NovelToon NovelToon
Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Bad Boy / Teen School/College / Romantis / Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Salia.id

!!!WARNING:AREA YANG GAK SUKA CERITA CEWEK PUNYA 2 COWOK MINGGIR DULU !!!

Belva Alice Mahardika. Gadis yang berusia 17 tahun dan baru saja duduk dikelas 12 IPA 1 di SMA International Dirgantara. Mempunyai paras yang cantik dengan tubuh yang tinggi semampai, kulit putih, dan jangan lupakan mata hazelnya yang sangat indah dengan dihiasi bulu mata yang lentik.

"Lo pikir hidup gue drama Korea? Yang punya dua cowok, terus gue pilih siapa? Enggak, Kaisar. Ini dunia nyata.
Gue benci perasaan ini biarin gue egois.
Gue nggak mau ninggalin Ardan dan gue nggak mau ninggalin lo juga"Belva.

---
Kaisar galaxy dirgantara. Umurnya menginjak 18 tahun dan duduk di 12 IPS 1 di SMA Internasional Dirgantara. Seorang ketua geng motor bernama Midnight Galaxy.

"Gue Mau Jadi yang Kedua, Tapi Lo Harus Jadi yang Pertama Buat Gue.
Lo tuh kayak magnet buat gue. Dan gue benci itu… tapi gue juga nggak bisa berhenti. sadar gak? lo nggak pernah bener-bener dorong gue pergi?" Kaisar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salia.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak saat ini

"Lo lama banget sih Bel? BAB? ini udah hampir jam masuk tau." Cerocos Amel.

"Sorry, sorry. tadi toilet ngantri banget."

"Lo lagi sakit perut atau abis lari lari si. Kok jidat lo keringetan?"

"Hah?" Belva menelan ludahnya alot. "Di toilet kan panas Sel. makanya keringetan."

"Eh, BTW sel, lo persiapan buat basket udah berapa persen? Sebelum HUT bukannya ada pertandingan basket antar SMA SMK se-DKI ya ?" tanya Amel.

"Team basket putri si udah sering latihan, tapi team basket putranya yang jarang latihan. Lo tau sendiri Kaisar yang jadi kapten teamnya. Dia sibuk di camp mulu sama sibuk balapan. Tau dah Pak Handoko aja sampe kesel ngomonginnya."

"Kalo si Kaisar si gue yakin tanpa latihan juga pasti menang si. Secara anggota basket juga kan intinya dari Midnight juga. soal kemistri mah gak perlu diraguin lagi lah. Apalagi dia udah dua tahun berturut-turut ikut kompetisi ini," sahut Amel.

Belva hanya diam mendengarkan pembicaraan kedua sahabatnya itu.

Disamping dirinya yang tengah kelaparan, juga karena dia tidak mau membahas cowok yang beberapa menit lalu kembali menciumnya tanpa izin.

Mengingat ciuman, Belva jadi teringat dengan ciumannya dengan kaisar kemarin malam.

Hangat, manis dan romantis.

Belva tersenyum disela makannya.

"Di mangkok bakso lo ada yang lucu, Bel?"

"Hah?"

"Ya, lo senyum-senyum sama tu mangkok." selidik Selia.

"Enggak ko. Lagi inget hal lucu aja hehehe."

"Udah yuk. udah bel masuk juga." sambung Belva.

Belva membuka ponselnya sambil berjalan menuju kelasnya.

Dia melihat ada beberapa pesan yang dikirimkan oleh Ardan kepadanya.

Ardan:

Bel, Lo dimana?

Tadi gue tanya anak-anak katanya ada yang liat lo digudang belakang tapi gue cek lo gak ada.

Istirahat kedua ketemu di taman mau?

Gue kangen.

Belva:

Oke Ar. Sampai ketemu nanti.

"Lo berubah Bel," gumam Ardan setelah membaca balasan singkat dari Belva.

***

Belva berdiri di taman sekolah menunggu Ardan. Angin siang masuk ke sela-sela rambut coklatnya, tapi bukannya adem, justru bikin dadanya makin sesak.

"Kalem, Bel… jangan kagok. Lo cuma perlu keliatan normal," gumamnya.

Tapi jika normal terasa mustahil setelah barusan dia hampir ketahuan bareng Kaisar di gudang.

Beberapa menit kemudian, Ardan akhirnya muncul dari arah kantin dengan membawa 2 botol air minum dan salah satu air minum itu adalah kesukaan Belva. Masih pakai seragam rapi, rambut sedikit berantakan, senyum manisnya yang biasanya membuat Belva luluh… hari ini justru membuat Belva makin merasa bersalah.

“Sayang…”

Belva refleks tersenyum. “Ardan?”

"Nih diminum". Ardan menyodorkan satu botol yang digenggamnya untuk Belva.

Ardan mendekat, berdiri persis di depan Belva. “Lo nggak apa-apa kan hari ini? Dari tadi gue liat lo agak… beda.”

Belva langsung menegakkan bahu. “Enggak kok. Gue cuma cape mungkin.”

