NovelToon NovelToon
NOT PERFECT MOTHER

NOT PERFECT MOTHER

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ibu Cantik

Karena bosan dengan kehidupan yang dijalani selama ini, Rania gadis cantik berusia 25 tahun yang telah menyelesaikan s2 di luar negeri ingin mencoba hal baru dengan menjadi seorang OB di sebuah perusahaan besar.

Tapi siapa sangka anak dari pemilik perusahaan tersebut justru menginginkan Rania untuk menjadi pengasuhnya.

Sedangkan Raka duda berusia 40 tahun ,CEO sekaligus ayah dari 3 orang anak yang belum move on dari sang mantan istri yang meninggal pasca melahirkan anak ke 3 nya.

Bagaimana perjalanan Rania dalam menghadapi tantangan yang dibuatnya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu Cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Rania

Saat masuk ke ruangan teman-teman Rania langsung menodongkan pertanyaan, dengan sabarnya Rania menjelaskan satu persatu.

Saat ini Rania menuju lantai dua puluh,tidak sengaja di lorong dia berpapasan dengan Zidane,Rania mencoba untuk bersikap biasa saja.

Rania menyapa" siang pak."

Sebelum Rania melewati, Zidane memegang tangan Rania dan sedikit menunduk diri agar dapat berbisik dengan Rania "siang sayang."

Rania mencoba melepaskan tangan Zidane "Lepasin pak, nanti ada yang lihat." Zidane melepaskan tangan Rania dan kembali ke ruangannya, sebelum menutup pintu Zidane berkata,"nanti pulang sama aku." Rania tidak menjawab tapi mengiyakan dalam hati.

Rania mengetuk ruangan Raka,tapi tidak ada sahutan dari dalam, akhirnya dia memutuskan untuk langsung masuk, tapi tidak disangka di dalam Raka sedangkan bertelanjang dada.

Rania terkejut dan berteriak,"AAAAAAAAAA."

Raka yang terkejut mendengar teriakkan Rania langsung menghampiri dan menutup mulut Rania.

"Diam Rania atau Zidane dan Sherly akan menghampiri kita." mendengar nama Zidane di sebut Rania jadi panik sendiri,dia menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuan.

Dirasa Rania sudah lebih tenang Raka melepaskan tangannya,sambil berdecak pinggang Raka berkata,"Kenapa ga ketuk pintu dulu,hemm." Raka mengintimidasi Rania.

"Bapak aja yang budeg,orang tadi udah dipanggil tapi ga ada sahutan." ternyata gumaman Rania terdengar Raka.

"Kamu ngatain saya budeg,heh."

Rania panik,"Enggak-enggak pak,tadi saya sudah ketuk pintu mungkin bapak sibuk jadi tidak mendengar panggilan saya, ternyata bapak sibuk ga pake baju,eh." Rania menutup mulutnya,dia keceplosan kalimat terakhirnya.

Sejak tadi Rania memalingkan wajahnya agar tidak melihat tubuh Raka yang tidak memakai baju.

"Perasaan ruangannya ber-AC kenapa bapak kegerahan?." dengan polosnya Rania bertanya.

"Kamu pikir saya tidak bisa merasakan,tadi baju saya ketumpahan kopi, makanya saya lepas, waktu mau ambil baju malah kamu masuk,atau jangan-jangan kamu sengaja ya." Rania terkejut atas ucapan Raka.

Raka semakin memajukan tubuhnya sehingga Rania memundurkan tubuhnya sampai membentur pintu, posisi mereka akan membuat orang lain salah paham jika dilihat.

Rania menahan perut Raka agar menjauh.

"Wah kamu suka ya pegang perut saya." Rania memelototkan matanya sambil melihat posisi tangannya, langsung saja dia melepaskan tangannya.

"Pak jangan kaya gini, nanti saya ga mau ya jadi pengasuh Zian." ancam Rania.

