Transmigrasi Istri Pemburu 2

Berbaris dan antre cukup lama, akhrinya kini giliran Yue dan Yuwen maju. Mereka harus melakukan prosesi pernikahan di tengah lapangan, di tonton banyak calon pengantin lainnya. Sebenarnya Yue merasa malu, tapi untunglah dia memakai kelambu penutup kepala.

Selesai melakukan penghormatan, kini Yue dan Yuwen harus meminum arak pengantin dan pernikahan mereka di SAH kan. Setelah antre melakukan prosesi pernikahan, kini mereka berdua harus kembali mengantri untuk mengambil surat pernikahan SAH.

Sambil menunggu Yue dan Yuwen menikmati suasana yang meriah, meskipun seperti nikah masal tapi harga pendaftaran memang cukup mahal, kebanyakan hanya orang mampu yang bisa melakukannya.

Sebab itu banyak stand makanan berjejer di sana, seakan mendukung pesta pernikahan masal ini. Yue dan Yuwen membeli aneka macam makanan dan berjalan-jalan dengan riang gembira.

Lihat mereka

cantik dan tampan sekali

Apa mereka bangsawan?

sepertinya anak pejabat

aku iri sekali

aku baru melihat ada pria setampan itu

wanita itu sungguh beruntung

Hey pergilah menggodanya

Benar, siapa tau dia membutuhkan selir

Yue dan Yuwen tidak mempedulikan bisikan orang-orang, mereka menikmati hari bahagia mereka dengan gembira. Setelah puas jajan, akhirnya surat pernikahan mereka sudah selesai. Yue menatap selembar gulungan dengan tanda cap pemerintah di sana, tertulis nama Shen Yue dan Zhao Yuwen.

Yue dan Yuwen juga memberikan cap darah mereka di sana, surat pernikahan SAH sudah di tangan. Yue jadi merasa lebih lega dan tenang, kini Yuwen sudah menjadi miliknya.

"Oke, target sudah di tangan. Setelah ini harus segera mengumpulkan member lainnya." Batin Yue menyemangati diri.

"Hari sudah hampir malam, bagaimana jika kita menginap di penginapan? Sepertinya para pengantin lainnya juga seperti itu." Ucap Yue.

"Benar juga, ayo." Yuwen menggandeng tangan Yue, takut kehabisan kamar.

Untunglah masih ada satu kamar pengantin yang tersisa, Yue dan Yuwen masuk dengan lega. Mereka langsung berbaring dengan lelah tapi juga merasa puas.

"Wahh ternyata banyak juga yang menikah ya." Yue tersenyum simpul.

"Karena hari ini adalah hari baik untuk menikah, aku pikir kau memang sengaja memilih hari ini." Ucap Yuwen.

"Aku tidak tau sama sekali, kebetulan yang menguntungkan." Yue tersenyum cerah.

"Kau sesenang itu?." Yuwen tersenyum.

"Tentu saja, aku berhasil menikahi pria yang sama dalam dua kehidupan." Yue berucap sombong.

"Haahahaa, apa kau ingat pernikahan kita di kehidupan lampau? tidak ada prosesi pernikahan dan hanya membeli surat nikahnya saja." Ucap Yuwen mengajak nostalgia.

"Hahahah benar juga, kita harus berjalan dari atas gunung sampai ke kota untuk mendapatkan surat pernikahan itu." Yue tergelak.

"Tapi itu terasa sangat romantis, setelah menikah kita juga menginap seperti ini kan?." Yuwen merasa gembira.

"Iya, lalu kita membuat Yi'er di penginapan itu.............

Yue langsung terdiam, Yuwen juga terdiam. Suasana mendadak hening, wajah Yue memerah dan Yuwen juga memerah mereka saling memalingkan wajah dengan malu.

Ingatan Yuwen dan Yue di kehidupan pertama saat saling beradu diatas ranjang masih membekas di ingatan mereka berdua. Mereka jadi merasa malu dan canggung, apakah mereka bisa melakukan itu juga di kehidupan ini?.

"Ekhem... aku tidak akan memaksamu melakukannya jadi tenanglah." Yuwen berusaha mencarikan suasana.

"Kenapa harus di tunda?." Lirih Yue.

"Aku ingin melakukannya, tapi sebaiknya kita tunda memiliki anak. Mengurus anak itu sulit kan, kita harus fokus menemukan anak kita yang lain lebih dulu." Ucap Yuwen dewasa.

"Benar, tapi kita tetap bisa melakukan itu meskipun tidak hamil kan?." Yue tiba-tiba buas.

"Pftt tentu saja, apa kau ingin melakukannya?." Yuwen jadi malu.

"Memangnya kau tidak ingin?." Cicit Yue.

"Tentu saja aku ingin." Tiba-tiba Yuwen sudah mendekap Yue dari belakang.

Yue menegang saat merasakan nafas Yuwen di belakang telinganya. Keduanya saling diam dan merasakan debaran jantung masing-masing, tangan Yuwen perlahan menyentuh gunung kembar Yue.

"Ukh...hey." Yue terkesiap.

"Tapi ini milikku sekarang." Suara Yuwen terdengar serak.

