NovelToon NovelToon
Transmigrasi Chantika

Transmigrasi Chantika

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / CEO / Beda Usia / Kebangkitan pecundang / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:188.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chryssa_Dike

Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.

Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.

"Syurgaa.....I'm coming"

Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.

Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Marka yang selesai menguyah dan menelan makanannya pun menoleh ke arah sang istri. Dan menjawab pertanyaan sang istri apa adanya.

"Lumayan" jawabnya dengan wajah datar. Chaca yang mendapatkan balasan seperti itu pun sedikit lega. Tapi belum sampai senyumnya mengembang sempurna, tiba-tiba sang suami berucap lagi.

"Tapi sebenarnya keasinan"

Rusak sudah pagi Chaca yang cerah, tergantikan dengan pagi yang suram karena mendengar kelanjutan dari ucapan sang suami tadi.

'Apa dia bilang? Asin? Anjing. Bukannya terimakasih udah dimasakin eh malah banyak komentar' batin Chaca sambil bergegas ke arah dapur untuk membuang makanan yang ada di piringnya kearah tempat sampah.

Marka sendiri yang melihat kelakuan sang istri pun sedikit bingung. Bingung kenapa sang istri tiba-tiba membuang makanannya sendiri. Padahal kan makanan tersebut belum tersentuh sama sekali.

'Kenapa dia? Apakah tadi aku salah berucap?' gumam Marka sambil terus memakan nasi goreng asin buatan sang istri.

Setelah menghabiskan makanannya, Marka pun menyusul sang istri ke dapur untuk mencuci piring. Sesampainya di dapur ia bisa melihat sang istri yang tengah mencuci piring dan alat masaknya tadi dengan muka yang sedikit ditekuk.

Melihat itu Marka pun menghampiri sang istri.

"Kenapa sih cemberut aja?" tanya Marka

Chaca yang ditanya pun semakin cemberut.

'kenapa sih punya suami nggak pernah peka' batin Chaca dongkol.

Chaca itu sekarang sedang haid makanya dia gampang marah-marah, eh malah suaminya suka sekali membuat masalah dengannya. Nggak tau apa kalau perut Chaca sekarang itu sakit banget pengen rasanya ia memakan orang yang merusak mood paginya.

Marka yang tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya tadi pun, semakin mendekatkan badannya pada sang istri. Dan langsung membalik badan sang istri untuk menghadapnya.

"Kenapa hmm?" tanya Marka lembut.

Yang mendapatkan pertanyaan hanya diam dan mulai memeluk tubuh sang suami.

"Nggak tau" jawab Chaca singkat sambil menenggelamkan wajahnya pada leher sang suami.

"Kenapa sih? Saya ada salah ya sama kamu?"

"Nggak tau, pikir aja sendiri" ucap Chaca masih dengan nada sebalnya.

Marka sangat frustasi karena tidak mendapatkan jawaban mengapa istrinya itu ngambek padanya. Tapi setelah diingat-ingat ia pun ingat sesuatu.

"Kamu ngambek karena saya bilang masakan kamu asin?" tanya Marka lembut. Yang ditanya pun tetap diam.

"Saya minta maaf kalau saya salah, kan tadi kamu tanya sama saya gimana rasa masakannya, ya saya jawab jujur lah. Daripada saya bohong terus kamu cobain sendiri. Yang ada nanti kamu malah marahin saya karena berbohong" jelas Marka.

"Tapi seenggaknya mas kan nggak perlu bicara seperti itu, namanya juga baru belajar masak, jadi wajar lah kalau masih keasinan"

"Iya-iya saya minta maaf, eh bentar..."

"Kamu bilang apa tadi?" tanya Marka memastikan.

Marka sebenarnya sedikit tertegun mendengar jawaban dari sang istri barusan, bukan masalah belajar atau tidaknya. Tapi sang istri baru saja memanggilnya dengan sebutan mas. Sebutan yang ia dambakan saat nanti ia sudah menjadi suami Yura. Tapi apa sekarang? Malah Chaca yang notabennya istri yang tidak diinginkannya malah yang memanggilnya dengan sebutan itu.

Chaca yang baru sadar akan ucapannya pun pura-pura lupa dan tidak mengerti tentang apa yang ditanyakan sang suami padanya.

"Hah? Bilang apa gue?"

"Perasaan gak bilang apa-apa kok" ucapnya dengan wajah pura-pura bingung.

"Itu tadi, kamu panggil saya apa?"

"Panggil apa sih, orang gue nggak panggil apa-apa"

"Udah cepetan berangkat sana" sambung Chaca

"Yaudah ayo" ajak Marka

"Gak, gue mau berangkat sendiri"

Mendengar jawaban sang istri, ia pun bingung pasalnya sang istri mau berangkat dengan apa? Dia kan tidak bisa membawa mobil sendiri, kalaupun berangkat dengan bus pasti dia sudah ketinggalan bus dan harus menunggu bus selanjutnya. Lagian sedari tadi ia juga menunggu sang istri untuk berangkat bersama.

"Kamu mau berangkat dengan apa? Bus? Ini sudah terlalu siang jika kamu menggunakan bus, yang ada nanti kamu malah telat sampai di sekolahnya"

"Siapa juga yang mau naik bus" ucap Chaca masih dongkol. Ya kan mulai lagi mode judesnya.

"Lalu kalau tidak pake bus pake apa kamu berangkat ke sekolah?"

"Ya bawa mobil sendiri lah"

"Makanya sekarang pinjemin satu mobil lo ke gue. Biar lo nggak perlu nganter gue lagi waktu berangkat sekolah" lanjut Chaca.

