NovelToon NovelToon
Kurebut Suami Kakak Tiriku

Kurebut Suami Kakak Tiriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Romansa
Popularitas:109.2k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Adara hidup dalam dendam di dalam keluarga tirinya. Ingatan masa lalu kelam terbayang di pikirannya ketika membayangkan ayahnya meninggalkan ibunya demi seorang wanita yang berprofesi sebagai model. Sayangnya kedua kakak laki-lakinya lebih memilih bersama ayah tiri dan ibu tirinya sedangkan dirinya mau tidak mau harus ikut karena ibunya mengalami gangguan kejiwaan. Melihat itu dia berniat membalaskan dendamnya dengan merebut suami kakak tirinya yang selalu dibanggakan oleh keluarga tirinya dan kedua kakak lelakinya yang lebih menyayangi kakak tirinya. Banyak sekali dendam yang dia simpan dan akan segera dia balas dengan menjalin hubungan dengan suami kakak tirinya. Tetapi di dalam perjalanan pembalasan dendamnya ternyata ada sosok misterius yang diam-diam mengamati dan ternyata berpihak kepadanya. Bagaimanakah perjalanan pembalasan dendamnya dan akhir dari hubungannya dengan suami kakak tirinya dan sosok misterius itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DIBALIK POHON REHABILITAS

Sore yang indah diselimuti hangatnya mentari menghiasi taman rehabilitasi tempat Santi berada. Di sana, Adara terus mendekat, berusaha menjalin kedekatan kembali sambil menggali memori-memori lama mereka berdua.

"Mama masih ingat, kan? Dulu mama selalu masakin Dara nasi goreng sebelum berangkat sekolah," ujar Adara dengan senyuman yang ia buat selebar mungkin, mencoba menghangatkan hati mamanya.

Sore itu, Adara mengabdikan waktunya untuk mamanya. Kerinduan yang menumpuk kini ia tumpahkan dengan penuh cinta dalam kunjungan yang begitu berarti.

Santi masih terdiam, kedua tangannya saling bergenggaman erat. Ekspresi bingung terpancar jelas di wajahnya, keraguan menyelimuti tatapannya saat menatap Adara. Kata-kata Adara tadi berputar di benaknya, membuatnya berusaha keras mengingat.

"Nasi goreng?" tanyanya pelan, nyaris seperti bisikan. Adara segera mengangguk antusias, senyumnya merekah di bibir, penuh harapan bahwa ingatan itu akan kembali pada mamanya.

"Memangnya aku tahu masak?" tanya Santi sambil menunjuk dirinya sendiri, seolah tak percaya. Adara yang mendengar itu terkekeh kecil, senyumnya tetap hangat.

"Mama itu pandai sekali memasak. Dara jadi rindu masakan mama," jawab Adara lembut, suaranya penuh kasih. Santi kembali terdiam, mencoba mencerna setiap ucapan Adara. Ada ketidakpercayaan pada dirinya sendiri, meski ia tahu dirinya tidak amnesia. Entah mengapa, ingatan-ingatan itu terasa samar, seperti tertahan di kabut yang pekat. Mungkin karena sudah berpuluh tahun ia terjebak dalam kehidupan di rehabilitasi ini.

"Tapi aku gila," gumam Santi pelan, suaranya nyaris tak terdengar. Namun, telinga Adara menangkapnya jelas. Seketika, Adara menggeleng cepat, lalu meraih tangan Santi, menggenggamnya erat sambil mengelus lembut.

"Siapa bilang mama gila? Mama tidak gila. Mama hanya sedang berobat," jawab Adara lembut, suaranya penuh kasih, berusaha menjaga hati mamanya. Santi tersenyum tipis mendengar ucapan itu. Walau kecil, senyuman itu membawa sedikit kepercayaan diri yang perlahan muncul kembali di dalam dirinya.

"Dara," panggil Santi pelan, suaranya terdengar ragu, hampir seperti ketakutan. Nada bicaranya tidak tegas, seolah dia sendiri tidak yakin ingin memanggil putrinya. Adara, yang duduk di dekatnya, segera menatap mamanya dengan lembut. Tatapannya penuh perhatian, seperti ingin bertanya tanpa kata, "Ada apa, Mama? Kenapa memanggilku seperti itu?"