Yue hanya melenguh menikmati sentuhan demi sentuhan yang Yuwen berikan, Yuwen menggeram karena nafsunya mulai memuncak. Yuwen naik ke atas Yue, menatap Yue dengan tatapan penuh hasrat.

"Yue... maaf, tapi bisakah kita melakukannya sekarang? aku tidak tahan lagi." Ucap Yuwen.

"Emm.. i-ini pertama kalinya bagiku, jadi tolong lakukan dengan lembut." Pinta Yue malu-malu.

"Ini juga pertama kalinya bagiku, maaf jika aku menyakitimu nantinya." Ucap Yuwen, sama-sama polos.

Yuwen menarik Hanfu Yue sampai terlepas, menatap tubuh Yue dengan wajah penuh nafsu yang membuat Yue merasa malu. Yuwen melepaskan celananya dan terlihat lah pusaka besar , panjang, berurat milik Yuwen.

Deg.

"Gila.... kok bisa besarnya sama." Batin Yue terperangah.

Yue merasa syok, karena milik Yuwen di kehidupan pertama itu juga besar persis seperti milik Yuwen saat ini. Tapi bukankah Yuwen yang ini masih muda? artinya itu nya masih bisa lebih besar lagi kan? Yue jadi merasa ngeri membayangkannya.

"Yue..." Yuwen memanggil Yue.

Yue tersentak kaget, ternyata dari tadi Yue menatap burung Yuwen tanpa berkedip. Yuwen mendekatkan miliknya pada wajah Yue, entah kenapa dia tiba-tiba jadi musang birahi.

"Maaf, tapi bisakah kau mengulumnya sebentar?." Tanya Yuwen meminta izin dengan sopan.

"Hahahah, seharusnya kau langsung memaksaku dengan kasar." Yue bercanda.

"Baiklah." Jawab Yuwen serius.

Eh?

Emphhhh

Khuhm

Glokk

Ukhh

Glok

mphhh

Yue melotot kaget sampai air matanya luruh, dia merasa tenggorokannya di tabrak begitu dalam, dia merasa bibirnya robek dan rahangnya patah. Benar-benar ukuran yang membuatnya trauma sebelum merasakannya.

puahhh

uhuk..uhukk..

Erghh

Yuwen menarik miliknya dengan wajah yang sudah di penuhi nafsu, Yue terbatuk-batuk dan buru-buru mengelap wajahnya. Dia pikir Yuwen akan melakukannya sampai ke luar di mulutnya, tapi untunglah Yuwen menahannya.

"Aku tidak ingin sp*rm* pertama yang aku keluarkan terbuang begitu cepat." Ucap Yuwen menatap mesum.

"Hah? kok jadi keliatan serem ya kalo mesum gini?." Yue tertekan.

Yuwen membuka kaki Yue lebar-lebar, dia menusuk pusaka miliknya pada milik Yue yang masih segel. Dorongan pertama Yue menjerit kesakitan, Yuwen menahan kaki Yue yang mulai memberontak.

"Akhhhhhh... aku akan mati Yuwen, berhenti." Yue berteriak kesakitan.

"Tidak akan mati, diamlah." Yuwen menggeram marah.

Jleb

Aakkkkkkhhhh

Jleb

Erghh

Aakkkkkkhhhh

Dua kali hentakan kuat Pusaka Yuwen akhirnya masuk secara paksa, Yue menjerit sangat keras bahkan dia menangis terisak sedangakan Yuwen menggeram merem melek.

Yuwen menunduk, menatap Yue yang menangis tersedu-sedu. Lalu menatap penyatuan mereka yang berlumur darah, Yuwen tersenyum psikopat.

"Enak sekali rasanya." Batin Yuwen mesum.

"Tatap aku Yue, lihat aku dan panggil nama ku." Ucap Yuwen mengunci pergerakan Yue.

"Ukh... sakit Yuwen." Lirih Yue.

"Hanya sebentar, nikmati malam ini bersamaku." Ucap Yuwen, merayu.

Belum sempat Yue menjawab, Yuwen sudah mengerjakan pinggulnya dengan cepat dan kasar. Yue menggelinjang merasa sangat aneh, sakit dan perih tapi ada sensasi geli yang membuatnya merinding dan.. enak?

Lama kelamaan Yue mulai menikmati permainan Yuwen yang kasar padanya, meskipun kasar Yuwen tidak menyakiti Yue. Mereka saling menikmati tubuh masing-masing, menyelami kehidupan dewasa mereka untuk pertama kalinya.

"Urghh.. sialan, aku tidak tahan lagi." Racau Yuwen menahan sesuatu.

"Yuwen... ukh.. aku merasa ingin kencing." Yue merasakan hal yang sama.

plok

plok

plok

AAKKKHHHHHHHH

CRAAAAATTTTTTTT

Yuwen mempercepat temponya hingga kemudian Yue squirt dan Yuwen menarik miliknya tepat waktu. Semprotan lahar keju panas terciprat ke badan Yue sampai ke wajah, Yuwen merasa sangat puas sedangkan Yue merasa terkejut.

Yuwen menggempur Yue berkali-kali dengan penuh rasa penasaran, gairah, dan fantasi seksual yang selama ini terpendam. Yue juga menikmati semuanya, karena dia manusia normal yang memiliki hawa nafsu.