NovelToon NovelToon
Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Menikah Dengan CEO Keras Kepala

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: mitha

Gagal menikah!One night stand dengan pria asing yang tak dikenalnya.
Anggun terancam dijodohkan oleh keluarganya, jika dia gagal membawa calon suami dalam acara keluarga besarnya yang akan segera berlangsung.
Tapi secara tak sengaja berpapasan dengan pria asing yang pernah bermalam dengannya itu pun langsung mengajak si pria menikah secara sipil.Yang bernama lengkap Sandikala Mahendra.Yang rupanya Anggun tidak tahu siapa sosok pria itu sebenarnya.
Bukan itu saja kini dia lega karena bisa menunjukkan pada keluarga besarnya jika dia bisa mendapatkan suami tanpa dijodohkan dengan Darma Sanjaya.
Seorang pemuda playboy yang sangat dia benci.Karena pria itu telah menghamili sahabat baik Anggun tapi tidak mau bertanggung jawab.Pernikahan asal yang dilakukan Anggun pun membuat dunia wanita itu dan sekaligus keluarga besarnya menjadi berubah drastis dalam sekejap.

Akankah pernikahan Anggun berakhir bahagia?Setelah mengetahui siapa sosok pria itu sebenarnya?Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Hari Minggu akhirnya tiba, dan Anggun merasakan kegelisahan yang tak bisa ia jelaskan. Ia sudah terbiasa dengan kehadiran Kala di rumah, bahkan dengan semua gangguan dan sikap menyebalkannya. Sekarang, setelah beberapa hari berpisah, ada sedikit perasaan tak sabar yang menyelinap di hatinya.

Namun, ia tetap menjaga ekspresi santainya, seperti biasa. Setelah mandi dan mengenakan pakaian santai, ia duduk di ruang tamu, membaca majalah sambil sesekali melirik jam.

Kala seharusnya tiba siang ini. Tapi, hingga hampir pukul tiga sore, tak ada tanda-tanda kehadirannya.

Ponselnya bergetar. Anggun dengan cepat meraihnya, mengira itu pesan dari Kala, tapi ternyata hanya notifikasi dari grup sosialitanya. Ia mendesah pelan.

"Kenapa aku jadi seperti ini?" gumamnya pada diri sendiri.

Seolah semesta menggodanya, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Anggun langsung berdiri, tapi kemudian berusaha menenangkan diri sebelum membuka pintu.

Dan di sana berdiri Kala, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung dan celana panjang hitam. Rambutnya sedikit berantakan, dan ada kantung tipis di bawah matanya—mungkin karena perjalanan panjang.

Namun, yang paling menarik perhatian Anggun adalah buket bunga di tangannya.

Kala mengangkat buket itu dengan ekspresi santai. "Aku dengar istri romantis ini tidak terlalu suka bunga, tapi aku tetap membawanya."

Anggun mendengus, menyilangkan tangan di depan dada. "Kau menghilang seharian, dan hanya datang dengan bunga?"

"Jangan terlalu cepat menilai," kata Kala, lalu berjalan masuk seolah ini rumahnya sendiri—yang memang benar. "Aku membawa sesuatu yang lebih baik."

Anggun mengangkat alis, lalu menutup pintu. "Apa lagi yang kau bawa?"

Kala berbalik menghadapnya dan menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam. "Buka."

Anggun menatapnya curiga sebelum akhirnya mengambil kotak itu dan membukanya. Di dalamnya, ada sepasang anting berlian kecil dengan desain sederhana namun elegan.

Ia terdiam sejenak, lalu menatap Kala. "Untuk apa?"

Kala menyandarkan tubuhnya ke sofa, tersenyum tipis. "Untuk melengkapi perhiasan yang sudah kuberikan. Kau tidak mungkin hanya memakai kalung dan cincin tanpa anting."

Anggun menggigit bibirnya, berusaha menyembunyikan senyumnya. "Kau benar-benar berlebihan."

"Tidak juga," jawab Kala, lalu meliriknya dengan penuh arti. "Aku hanya ingin memastikan istriku tampil paling memukau di pesta nanti."

Anggun menatapnya, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik kata-katanya. Tapi, seperti biasa, Kala terlalu sulit ditebak.

Ia menghela napas dan akhirnya berkata, "Baiklah. Aku akan memakainya."

Kala menyeringai puas. "Bagus."

Anggun mengambil bunga yang masih dipegang Kala dan membawanya ke dapur untuk dimasukkan ke dalam vas. Saat kembali, ia menemukan Kala sudah merebahkan diri di sofa dengan mata terpejam.

"Hei, jangan tidur di situ," tegurnya.

Kala hanya menggumam malas, tanpa membuka mata. "Aku butuh lima menit. Perjalanannya melelahkan."

Anggun mendecak, tapi kemudian tersenyum kecil.

Mungkin, ia memang mulai terbiasa dengan pria ini—dan itu sedikit menakutkan baginya.

Anggun menatap Kala yang tertidur di sofa, napasnya teratur dan raut wajahnya terlihat lebih tenang dibanding biasanya. Pria itu memang menyebalkan, suka membuatnya kesal, tapi di saat seperti ini, ia terlihat… damai.