Setelah beberapa saat terdiam, Santi akhirnya membuka mulut. "Kamu kenal Arga, kan?" tanyanya dengan suara sedikit bergetar. Pertanyaan itu membuat Adara tertegun. Nama itu terdengar familiar, tetapi membawa beban yang sulit dijelaskan. Dalam sekejap, pikirannya melayang jauh, mencoba memahami apa yang sebenarnya ada dalam benak mamanya.

Adara merasa cemas sekaligus bingung. Apakah ini berarti mamanya masih mengingat kejadian di masa lalu? Kenangan yang selama ini berusaha dia simpan rapat-rapat, takut jika itu malah akan menyakiti mamanya lebih dalam. Pandangannya tetap terpaku pada Santi, berusaha menangkap maksud di balik pertanyaan tersebut, sekaligus menyusun jawaban yang tak akan mengguncang perasaan mamanya.

Karena Adara tidak segera menjawab, Santi menggoyangkan tubuhnya pelan, membuat Adara menghela napas berat. Ia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa. Pikiran dan hatinya bertarung, tetapi tidak satu pun menemukan kata yang tepat untuk diucapkan.

"Adara tidak kenal, Ma. Siapa itu Arga?" ujar Adara akhirnya, memilih untuk berbohong. Ia tahu ucapannya mungkin menyakitkan, tapi baginya, membahas nama itu hanya akan membuka luka lama. Luka yang seharusnya sudah terkubur.

Bagi Adara, melupakan Arga adalah cara terbaik. Sama seperti ia yang berusaha melupakan ayahnya sendiri, mamanya juga harus bisa melupakan sosok itu. Mereka tidak butuh lagi menghidupkan kenangan yang hanya akan membuat hati semakin sakit.

"Kamu tidak kenal?" tanya Santi sekali lagi, suaranya terdengar seperti mencoba memastikan. Adara tetap menggeleng perlahan, menahan segala emosi yang berkecamuk di dadanya. Santi hanya diam setelah itu, pandangannya menerawang seolah mencari jawaban sendiri di dalam pikirannya.

"Dara," panggil Santi lagi setelah hening sesaat. Kali ini, suaranya terdengar lebih pelan, hampir seperti bisikan yang mengandung keraguan. Adara melirik mamanya dengan hati-hati, khawatir Santi akan kembali bertanya tentang Arga. Jika itu terjadi, dia harus menjawab apa? Bagaimana jika mamanya tidak percaya kebohongannya? Adara hanya bisa berharap mamanya tidak akan menyelami lebih dalam, karena terlalu banyak luka yang tersembunyi di balik nama itu.

"Cuma kamu anak Mama?" tanya Santi tiba-tiba, suaranya terdengar ragu sekaligus bingung. Pertanyaan itu membuat Adara tertegun sejenak. Dalam benaknya, ia bertanya-tanya apakah mamanya benar-benar sudah melupakan kedua kakak lelakinya.

"Kenapa Mama berkata seperti itu?" balas Adara, bukannya langsung menjawab. Suaranya sengaja ia buat hangat dan lembut, mencoba menjaga suasana agar tetap tenang. Meski pikirannya dipenuhi pertanyaan, ia tidak ingin memaksa mamanya mengingat hal-hal yang mungkin berat untuk dihadapi.

"Kemarin, ada yang mengatakan kepada Mama kalau dia anak Mama juga. Dia laki-laki, tampan sekali," jawab Santi pelan, nada bicaranya terdengar lamban, seolah masih memproses apa yang terjadi. Adara mendengarkan dengan saksama, hatinya mulai bertanya-tanya.

Apa itu Davin? pikirnya dalam hati. Kata-kata mamanya membuat Adara teringat ketika Davin sempat bertanya tentang mama mereka beberapa waktu lalu. Apa mungkin Davin benar-benar menemui Mama di sini? Jika itu benar, bagaimana percakapan mereka? Kenapa tidak ada yang memberi tahu Adara lebih dulu? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepalanya, tetapi ia memilih untuk tetap diam, menunggu penjelasan lebih lanjut dari mamanya.