Ardan memandang wajah Belva lama. “Kalo lo cape, bilang. Jangan dipendem sendiri.”

Belva nyengir tipis, mencoba santai. “Gue kan emang pendiem.”

Ardan tertawa kecil. “Pendiem? Lo? Yang badas, nyablak, barbar? Nggak mungkin.”

Belva akhirnya ikutan ketawa, walau dipaksa. “Udahlah, lebay.”

“Serius,” Ardan memegang tangan Belva. “Gue cuma mau lo jujur sama gue. Apa pun.”

Jantung Belva serasa mencelos.

Ia mengangguk pelan.

“Gue akan jujur… kalo gue siap.”

Ardan tampak ingin nanya lebih jauh, tapi menahan diri. Dia menatap Belva lama, seolah cari sesuatu di balik mata hazelnya. Bukan curiga—lebih ke khawatir.

“Gue sayang banget sama lo, Bel.”

Belva menelan ludah. “Gue juga…”

Dan kali ini, itu bukan kebohongan.

Dia sayang Ardan. Tapi... sebelum Kaisar datang.

Manik mata Belva membuang arah pandangnya, Dia tak mau berlama-lama untuk menatap pria yang saat ini masih berstatus sebagai kekasihnya itu.

Dan sialnya pandangannya langsung tertuju pada sepasang mata hitam kelam sedang memperhatikannya.

Kaisar.yang sedang berada di balkon lantai 2 pojok yang berhadapan langsung dengan taman. Raut wajah datar tapi sorot matanya… menusuk.

Sejenak tatapan mereka bertemu.

Bukan cemburu.

Bukan iri.

Ini tatapan pemilik yang barangnya sedang dipegang orang lain.

Belva merinding.

“Lo gugup? kenapa” tanya Ardan.

“Hah? Oh… enggak papa. mungkin gue laper kali ya. Oh ya ini gue bawa sandwitch, mau gak?”

Ardan hanya membuka mulutnya.

Belva yang peka apa yang diinginkan oleh Ardan pun mengarahkan sandwitch yang ada ditangannya ke depan mulut Ardan.

Ardan menggigit tepat di tempat bekas gigitan Belva berada.

Adegan itu sontak membuat kepalan tangan pemuda yang ada dilantai dua itu mengerat.

Ardan melihat jam di ponselnya. “Sayang, gue ada rapat OSIS pulang nanti. Tapi gue pengen anterin lo pulang dulu ya.”

Belva langsung menjawab. “Nggak usah! Gue bisa pulang sendiri kok.”

Ardan terdiam. “Belva… Akhir-akhir ini kita jarang ada waktu bareng Dan gue kangen itu.”

“Beneran, Ar. Lain kali aja ya. Lagian gue nanti minta Pak dudung jemput aja.”

Ardan menatapnya lama, lebih lama dari biasanya.

Belva merasa ditelanjangi oleh tatapan itu—seolah Ardan bisa lihat rahasia yang dia sembunyiin.

“Belva…” Ardan menundukkan kepala sedikit. “Lo pasti lagi ada yang lo pendem. Tapi gue percaya lo bakal cerita nanti.”

Belva hanya mengangguk.

Karena apa lagi yang bisa dia lakukan?

Ardan mencium kening Belva lembut. “Take care, sayang.”

Belva tersenyum kecil, walau hatinya ngilu.

Saat Ardan pergi, barulah Belva nyadar kalau Kaisar sudah tidak ada di tempat tadi.

Dan itu justru bikin Belva makin takut.

***

Setelah pelajaran terakhir yang berlangsung dengan baik dan tidak lupa PR yang tidak ketinggalan ikut berperan penting dalam menambah kewajiban siswa untuk segera diselesaikan.

Ting.. Suara pesan masuk dari ponsel Belva berbunyi.

Kaisar:

Gue tunggu diparkiran.

Belva tersenyum,

Bukankah mempunyai dua pacar itu asyik?

Disaat pacar pertamanya sibuk, Dia masih punya pacar kedua untuk mengantarkannya pulang.

Belva tertawa kecil dengan fikiran konyolnya itu.

Belva berjalan paling akhir karena sengaja menunggu keadaan parkir sepi.

"Sorry nunggu lama," Belva menyapa Kaisar yang masih asik menghisap rokoknya diatas motor itu.

Kaisar menoleh kearah Belva. “Kenapa lo nolak Ardan tadi?”

Belva berkedip. “Lo nguping?!”

Kaisar mendengus. “Gue nggak perlu nguping buat tau isi kepala lo.”

Belva memutar bola mata. “Lo mulai sok tau lagi—”

“Lo takut gue dan dia ketemu bareng, kan?” potong Kaisar tajam.

Belva langsung nunduk. “Gue cuma… nggak mau bikin masalah.”

Kaisar menahan rahang. “Masalah bakal tetep ada, entah lo sembunyi atau nggak.”

Belva diam.

Kaisar turun dari motor dan mengambil satu langkah mendekat. “Bel… lo pikir gue nggak bisa liat lo kebingungan gitu?”

Belva menatap Kaisar.