Mendengar ucapan Rania Zidane langsung memundurkan tubuhnya,"Jadi apa keputusan kamu?." dengan tidak sabaran Raka menagih jawaban.

"Lebih baik bapak pakai baju dulu, emangnya bapak ga malu tubuh bapak menodai mata anak kecil seperti saya." Rania berkata sambil menunjukkan mata polosnya, sedangkan Raka merasa seperti pedofil mendengar ucapan Rania. Tanpa banyak kata Raka memasuki ruangan yang dia gunakan untuk istirahat untuk memakai bajunya. Rania yang tidak di persilahkan untuk duduk masih berdiri ditempatnya.

Sekitar 15 menit Raka baru keluar, nampaknya dia sekalian mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terkena tumpahan kopi.

"Kenapa kamu masih berdiri disitu, duduklah di sini." Rania terpesona melihat Raka yang tampak berbeda dengan biasanya, rambut acak-acakan, kemeja yang digulung se siku membuat Raka tampak lebih muda dari biasanya. Bukannya duduk Rania malah bengong, Raka yang melihat langsung menggandeng tangan Rania untuk duduk.

"Saya menerima tawaran Anda, Pak Raka," kata Rania dengan suara yang mantap, meskipun hatinya masih berdebar-debar.

"Saya akan menjadi pengasuh Zian."

Raka mengangguk dengan senyum lebar.

"Terima kasih, Rania. Aku yakin kamu akan menjadi orang yang tepat untuk Zian," jawab Raka, merasa lega.

Raka yang melihat kecemasan di wajah Rania mencoba untuk memastikan,"ada apa Rania,apa gaji yang saya tawarkan masih kurang?."

"Tidak tidak pak justru menurut saya gaji tersebut terlalu besar, saya takut tidak maksimal dalam merawat Zian karena saya belum ada pengalaman merawat anak kecil."Rania mengatakan keresahan nya.

Raka tersenyum samar mendengar pengakuan Rania,"Jangan khawatir Zian adalah anak yang pengertian,jadi tidak akan merepotkan." Raka mencoba menenangkan Rania.

Raka bangkit dari duduknya untuk m ngambil surat perjanjian.

"Kamu baca dulu kemudian tanda tangan di sini."

Rania membaca dengan seksama, didalam surat perjanjian itu menjelaskan bahwa kontrak di lakukan selama satu tahun kedepan. Rania merasa tidak ada yang perlu untuk di bahas,dia menandatangani kontrak kerja sebagai pengasuh Zian. Dengan ditandatanganinya kontrak,satu persatu rahasia masa lalu akan terbongkar.

Namun, di luar ruangan, Sherly yang berdiri di balik pintu mematung mendengar percakapan Raka dan Rania. Hatinya bergejolak penuh rasa kecewa dan amarah. Apa yang terjadi sekarang akan memperburuk situasi, tapi ia tahu bahwa ia tidak bisa membiarkan Rania menjadi pengasuh untuk Zian, karena dapat dipastikan Raka akan semakin dekat dengan Rania.

Rania berpamitan kepada Raka,"Kalau begitu saya kembali bekerja dulu pak." dengan sopan Rania menundukkan badannya.

Tapi ada hal yang ingin Rania tanyakan,"Oh iya pak jadi mulai kapan saya kerja."

"Sekarang kan kamu udah kerja." Dengan santainya Raka menjawab,tapi Rania kesal dengan jawaban Raka.

"Ishh, bukan gitu maksudnya kapan saya mulai menjadi PENGASUH ZIAN."Rania menekan kata terkahir nya.

Raka terkekeh melihat kekesalan Rania,"makanya ngomong yang jelas,kamu bisa mulai besok."

"Tapi surat pengunduran diri saya bagaimana,kan harus satu minggu sebelum resign mengajukan permohonan nya." Kembali Rania dilanda bingung.

