Sepupuku Maduku

Kasak Kusuk serupa degungan di belakangku mulai memenuhi indra pendengaran kami.

"Mbak, Mbak tinggalkan pria murahan seperti ini, eh yang murahan bukan cuma suaminya tapi juga istri mudanya juga. Sudah tahu itu suami saudaranya di embat juga. Gak laku yang mbak? gak ada pria lain gitu? suami sepupu sendiri di ambil juga." suara wanita dengan wajah yang cukup glowing menghampiri Siska. Wajah cantik Siska disentuhnya tapi segera ditepis oleh sepupu madu pahit ku tersebut.

"Jangan ikut campur!." teriak Siska mulai mengeluarkan taringnya.

"Perempuan kedua itu memang di mana-mana lebih galak. Eh mbak istri kedua aku kasih tahu ya. Meskipun sepupumu belum bisa memberikan anak untuk suaminya bukan berarti kamu bisa mengambil kesempatan untuk merebut suaminya. Bukannya bersimpati dengan sepupunya sendiri tapi malah menikung dari belakang. Dasar wanita tidak punya hati dan perasaan!."

Aku tersenyum simpul saat seorang wanita dengan penampilan glamor melancarkan serangannya dengan kata-kata kasar ke arah Siska. Tangannya pun tidak berhenti mengambil gambar entah itu foto atau video ke arah wajah Siska.

"Guys Lihatlah perempuan berbaju merah ini adalah perebut suami orang. Kalian tahu siapa wanita yang telah disakitinya itu? Dia adalah sepupu nya sendiri. Ya jadi cerita nya dia adalah perusak rumah tangga sepupunya sendiri. Kira-kira sebutan yang pantas untuk dia kira-kira apa ya? Komen langsung di bawah yah guys!.". Wanita dengan penampilan sedikit terbuka itu melakukan siaran live di akun nya dengan memperlihatkan wajah Siska. Saat ini Siska berusaha untuk menutupi wajahnya dengan tangannya.

Dalam hitungan detik pasti Siska akan viral. Hancur, hancurlah nama baikmu Siska.

"Jadi perempuan tak punya perasaan suami sepupunya sendiri di embat. Jadi penasaran seperti apa sih tampang lakinya?." terdengar jelas di telinga kami semua, detik berikutnya sudah ada yang menunjuk ke arah muka Mas Danang.

"Beuh pria model tampang doang mau selingkuh. Lagian mau-maunya menjadi istri kedua laki-laki miskin buktinya istri pertama bilang pria itu numpang hidup padanya dasar buta mata hati.!." Entah siapa lagi yang bersuara yang jelas mereka semua menyerang Mas Danang dan Siska saat ini.

Siska mengeram tangannya mengepal kuat-kuat dadanya naik turun sebab menahan amarah tapi wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa, sekali berbuat rusuh pasti viral maju mundur kena dia.

Mas Danang hendak menarik tangan Siska untuk meninggalkan tempat ini namun langkahnya berhenti saat aku cekal tangannya.

"Mas tolong jatuhkan talak saat ini, mumpung masih bisa disaksikan banyak orang." kutatap wajah laki-laki yang wajahnya ditekuk itu.

Sudah kepalang tanggung, setidaknya dari sini aku harus sudah menemukan titik terangnya.

"Aku tidak akan pernah menjatuhkan talak padamu, setelah dipermalukan seperti ini kamu pikir berhasil menekan aku perkiraanmu kalau besar Riska." Mas Danang membisikan kalimat tersebut di samping telingaku kata-katanya penuh penekanan.

"Mas kalau kamu tidak menjatuhkan talak pada mbak Riska saat ini, bersiap-siaplah kehilangan bayimu ini." Rupanya Siska mendengar bisikan suaminya sehingga perempuan itu mengambil tindakan tapi baguslah ini sangat menguntungkan untukku.

Ayo Siska tekan terus suamimu aku dukung kali ini.

Mas Danang terdiam dia tampak berpikir sejenak.

"Ayo Mas, kalau tidak mau berarti aku akan meninggalkanmu pilih mana?." Siska menekan kalimatnya.

Mas Danang memejamkan mata sesaat dapat kulihat wajahnya yang sedang dilema tapi aku tidak peduli saat ini harus jatuh talak.

"Mas Tunggu apa lagi sih? kamu siap menduakan aku seharusnya juga siap bercerai denganku. Jangan jadi laki-laki pengecut seperti ini! jangan pula jadi manusia egois! Aku tidak mau dimadu pilihan hanya satu. Ceraikan aku sekarang juga kalau mau mengulur waktu kebongkar rahasiamu di sini biar sekalian viral."

Mendengar ancaman dariku Mas Danang membeku di tempatnya padahal aku tidak tahu rahasia apa yang dia miliki.

"Baiklah Riska Sri Rahayu Mulai detik ini aku ceraikan kamu, kamu bukan lagi istriku aku bebaskan kamu!."

"Terima kasih Mas, sampai jumpa di pengadilan agama, secepatnya, aku akan meresmikan perceraian kita." ucapku sembari tersenyum lagi. Aku membalikkan badan, membelah jalanan di antara kerumunan orang-orang yang menonton kami, aku harus segera meninggalkan tempat ini.

Di depan aku di sambut uluran tangan Septia.

"Selamat akhirnya kamu bisa lepas dari laki-laki benalu. Sabar ya kamu pasti kuat pasti bisa melewati ini semua." kami berjalan bersisian Septia merangkul pundakku.

Aku pasti akan kuat.

.

.

.

Bersambung....