Sesosok mayat perempuan ditemukan di halaman belakang rumah kosong yang ada di depan rumahku.Mang Ujang yang biasa membersihkan rumah tersebut merasa ketakutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan dari kepolisian ,sosok mayat wanita tersebut diperkirakan meninggal 7 hari yang lalu.Mayat tersebut hampir membusuk.
Namun ada kejanggalan di sana,terdapat bunga kamboja berguguran dan masih segar. Padahal tidak ada tumbuhan bunga kamboja di sekitarnya.
Siapa sebenarnya perempuan itu?Apa yang sudah terjadi sebelumnya? Bagaimana kasus ini dapat diselesaikan?
Yuk kita simak kelanjutan ceritanya!Semoga berkenan..
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita ,ini semua murni karangan author saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Rinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 24
Karena aku tidak bisa memendam masalah itu sendiri, akhirnya aku bertekad untuk mencari bantuan sebanyak mungkin.Mungkin benar kata mami ,Mas Yongki bisa membantuku.Namun karena mas Yongki tidak ada di rumah ,aku pun langsung menelponnya.
" Assalamualaikum dek.. tumben telepon mas Yongki?" sapa Mas Yongki jauh di seberang sana.
"Mas Yongki ke mana nih ?enggak kelihatan di rumah?" tanyaku.
" Aku ada tugas kampus jadi harus nginep di rumah temen untuk diskusi. ada yang bisa kubantu atau ada masalah di keluarga ?"tanya Mas Yongki.
"Ini urusan pribadiku mas, Mami bilang mas Yongki bisa membantuku!" kataku.
"Ada masalah pribadi apa ?"tanya mas Yongki penasaran.
"Kata mami mas Yongki punya teman seorang ustadz atau Kiai, Apa itu benar?" tanyaku memberanikan diri.
" Iya sih..temenku banyak yang jadi ustad, ayahnya juga seorang Kyai. Memangnya ada apa?" tanya mas Yongki penasaran.
"Gak enak kalau ngomong ditelepon mas, kapan mas Yongki pulang?" tanyaku
"Aku pulangnya besok sore dek!" kata mas Yongki kemudian.
" Kalau gitu kita ngobrol setelah Mas Yongki pulang aja ya? panjang soalnya ceritanya kalau harus ngobrol di telepon!" jelasku.
" Oke.. kalau gitu tunggu aku pulang besok!" kata mas Yongki.
"Oke mas.." aku pun mengakhiri panggilanku dengan mas Yongki. Mungkin besok aku tidak jadi ke kampungya Farhan dulu. Aku ingin membahasnya dengan mas Yongki terlebih dahulu.Semoga ada titik cerah untuk masalah ini.
Aku pun segera menghubungi Yola untuk membatalkan janjiku dengannya.Ya..tadi pagi aku sempat menelepon Yola karena ingin mengajaknya pergi ke kampung Farhan.Ternyata Yola besok juga ada urusan keluarga .Jadi kemungkinan kalau besok aku tetap berangkat juga,Yola tidak akan bisa menemaniku.
Kurebahkan tubuhku di atas kasur empuk ku,masih dengan Farhan yang tertidur pulas disampingku. Nih hantu betah banget molornya..masak iya ngantuk banget.Hahaha...
Aku pun memejamkan mataku.Semoga hari esok aku menemukan ide cemerlang untuk memecahkan kasus ini.Kasus yang sangat rumit menurutku .Siapa lagi yang bisa membantuku membongkar kedok pamanya Farhan? tak terasa mataku sudah sangat lengket menyatu ,tak bisa kubuka lagi.Akupun tertidur.
Keesokan harinya, saat ku buka mata Farhan sudah tidak ada di tempatnya. Aku pun mencari ke sekeliling tapi dia tidak menampakan wujudnya.Kemana Farhan ?Apa dia sudah pergi ?batinku.
Akupun bergegas mandi dan segera turun ke bawah untuk sarapan, karena Mami sudah memanggil dari pagi tadi .
"Sayang ..kok siang sekali! kamu tadi sudah sholat subuh apa belum?"tanya mami.
"Lagi ada tamu Mi.. jadi menikmati tidur malam. hehehe.." candaku.
Usai sarapan, Aku membantu mami beberes di teras rumah. Mami senang sekali berkebun hingga di taman depan rumah banyak sekali macam-macam bunga yang sudah ditanam oleh mami .
"Kenapa banyak sekali pohon kamboja mi? apa nggak ngeri?" tanyaku begidik ngeri melihat bunga Kamboja,jadi ingat kuburan.
"Ini bukan bunga kamboja kuburan sayang..tapi ini adalah bunga hias.Jadi nggak masalah kalau ditanam di pekarangan."jelas mami senang melihat bunganya tumbuh dengan subur.
