Aisyah, seorang istri yang selalu hidup dalam tekanan dari mertuanya, kini menghadapi tuduhan lebih menyakitkan—ia disebut mandul dan dianggap tak bisa memiliki keturunan.
mampukah aisyah menghadapi ini semua..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali ke kenyataan
Setelah mereka beberapa hari menikmati honeymoon yang penuh kebahagiaan, Aisyah dan Farhan akhirnya harus kembali ke rumah. Perjalanan pulang terasa lebih ringan karena hati mereka masih dipenuhi kebahagiaan dari momen-momen romantis yang mereka habiskan bersama.
Di dalam mobil, Aisyah bersandar di bahu Farhan, menggenggam tangannya erat. "Aku senang banget bisa menghabiskan waktu sama kamu tanpa gangguan siapa pun."
Farhan tersenyum sambil mencium punggung tangannya. "Aku juga, Sayang. Rasanya seperti kembali ke masa awal kita menikah."
"Iya, tapi setelah ini kita harus siap menghadapi kenyataan lagi," ujar Aisyah dengan nada lebih pelan.
Farhan menoleh kepada aisyah sendu, farhan amat merasa bersalah pada istri nya, menatap wajah istri nya dengan lembut. "Jangan khawatir, kita hadapi semuanya bersama. Aku nggak akan membiarkan siapa pun mengusik kebahagiaan kita lagi."
Aisyah mengangguk, merasa tenang dengan kata-kata suaminya.walaupun hati nya masih gundah dan takut.Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan dengan obrolan ringan, hingga akhirnya tiba di rumah.
Begitu masuk ke dalam, rumah terasa sunyi namun tetap hangat dan nyaman. Aisyah menarik napas dalam dan tersenyum kecil. "Akhirnya kita pulang."
Farhan merangkul pinggangnya. "Tapi aku ingin tetap bawa suasana honeymoon ke rumah. Jadi, mulai sekarang, kita tetap romantis setiap hari."
Aisyah tertawa kecil mendengar itu. "Setuju, Tuan Farhan."
Namun, kebahagiaan mereka tak bertahan lama. Tak lama setelah mereka membereskan barang, ponsel Farhan bergetar. Saat melihat nama di layar, ekspresinya berubah serius.ibu nya menelepon pasti akan memaksa nya.
"Ibu menelpon..." ujar Farhan pelan.
Aisyah hanya bisa menghela napas. Ia tahu, masalah belum benar-benar selesai.
Gangguan mereka yang Kembali Datang.
Farhan menatap layar ponselnya sejenak, lalu menghela napas sebelum akhirnya mengangkat panggilan dari ibunya.
“Iya, Bu?” suaranya terdengar datar.
Dari seberang telepon, terdengar suara ibunya yang langsung berbicara tanpa basa-basi. “Kamu sudah pulang? Bagus. Besok datang ke rumah, Ibu mau bicara.”
Farhan melirik Aisyah yang masih duduk di sofa, mencoba menebak apa yang akan dibahas oleh ibunya kali ini.
“Ada apa, Bu?” tanyanya dengan nada enggan.
“Nggak usah banyak tanya, pokoknya datang saja. Ini soal masa depanmu,” jawab ibunya sebelum menutup telepon begitu saja.
Farhan menatap ponselnya dengan kesal, lalu meletakkannya di meja.
Aisyah yang memperhatikan perubahan ekspresi suaminya langsung bertanya, “Ibu bilang apa?”
Farhan menghela napas dan meraih tangan Aisyah, menggenggamnya erat. “Ibu minta aku datang besok. Aku yakin ini soal Rania lagi.”
Aisyah menunduk, hatinya mencelos mendengar nama itu kembali disebut. Sejujurnya, ia berharap setelah honeymoon ini, semuanya akan membaik. Tapi kenyataannya, masalah itu belum selesai.
“Apa kamu mau pergi?” tanya Aisyah dengan suara pelan.
Farhan menatapnya lekat-lekat. “Aku nggak akan membiarkan mereka mengganggu kita lagi. Aku akan datang hanya untuk mengatakan bahwa aku nggak mau terlibat dalam permainan mereka.”
Aisyah mencoba tersenyum meski dalam hatinya masih ada rasa khawatir. Ia hanya bisa berharap suaminya benar-benar akan menepati janjinya.
“Aku percaya sama kamu,” ujarnya lirih.
Farhan menarik Aisyah ke dalam pelukannya, menempelkan bibirnya ke kening istrinya. “Jangan khawatir, Sayang. Aku nggak akan pernah berpaling darimu.”
Namun, jauh di sana, ibu Farhan dan Rania tengah menyusun rencana baru. Mereka tidak akan menyerah begitu saja…