak menyadari kalau sejak tadi Siska tengah memperhatikan mereka dengan senyum jahatnya,
Siska pun masuk kedalam dapur.
" kalian ini mau masak, apa mau ngerumpi hah? cepat masak" bentak Siska dengan kasar.
Ara dan para pelayan lainnya pun kompak mengguk, sementara Siska duduk di sebuah kursi sambil memainkan ponselnya.
" aku akan mengawasi kalian, agar kalian tidak makan gaji buta" ucap Siska ketus.
hidung Siska bergerak-gerak saat Ara memulai menumis perbawangan, ia mengusap perutnya yang meronta, sama dengan halnya Albert, Siska pun sangat menyukai masakan Ara yang nikmat serta lezat.
Siska tersenyum saat Ara memasukkan cah kangkung ke dalam mangkuk.
" sini biar aku aja yang membawa ke depan dan kamu bawa menu yang lainnya" ucap Siska yang langsung merebut piring di tangan Ara.
" Kenapa kalian malah bengong sana hidangkan semua menu yang kalian masak ini kemeja makan" bentuk Siska.
Ara Bi Surti serta dua pelayan lainnya pun mengganggu lalu membawa beberapa menu kemeja makan.
sebuah senyum sinis terbit di bibir Siska, Siska mencicipi cah kangkung buatan Ara.
"shit! Kenapa masakan wanita itu selalu enak?" kesalnya, lalu bergegas ia meraih garam dan memasukkannya ke dalam masakan Ara, Iya mengaduknya dan sesekali menoleh ke arah pintu.
" perfect " ucapnya yang kemudian meletakkan mangkuk itu di atas meja yang ada di dapur.
saat Ara kembali ke dalam dapur, Siska meminta arah untuk membawa mangkuk berisi cah kangkung itu kemeja makan.
" bawa ini keluar, dan aku akan memanggil tuan" ucapnya lagi yang merasa kesal karena Ara hanya diam saja.
arah hanya bisa menurut sementara Hilda bergegas menghampiri Albert yang tengah duduk di sofa ruang tengah.
" Ayo Jon, kita sarapan terlebih dahulu, setelah ini kau harus menemaniku menemui seseorang" ajak Albert.
Siska pun tersenyum saat Albert dan John melangkah menuju meja makan.
"Aaaa.... aku sudah tidak sabar melihat Tuan memarahi Ara, pasti ini akan sangat menyenangkan" batin Siska.
saat Alphard sudah duduk di meja makan Ara bergegas memasukkan nasi serta lauk pauk di dalam piring untuk suaminya.
" di mana masakanmu?"
" ada Tuan Pagi ini aku masak cah kangkung" jawab Ara yang lalu memarahi cah kangkung buatannya.
"yess!.. habis lah kau Ara" batin Siska yang terus melihat ke arah Albert.
" satu.. dua.. tiga.. "hitung Siska dalam hati saat Albert memasukkan cah kangkung itu kedalam mulutnya.
"Loh, kok reaksi tuan biasa aja sih? " batin Siska merasa heran saat melihat tuannya makan dengan lahap.
"Siska" Panggil Albert.
Siska langsung menelan salivanya dengan kasar, ia merasa takut kalau ulahnya tadi ketahuan oleh Albert.
"i-iya tuan"
" cek pengiriman kita hari ini, Pastikan semuanya sudah siap"
" baik tuan" jawab Siska merasa lega.
setelah sarapan Albert melangkah pergi diikuti oleh John. Sedangkan Siska Yang penasaran mengikuti arah yang membawa cah kangkung itu kembali ke belakang.
setelah Ara pergi Ia memasukkan cah kangkung itu ke dalam mulutnya, matanya membulat Ia pun terbatuk, lalu ia langsung meneguk segelas air putih.
" shit! bisa-bisanya Tuan bersikap biasa-biasa saja saat memakan cah kangkung ini" kesal Siska yang bergegas meneguk segelas air putih lagi.
" ini sungguh sangat asin, rasanya seperti makan garam 1 kilo" gumam Siska yang langsung pergi meninggalkan dapur.
***
"John berikan aku air minum" pinta Albert.
John lalu meraih sebotol air mineral dashboard mobil, kemudian memberikannya kepada sang tuan.
" Apa Anda baik-baik saja tuan?"
" Entahlah John, Apa kau pernah makan cah kangkung?"
" pernah Tuan Ibuku dulu seringkali menyuguhkan sayuran itu" jawab John.
" lalu apa rasanya? Apakah asin?"
John menggeleng.
" rasanya enak Tuan, meski menu sederhana aku dan adikku menyukainya, Memangnya kenapa tuan?"
" lidahku sangat asin John, Ini semua karena aku memakan cah kangkung yang dimasak Ara, Tapi aku berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja, karena aku tidak ingin dia tersinggung, Apalagi aku melihatnya keluar dari kamarnya sejak subuh hanya untuk memasak" ucap Albert yang kembali meneguk air mineral yang diberikan John tadi sampai habis.
sebuah senyum tipis pun terbit di bibir John.
" apa sekarang Tuan sudah mulai membuka hati untuk Ara?" tanya John penasaran.
" Aku tidak mengerti dengan apa yang kau tanyakan, aku tidak mencintainya John, Mana mungkin aku mencintainya, dia itu hanyalah seorang budak dan aku bahkan sudah memintanya untuk pergi dari Mansion, tapi dia menolaknya" ucap Albert sambil memandang lurus ke arah luar jendela mobil.
" tapi dari perlakuan tuan, aku yakin sekali Jika saat ini Ara mulai mengisi hati tuan, lagi pula dia wanita yang baik, Tuan belum tentu bisa mendapatkan wanita sebaik dia di luar sana, yang cantik banyak tuan, tapi yang solehah bisa menjaga pandangan ,sopan dan lemah lembut Ara itu jarang" tutur John.
Albert mengalihkan tatapannya ke arah John dan menatap John dengan tatapan tajam.
" kau sepertinya sudah sangat mengenal Ara, katakan apa saja yang kalian lakukan di mansion saat aku tidak ada" tanya Albert penuh curiga.
John pun terkejut dengan apa yang dituduhkan oleh tuannya itu.
" Memangnya apa yang akan kami lakukan tuan? apa Tuan pikir aku akan menyentuhnya? aku mana berani melakukan hal itu tuan, karena jika aku melakukan itu tuan pasti akan menghabisiku"
" lagi pula Ara wanita terhormat, dia tidak akan mau disentuh olehku yang wajahnya pas-pasan ini, sementara tuan yang memiliki wajah tampan menawan saja dia tolaknya, bukan? Tuan harus menikahinya dulu baru Ia mau melayani tuan" ucap John panjang lebar.
kedua bahu Albert nampak terangkat saat ia menghela nafas kasar, Ara memang wanita yang berbeda, tapi entahlah. hingga saat ini ia yakin Jika ia tidak mencintai Ara.
" Bagaimana ceritanya kau bisa mendapatkan wanita itu?" tanya Albert penasaran.
John menghela nafas terlebih dahulu sebelum menceritakannya.
" beberapa minggu yang lalu...." ucap John yang menceritakan semuanya pada Albert.
.
.