BALAS DENDAM,MAFIA CANTIK

Clara dan Alaska kini berada di dalam mobil milik Alaska.

"awas saja jika kau berbohong"ucap Clara sambil memasang sabuk pengaman.

"tenang saja"ucap Alaska sambil mulai menjalankan mobilnya menuju ke sebuah tempat.

"Sylvia"panggil Alaska.

"panggil aku Clara karena ini adalah kehidupan ku"ucap Clara acuh.

"hum,baiklah"ucap Alaska.

"terimakasih"ucap Alaska setelah terdiam sebentar.

Clara yang awalnya menatap ke luar jendela kemudian menoleh ke arah Alaska.

"perasaan kau belum kecelakaan mobil,tidak mungkin karena angin otak mu geser"ucap Clara.

"huhaha kau sangat lucu"ucap Alaska tertawa kecil.

"tapi,aku benar-benar berterima kasih kepada mu.karena tadi kau telah menolong mommy ku"ucap Alaska.

"menolong ibu mu??ah oh,,,jadi wanita itu ibu mu,katakan pada ibu mu jangan terlalu wow kalo gk ada keahlian yang ada nyawanya melayang"ucap Clara.

"hufff ya aku akan menyampaikan nya,tapi dia keras kepala aku kesal dengannya"ucap Alaska mencurahkan isi hatinya.

"Why??"

"dia yang menjodohkan ku dengan Novellya,dia sudah di kelabui dan sulit untuk di perbaiki.setiap hari rasanya dunia ku tidak damai dengan mulutnya yang selalu menuntut aku untuk berdekatan dengan novellya.tapi, beruntung nya kau sudah membunuhnya"ucap Alaska.

"aku tidak membunuhnya hanya meminum kan air untuknya,sayangnya aku tidak sadar menyuntikkan cairan ilusi ke dalam minuman itu"ucap Clara tersenyum menyeringai.

"haha kau memang mirip dengan orang itu"ucap Alaska.

"apa kau yakin orang yang ku cari sama dengan orang yang kau kenal??"ucap Clara.

"sebentar lagi kita akan sampai"ucap Alaska tanpa menjawab pertanyaan Clara.

Sedangkan Clara celingak-celinguk mencari dimana tempat itu karena di sekeliling mereka hanya ada hutan belantara.

"dimana??"ucap Clara.

Alaska tidak menjawab dan memberhentikan mobilnya dan kemudian membuka kaca jendela mobilnya.

Alaska meronggoh sesuatu di dalam kantongnya dan mengeluarkan benda itu ke luar kaca mobil.

Sebuah permata berwarna Jamrud berada ditangan Alaska.

Clara ingin berdecih namun tiba-tiba ia melihat sebuah laser sensor yang mengindentifikasi batu permata itu.

"selamat datang di mansion tuan muda" suara robot terdengar.

Hutan belantara di depan mereka tadi tiba-tiba bergemetar dan tertelan ke dalam bumi namun sedetik kemudian tergantikan dengan sebuah gerbang mewah yang terbuka otomatis yang menampilkan sebuah jalan masuk.

Alaska kembali memasukkan tangannya dan menutup kaca jendelanya.setelah itu ia mengemudi masuk ke jalan itu.

"wow,ide yang kreatif"ucap Clara kagum

"kau tertarik??"ucap Alaska.

"ya,aku akan membuat markas dengan keamanan seperti ini di tambah laser yang mengelilingi markas ku yang membuat orang yang memasukinya tanpa izin menjadi tulang belulang"ucap Clara santai.

"huh,wanita yang kejam.tapi,aku suka"ucap Alaska.

"hah??"beo Clara yang tidak terlalu menangkap apa yang di katakan Alaska tadi.

"tidak ada.lihat di depan sana tempat mu bertemu orang itu"ucap Alaska.