Dengan gaya santainya Raka menjawab"Sudah saya kirim ke bagian HRD sejak satu Minggu lalu."

Rania terbengong mendengar penuturan Raka.

"Kok bisa pak,kan waktu itu saya belum memberikan keputusan."

"Karena saya sudah tau jawaban apa yang akan kamu pilih,jadi saya membantu kamu, bukankah saya atasan yang baik." Ucap Raka sambil menaik turunkan alisnya.

Dimata Rania, Raka terlihat sangat menyebalkan.

Kalimat yang keluar dari mulut Raka rasanya ingin Rania tepis tapi dia sadar diri bahwa manusia menyebalkan ini adalah bosnya.

"TERIMA KASIH BANYAK ATAS PENGERTIANNYA KEPADA SAYA PAK BOS RAKA YANG TERHORMAT." Setiap kalimat di berikan penekanan oleh Rania.

"Iya sama-sama."

"Kalau gitu saya pamit, selamat siang semoga hari anda menyenangkan." Kalimat ini berbanding balik dengan suasana hati Rania.

Namun, saat Rania keluar dari ruangan Raka, tanpa disadari, Sherly yang sudah menunggu di luar pintu langsung menghalangi jalannya. Mata Sherly dipenuhi dengan kebencian yang mendalam. Dengan cepat, Sherly menarik tangan Rania dan mendorongnya ke sudut ruangan, tempat yang lebih sepi.

Rania terkejut dan merasa ada yang tidak beres. "Bu Sherly, apa yang anda lakukan?" tanya Rania dengan takut.

Dengan tangan gemetar penuh emosi, Sherly membentak, "Batalkan keputusan kamu untuk menjadi pengasuh Zian,aku tidak akan membiarkan kamu berada di dekat Raka!"

Rania mencoba memberanikan diri untuk membalas ucapan Sherly," Maaf anda tidak ada hak untuk mengatur saya!."

Sherly, dalam keadaan marah, menampar wajah Rania dengan keras. Rania terkejut, air mata mulai mengalir di pipinya. Dia tidak mengira bahwa ancaman Sherly akan sampai pada titik ini. Sherly terus berteriak dan mencengkram lengan Rania dengan kasar, berusaha menahan Rania agar tidak bisa keluar.

Namun, Rania tidak tinggal diam. Dengan kekuatan yang dimilikinya, ia berusaha menepis cengkraman Sherly dan melepaskan diri. "Berhenti, Bu Sherly! Ini tidak akan membuat saya membatalkan keputusan !" Rania berteriak, namun Sherly, yang semakin marah, justru mendorongnya kembali ke dinding.

Rania merasa sakit, tetapi ia tahu bahwa ia tidak bisa membiarkan dirinya dilemahkan oleh Sherly. "Saya tidak takut pada anda, Bu Sherly!" kata Rania dengan tegas, meskipun suaranya sedikit bergetar.

Dengan segenap tenaga, Rania berhasil mendorong Sherly menjauh darinya, lalu berlari keluar dari ruangan itu, mencari tempat yang aman. Sherly hanya bisa berdiri dengan napas yang tersengal, wajahnya penuh kemarahan.

Hari itu, Rania merasa lebih kuat dari sebelumnya. Meskipun pertemuan dengan Sherly meninggalkan luka di hatinya, ia tahu bahwa keputusan yang diambilnya adalah yang terbaik untuk dirinya. Namun, ia juga menyadari bahwa tidak semua orang di sekitarnya akan mendukung pilihan tersebut. Ke depan, Rania harus lebih berhati-hati—baik dengan Sherly, maupun dengan siapa pun yang mungkin ingin menghalangi jalannya.

1
🎃SЯ ШłŁŁ🎃
Ceritanya bikin seru, terus lah menulis, author!
can: Terima kasih telah mampir di karya author.😍
total 1 replies
Nagisa Furukawa
Karakter keren! 😍
can: Terima kasih sudah mampir dikarya author 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!