"Nggak, kamu kan nggak bisa bawa mobil sendiri, yang ada kalau kamu bawa mobil sendiri, malah saya yang dimarahi daddy kamu, karena sudah mengizinkan"

"Makanya jangan bilang daddy, biar gak kena marah. Gitu aja kok repot" ucapnya sambil merolingkan matanya lelah

"Nggak. Tetep aja, kamu kan nggak bisa nyetir mobil, nanti yang ada kamu malah nabrakin orang yang ada dijalan"

"Ih kok gitu sih, gue bisa bawa mobil sendiri kok"

"Nggak, kata daddy kamu nggak bisa"

"Bisa!"

"Enggak"

"Kalau saya bilang enggak ya enggak!" ucap Marka finish.

Chaca yang mendapatkan penolakan dari apa yang dia mau pun marah. "Pokoknya gue mau bawa mobil sendiri titik" jerit Chaca

"Nggak boleh Cha, nurut dong sama suami. Kalau kamu ada apa-apa di jalan gimana? Malah saya yang gak akan bisa tenang. Tolong dong sekali aja dengerin perkataan saya" ucap Marka lembut.

Mendengar perkataan sang suami, hati Chaca pun sedikit-sedikit mulai luluh.

"Oke, kalau gitu minggu ini gue bakal berangkat sama lo, tapi minggu depan gue bakal berangkat bawa mobil sendiri. Kalau lo nggak percaya gue bisa bawa mobil sendiri. Sebagai buktinya hari minggu gue bakal tunjukin ke lo gimana cara gue bawa mobil" final Chaca.

Marka pun menyetujui perkataan sang istri, mereka sepakat untuk hari minggu pagi mereka ke arena balap yang sudah disewa oleh Marka untuk mengetes apakah perkataan Chaca memang benar adanya.

***

Diperjalanan menuju ke sekolah, Chaca terus menggerutu pada sang suami, karena sang suami membawa mobil yang mereka tumpangi dengan kecepatan yang terbilang sangat-sangat lambat.

"Mark, cepet dikit lah kalau bawa mobil"

"Ini juga udah cepet"

"Cepetin lagi dong, ini sebentar lagi jam masuk. Gue gak mau ya kalau gue dihukum disuruh hormat didepan tiang bendera"

"Iya sabar, lagian kenapa kamu panik, itu kan sekolah milik daddy kamu. Kamu tinggal bilang 'saya anak pemilik sekolah ini' kalau ada yang nggak percaya tinggal telpon daddy kamu suruh bilang kalau kamu anaknya, bereskan" ucap Marka enteng.

"Hahh?"

Chaca yang mendengarkan ucapan sang suami barusan pun kaget. Jadi dia anak pemilik sekolah. Wah jadi lebih seru dong permainannya kalau beneran dia anak pemilik sekolah.

'Tenyata itu sekolah milik daddy yang punya tubuh ini? Wah gila sih'

'Berarti gue bisa main-main ke tuh cewek dong? Anjir pasti seru banget. Jadi nggak sabar deh' batin Chaca sambil tersenyum seperti psikopat

'Jalang! Karma lo lagi otw, siap-siap yaaa!!' batin Chaca senang.

Marka yang melihat senyum itu pun sedikit bergidik ngeri. Pasalnya sang istri tersenyum dengan sangat menakutkan seperti telah mendapatkan mangsa yang pas untuk dibunuh.

'Waduh, istri gue kesambet apa nih. Kenapa jadi nakutin gini' batin Marka.

"Ehh, tapi bener kan yang lo ucapin barusan?" tanya Chaca memastikan.

"Yang mana?"

"Yang bapak gue pemilik sekolah. Itu bener atau nggak?"

"Ya bener dong, lagian kenapa saya harus bohong. Nggak ada untungnya juga untuk saya" ucap Marka sambil terus fokus pada jalanan.

"Ahhh, terimakasih suami tampanku, karena lo gue jadi tau sebuah kebenaran yang mungkin gak akan gue tau sampai gue lulus kalau lo nggak ngomong barusan. Btw makasih ya! jadi makin cinta deh" ucap Chaca sambil mencium kilat pipi sang suami

1
Land19
huhuuuu...
Land19
huhuh wajar sih bumil ngrasain yg namanya ngidam. tapi harusnya ngidamnya ga kaya gitu banget lah Thor .
Land19
paling enak punya temen yg kalo ngomong tuh nyablak . sefrekuensi LG beuh
Atmita Gajiwi
/Kiss//Rose//Good//Heart/
Land19
haduuuhh rakus amat sih...
Land19
Alhamdulillah lebih baik sadar diri yah ra, dari pada disadarin paksa yg ada nanti makin menjadi-jadi
Happy Family
ceritakan pun kau tak percaya
Happy Family
Taikkkkkkkkk
Land19
koala ga tuh
Land19
hadududududuuddduuuuh
Happy Family
bab² anak2 disisihkan... tidak dipercaya.. tidak disayang...selalu meleleh air mata aku... aku tau rasanya tidak dipercaya .. disindir..sedangkan tidak tahu salahnya dimana... selalu dlm keriuhan berasa sendiri...
Land19
nah loh bentar LG masuk keperangkapnya
Land19
gue suka gaya Lo cha
Land19
ngakak beuh🤣🤣🤣🤣🤣
Land19
tuh emak bapa nya ga curiga kalo anaknya ko ada perubahan fisik greget banget yah
Land19
Halah Podo wae geblege...
EMG di sekolah ga Ono cctv apa
Nur Viana
semoga saja mati itu chacah biar orgtuaya menyesal
Nur Viana
org tua ya tega bageya
Daniela Whu
lama amat matix kan transmigrasi cantika judul x tp yg di bahas chacha mulu.. keluarga x penuh kasih syang cuma kurang perhatian sj la dimana letak segala permasalahan x
Meyla
👍🏼👍🏼👍🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!