Clara menatap ke depan dimana sebuah mansion bergaya eropa berdiri kokoh dengan banyak para pria berjas hitam dan para maid yang berjejer rapi di depan pintu masuk.

Alaska menghentikan mobilnya tepat di depan mansion.

"selamat datang tuan muda"ucap mereka serempak.

"ayo keluar,bukankah kau ingin bertemu dengannya?"ucap Alaska.

Clara mengangguk dan membuka sabuk pengamannya dan kemudian keluar dari mobil begitu pula dengan Alaska.

Clara menatap bangunan itu dengan teliti.

Alaska mengulurkan tangannya kepada Clara.

"ayo masuk"ucap Alaska.

"ah,hum baiklah"ucap Clara lalu menggandeng tangan Alaska,entah mengapa ia merasa gugup saat memasuki mansion mewah itu.

Saat mereka masuk mereka di suguhkan dengan kemewahan dan ke eleganan dari mansion mewah itu.

"wah,wah lama tak berjumpa murid bodoh ku."ucap seseorang yang duduk di ruang tamu.

Clara terkejut karena tidak merasakan hawa keberadaan orang itu.

Clara menoleh dan menatap orang itu sekejap mata Clara memerah dan berembun.

"kau kah itu Kakek Arnold??"ucap clara.

"ya,aku sudah menyelidiki mu. Dan cucu ku sudah memberi tahu ku tentang mu"ucap kakek Arnold.

Clara melepas tangannya dari tangan Alaska lalu berlari memeluk kakek Sedangkan Alaska ia memilih duduk di sofa dan menikmati drama pertemuan keduanya.

"hiks ku kira aku tidak bisa melihat mu lagi kakek tua hiks"ucap Clara terisak.

"hum,aku pun.mendengar kabar tentang diri mu yang sudah meninggal membuat ku cukup terkejut"ucap kakek Arnold sambil membalas pelukan hangat Clara.

"hiks huhu aku sangat merindukanmu"ucap Clara menangis di pelukan Kakek Arnold.

kakek Arnold meregangkan pelukannya lalu menatap Clara yang kini berliang air mata.

"kau rindu dengan ku atau dengan pertarungan kita??"ucap kakek Arnold sambil menyeka sudut matanya yang berair.

Clara menghapus air matanya dan menatap kakek Arnold dengan mata yang memerah setelah menangis.

"tentu saja aku merindukan pertarungan kita kakek peyot"ucap Clara sambil tersenyum.

"sialan kau murid bodoh,aku masih sehat bugar begini kau bilang peyot"ucap kakek Arnold.

"kalau tidak peyot kenapa kau pakai tongkat?"ucap Clara berdecih.

"kau ini hanya sebagai hiasan"ucap kakek Arnold melempar tongkatnya menjauh.

"Clara,dia lemah tanpa tongkat tua nya itu"ucap Alaska.

"kau!!dasar cucu durhaka"ucap kakek Arnold sambil berdiri mengambil tongkatnya.

"hahaha"tanpa sadar Clara tertawa lepas yang membuat Alaska sedikit terteguh dengan senyuman indah itu.

"ck,dasar gadis jelek.karena kamu sudah menertawakan guru mu ini maka kau harus bertanggung jawab atas rasa bosan ku"ucap Kakek Arnold.

Clara tersenyum lalu berdiri dan memperlihatkan ototnya.

"jangan ragukan otot kecil ku kakek tua,aku juga sedang bosan.kita mulai saja"ucap Clara.

"huhahaha ini benar-benar murid terbaik ku,ayo pergi"ucap kakek Arnold.

Clara ingin mengikuti kakek Arnold namun ia mengingat satu keberadaan manusia.

"bagaimana dengan dia kek??"ucap Clara.

"biarkan saja dia,dia punya kaki.lagi pula aku sudah bosan bermain dengannya selama 18 tahun ini"ucap kakek Arnold.

"cih,dasar pria tua tak tau diri"ucap Alaska.

TBC