"Emm, tidak, itu pasti orang jahat. Mama jangan ketemu siapapun selain Dara, ya, Ma. Mama bisa terluka nanti," ujar Adara, suara penuh kekhawatiran. Dia tidak rela jika mamanya harus merasakan sakit lagi, apalagi jika itu datang dari keluarganya sendiri, yang selama ini menjadi sumber penderitaan. Baginya, kakaknya tidak berbeda dengan ayahnya, mereka adalah sumber dari segala rasa sakit yang pernah dirasakan Mama.

"Mama takut, Dara," ujar Santi, dengan suara yang mulai pecah, seakan menahan tangis. Tanpa berkata apa-apa lagi, Santi langsung memeluk Adara erat, seakan mencari perlindungan di pelukan putrinya. Adara membalas pelukan itu dengan penuh kasih, mengelus punggung Santi lembut, berusaha menenangkan mamanya yang sedang dilanda kecemasan. "Mama tidak sendiri, Ma. Dara selalu ada," bisiknya pelan, berharap bisa memberikan sedikit ketenangan di tengah kegelisahan yang menghantui mamanya.

Di balik pohon besar di taman rehabilitasi itu, sepasang mata yang penuh kesedihan mengawasi mereka berdua dengan tatapan sendu. Mata itu menatap Adara dan Santi dengan rasa hampa, seperti ada yang robek di dalam hati. Hatinya terasa perih saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Adara. "Bahkan kau sendiri menganggapku orang jahat, Adara. Kau mengatakan itu juga kepada Mama. Kenapa, Adara?" gumamnya pelan, suaranya terdistorsi oleh kesakitan yang mendalam. Matanya mulai berkaca-kaca, dan bibirnya bergetar, menahan emosi yang perlahan ingin meluap.

1
Nia Nara
Davin?
Evy
Adara kok begitu... walaupun Ayah dan saudara kandung pernah melakukan kesalahan..tapi mereka sudah berusaha untuk bisa dekat dan memperbaiki hubungan dengan baik.keras benar hati mu..
Dhewyy Aditya: mba e gk semua kesalahan bisa selesai hanya dengan kata maaf,rasa kecewa dan sakit hati yg menumpuk bertahun tahun gk akan bisa hilang hanya dalam sehari,sikap adara manusiawi, justru rasa sakit dari orang terdekat terutama keluarga yg bakalan susah dilupakan.
total 1 replies
Farika Willesden
bgus
Farika Willesden
kyknya cwok misterius itu arvan deh
Evy
lelaki misterius itu...apakah mantan pacar Clarissa.....
Evy
Beruntung nya Adara bisa menjadi bagian keluarga yang penuh cinta dan kehangatan akan kasih sayang.
Evy
Mungkin Abangnya yang menyamar untuk mendekatkan diri pada adiknya yang selalu cuek...
Evy
Ternyata Abang sulungnya tetap sayang adik perempuan nya...
Evy
Sepertinya menarik juga ceritanya...
Ninik Srikatmini
apa rencanamu dara..
Ninik Srikatmini
tega ya pk arga hrsnya jd hari yg brrsejarah utk dara ini mlah jd hari yg buruk
Ninik Srikatmini
kevin.. davin an durhska sama ibu kandung sndiri tega ngatain gila.. sdngkn sama ibu tiri bgt nurut
Bahrozi Papanya Dauzz
bagus
Bahrozi Papanya Dauzz
bagus jalan ceritanya
Ninik Srikatmini
bikin penssaran aja siapa laki2 misterius itu
Ninik Srikatmini
sahabat sahabat yg solid.. 👍
Ninik Srikatmini
pria misterius itu leon dara kakak ipar tirimu
Ninik Srikatmini
sabar ya dara.. saudara laki2 itu jahat
Tutut Srikandi
muter muter ga jelas
CB-1
Biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!