"Ooh ..aku baru tahu ternyata ada bunga kamboja sejenis tanaman hias yang cantik sekali.Karena pohonnya dibonsai jadi kecil-kecil lucu dan terlihat indah saat berbunga."akupun ikut tersenyum melihat mami bahagia hanya dengan menanam bunga.
" Kakek Samsul? ngapain mondar mandir disana?" pikirku.
Aku pun segera ke pagar depan untuk menghampiri kakek Samsul ,sepertinya Kakek sedang kebingungan.
"Kemana sayang?" tanya mami .
"Ke depan sebentar Mi.. lihat jalan ,kok sepi banget! Padahal kan hari Minggu." akupun celingukan mencari keberadaan kakek Samsul.
"Kek..kenapa mondar-mandir di sana ?"sapaku pada kakek Samsul dengan suara agak lirih takut kedengaran mami.
"Eh Neng.. Farhan ke mana ya ?Kok enggak kelihatan?"tanya kakek Samsul penasaran, aku mengerutkan dahi.
"Sejak tadi pagi sudah tidak ada kek!aku pikir menemui kakek di pohon mangga!" jawabku. kakak Samsul pun hanya manggut-manggut.
"Assalamualaikum dek.. ngapain kamu bengong di situ ?"tiba-tiba saja Mas Yongki menghampiriku dan mengejutkanku.
"Eh mas Yongki.. waalaikumsalam mas!kok udah pulang ,katanya Nanti sore?" tanyaku dengan heran.
"Semalam aku lembur, biar cepat selesai dan bisa pulang secepatnya .Bukannya kamu ingin membahas sesuatu denganku?" kata Mas Yongki kemudian.
Aku pun hanya tersenyum dan kemudian mempersilahkan Mas Yongki masuk.
Aku pamitan pada kakek Samsul untuk masuk ke dalam rumah.Kakek Samsul pun mengangguk dan tersenyum.
Setelah mas Yongki selesai membersihkan diri ,dia pun segera ke taman belakang karena aku sudah menunggunya di sana.
"Jadi apa yang ingin kamu bahas dek? kenapa sampai harus mencari kyai segala?" tanya mas Yongki saat aku sudah duduk di sebelahnya.
Aku pun menceritakan kepada mas Yongki tentang apa yang aku alami selama ini.Semua aku ceritakan dari a sampai z ,hingga aku menemui jalan buntu untuk memecahkan kasus si Farhan.
"Jadi selama ini kamu juga bisa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata itu?" tanya Mas Yongki.
" Juga?" tanyaku penasaran.
"Iya ..setahuku yang bisa komunikasi dengan makhluk astral itu cuma Mas Wirya!" jelas Mas Yongki.
" Apa?jadi mas Wirya juga bisa komunikasi dengan makhluk halus?" tanyaku yang malah ikut penasaran. Mas Yongki pun mengangguk.
Pantas selama Ini mas Wirya selalu memintaku untuk menjaga diri.Apa dia sudah tahu apa yang aku alami?
" Malah bengong aja! jadi apa yang bisa aku bantu ?"tanya Mas Yongki.
"Ini lawannya dukun yang ilmunya tinggi Mas, Jadi apa salahnya jika meminta bantuan ustad atau Kyai? siapa tahu bisa mengalahkan dukun itu, karena kasihan jika Farhan harus bergentayangan karena jadi arwah penasaran!" kataku.Lagi lagi mas Yongki hanya manggut manggut.
" Kalau begitu Aku akan mencoba menelpon temanku, mungkin saja Ayahnya Ada yang bisa membantu!" kata Mas Yongki memberi solusi.
"Secepatnya ya mas.. soalnya kata kakek Samsul,dukun itu sekarang sudah mencoba ingun memusnahkan arwah si Farhan!"
"Apa? Kenapa harus dimusnahkan?"tanya mas Yongki.
"Katanya sih pamannya tidak mau membagi hartanya pada adiknya yaitu ayahnya si Farhan,sesuai dengan janjinya dulu saat akan membunuh si Farhan!"jelasku.
"Jadi anak itu mau dijadikan tumbal karena bujukan pamannya?"
"Iya ..karena Farhan merasa ayahnya lagi membutuhkan uang, jadi dia kasihan.Mungkin dengan dia menjadi tumbal maka ayahnya akan bahagia karena mendapat uang banyak dari pamannya.Itu sih pemikiran anak kecil!" menurutku.
"Dia terlalu polos sampai ditipu pamannya seperti itu!" kata mas Yongki.
" Namanya juga anak kecil .Mungkin saja dia ingin dikatakan sebagai anak yang berbakti kepada orang tua!" jelasku.
"Apa kamu ada rencana pulang ke kampungnya Farhan?" tanya Mas Yongki lagi.
"Harusnya sih pagi ini karena aku harus mengantarkan kakek Samsul pulang ke rumahnya!" jelasku.
"Siapa lagi kakek Samsul itu?"