Mungkin untuk pertama kalinya, Belva ngerasa Kaisar bukan cuma posesif… tapi juga ngerti isi kepalanya.

“Gue tau lo sayang Ardan.”

Nada Kaisar turun. “Tapi gue juga tau lo mau gue.”

Belva menahan napas. “Gue… gue bingung, Kai. Gue nggak bisa pilih sekarang.”

“Sampai sekarang gue nggak nyuruh lo milih,” jawab Kaisar tenang.

“Lo pasti bakal nyuruh!” bentak Belva lirih.

Kaisar tersenyum tipis. “Iya. Tapi bukan hari ini.”

Belva tiba-tiba terasa lemas.

Kaisar mendekat, jarak mereka cuma sejengkal, tangannya naik dan mengusap pipi Belva pelan.

“Lo bilang lo lemah kemarin malam…” desis Kaisar. “Sekarang masih?”

Belva menepis tangannya. “Gue capek. Semuanya ribet.”

Kaisar memiringkan kepala. “Kalau capek, kenapa lo nggak biarin gue yang jagain?”

“Karena lo obsesif.”

Kaisar tersenyum kecil. “Dan lo suka itu.”

Belva terpaku.

Mulutnya ingin menyangkal, tapi jantungnya? Nggak.

Kaisar menghela napas panjang lalu tiba-tiba menarik tangan Belva, menggenggamnya erat.

“Naik. Gue anter lo.”

****

Ardan duduk di meja meeting yang berada di ruang Osis, ia membaca proposal pelaksaan HUT dan Meja itu juga ada proposal pelaksanaan Turnamen Basket Ball yang sudah dicetak dan siap untuk diajukan karena tahun ini adalah giliran SMA International Dirgantara yang menjadi tuan rumah diselenggarakannya turnamen yang sudah hampir 10 tahun itu selenggarakan setiap tahunnya.

Acara ini adalah acara terakhir yang akan diurus oleh anggota osis periode Ardan dkk. Karena 2 bulan lagi dia harus menyerahkan jabatannya kepada adik kelas yang saat ini duduk dibangku kelas 11

Ryan dari kelas 12 IPS 1 selaku wakil ketua osis saat ini sedang menuju ke lokasi salah satu brand yang nantinya akan mendirikan stand di HUT SMA ID.

Sedangkan Bella Selaku sekretaris osis, dia memilih untuk pulang terlebih dahulu setelah menyelesaikan proposal pelaksanaan HUT dan menyerahkan proposal turnamen.

Anggota osis yang lainnya. mereka juga sudah pulang setelah rapat selesai.

Dan diruangan osis itu kini hanya ada Ardan dan Melani yang berdiri di sebelahnya, terlalu dekat, mencondongkan badan seolah-olah hanya ingin melihat dokumen.

Padahal niatnya jelas, ingin menggoda Ardan.

“Dan, bagian konsumsi kayaknya harus kita cek ulang. Anggarannya overshoot sedikit,” ucap Melani sambil pura-pura mengetuk pena tepat di dekat tangan Ardan.

Ardan mengangguk, serius seperti biasa.

“Ya, gue liat. Nanti kita coba cari opsi lain tapi masih sesuai dengan permintaan sekolah. Dana yang akan diberikan terbatas jadi kita harus bisa pilih mana yang penting."

Melani tersenyum manis.

“Gue suka deh kalau lo mikir cepat kayak gitu.”

Ardan nggak menanggapi.

Tapi Melani malah semakin berani.

“By the way,” Melani memainkan rambutnya,

“pulang bareng yuk Ar? Udah sore gini. Gue nggak enak pulang sendiri.”

Ardan terkejut sebentar.

“Hah? Pulang bareng? Mobil lo mana?”

“Sopir gue lagi dipakai adek gue. Please. Cuma sampe Apartement kok. Deket, Dan.”

Ardan ragu.

“Gue sebenernya mau langsung ke rumah Belva si."

Melani kerumah Belva bisa nanti malam kan setelah dari gue. Lagian dia juga capek kali Ar."

Ardan menghela napas.

“Ya udh yuk gue anter.”

Melani tersenyum lebar—senyum kemenangan.

1
Hesty
good
Hesty
up nya lebih bnykblagivthoor
Chalista elisyaa
bagus
Chalista elisyaa
lanjut plis, seru bgtt
Anonymous
si otor bikin cerita nanggung banget 😒😒
Salia_id: mampir lagi ya kak 🙏
total 1 replies
Anonymous
Seru thor. Semoga nanti gak mengecewakan. Semangat terus 💪💪💪 ditunggu upnya😍
Salia_id: Siap Kak. terima kasih udh mampir😍
total 1 replies
Selvie
ah penasaran!
double up dong thor. please tanggung bener. ngeship Belva Kaisar sih. baru pertama dukung perselingkuhan wkwk
Salia_id: Aku usahain double up di weekend ya kak. Happy Reading. Terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Majin Boo
karya ini bikin aku gak bisa berhenti membaca, terima kasih author!
Salia_id: terima kasih udh mampir kak. ditunggu besok ini ya updatenya 👌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!