Dengan pelan, Anggun mengambil selimut tipis dari sandaran sofa dan menyelimutinya.

"Kau pasti lelah," gumamnya lirih, lalu beranjak pergi.

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, suara berat itu terdengar.

"Kau mulai perhatian padaku sekarang?"

Anggun tersentak dan menoleh. Kala membuka satu matanya, menatapnya dengan seringai kecil.

Anggun mendengus. "Lupakan saja."

Ia berbalik untuk pergi, tapi belum sempat melangkah, sebuah tangan menarik pergelangan tangannya.

"Temani aku sebentar."

Nada suara Kala terdengar santai, tapi ada sesuatu di sana—sesuatu yang membuat Anggun berhenti.

Ia menatap pria itu sejenak, lalu menghela napas dan duduk di ujung sofa. "Baiklah, hanya sebentar."

Kala tersenyum kecil, lalu melepaskan tangannya. Ia berbaring kembali, menutup mata, tapi masih tetap berbicara.

"Aku tahu kau pasti merindukanku."

Anggun mendengus. "Percaya diri sekali."

"Tapi tidak menyangkal, kan?"

Anggun terdiam sejenak. Haruskah ia menyangkal? Atau hanya membiarkan pria itu berpikir sesukanya?

Ia akhirnya memilih diam.

Kala tersenyum tipis. "Aku suka saat kau diam seperti ini. Itu berarti aku benar."

Anggun memutar matanya. "Aku hanya malas berdebat denganmu."

"Alasan yang buruk," sahut Kala santai. "Tapi tidak masalah, aku tetap tahu jawabannya."

Anggun ingin membalas, tapi melihat pria itu kembali menutup mata, ia hanya menggeleng pelan.

Ia memperhatikan wajah Kala yang tampak lebih santai saat tertidur. Tanpa sadar, senyum kecil terukir di bibirnya.

Mungkin, ia bukan hanya terbiasa dengan kehadiran pria ini.

Mungkin… ia mulai menyukainya lebih dari yang ia sadari.

---

Malam semakin larut, tapi Anggun masih duduk di ujung sofa, memperhatikan Kala yang sepertinya sudah benar-benar tertidur. Ia seharusnya pergi ke kamar sekarang, tapi entah kenapa, ia tidak bergerak.

Tangan Kala masih berada di dekatnya, telapak tangan itu terbuka seolah siap menggenggam sesuatu. Tanpa berpikir, Anggun mengulurkan tangannya, jari-jarinya menyentuh kulit hangat itu.

Kala bergerak sedikit, tapi tidak membuka mata.

"Apa yang kau lakukan?" suaranya terdengar dalam dan serak karena kantuk.

Anggun tersentak, buru-buru menarik tangannya. "Tidak ada."

Kala membuka matanya sedikit, menatapnya dengan seringai mengantuk. "Bohong."

Anggun berdehem, lalu berdiri. "Aku mau tidur."

Namun, sebelum ia bisa pergi, Kala menarik tangannya lagi, kali ini lebih kuat, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. Ia nyaris jatuh, tapi tangan lain pria itu sudah menahan punggungnya.

Sekarang, wajah mereka hanya berjarak beberapa senti.

Jantung Anggun berdebar keras.

"Kenapa kau tidak langsung saja mengakui kalau kau merindukanku?" bisik Kala dengan nada menggoda.

Anggun menelan ludah, berusaha menjaga ekspresi datarnya. "Kau terlalu percaya diri."

"Tapi kau tidak mengelak."

Mata mereka bertemu, dan untuk sesaat, tidak ada yang berbicara. Anggun bisa merasakan napas Kala yang hangat menyentuh kulitnya, membuat dadanya semakin sesak.

Lalu, perlahan, Kala tersenyum. Ia melepaskan tangannya dan membiarkan Anggun berdiri tegak kembali.

"Kau boleh pergi sekarang," katanya santai.

Anggun memutar matanya, lalu berbalik cepat. "Menyebalkan," gumamnya sambil berjalan menuju kamarnya.

Tapi, sebelum ia menutup pintu, ia sempat mendengar suara Kala lagi.

"Tidur yang nyenyak, Anggun."

Dan anehnya, meskipun pria itu menyebalkan, kata-kata itu membuatnya merasa lebih hangat dari biasanya.

1
yuning
anggun
chloe
next
chloe
lanjut
yuning
semua akan kalah dengan yg namanya "nyaman"
chloe
lanjut
yuning
akhir yang tanpa akhir
chloe
lanjut
yuning
aku ikutan meleleh Kala
chloe
lanjut
yuning
manisnya Mr Kala
chloe
lanjut
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kamu juga mas Kala 🥰🥰
yuning
kamu juga suamiku , jangan lupa mimpikan aku
chloe
lanjut
yuning
Karena kamu sangat romantis Mr Kala
yuning
anggun yang jadi nyonya Kala tapi kenapa aku yang merasakan manisnya
chloe
lanjut kak
chloe
lanjut
yuning
tenanglah anggun, Kala lelaki yang berprinsip
yuning
- + mulai saling tarik menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!