NovelToon NovelToon
My Angel

My Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Ziza, Khalid Al Ghifari sangat jauh berbeda dari para sepupu dan sahabat laki lakinya.

Cowo pendiam yang baru dia kenal di penghujung SMAnya, kini malah satu kelas dengannya. Cowo itu lebih suka menghabisksn waktu di kelas atau di perpus.

Dia selalu terluka, bahkan di awal pertemuan mereka, Ziza menempelkan plester di keningnya.

Ini cerita anak anak Kaysar cs. Semoga suka ya...♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengompori Quin

"Serius? Siapa dia?"

Theo yang sedang serius menatap foto di dompetnya jadi menoleh mendengar teriakan teriakan heboh kembarannya.

Pasti tentang Ziza, batinnya yakin. Hanya mami dan Ziza yang membuat Quin seheboh itu

Quin sedang menelpon. Dari gurat kesal marahnya, Theo yakin pasti Seanlah yang sedang menyiramkan bensin. Membakar otak ceteknya.

Tapi wait..... Biasanya Quin ngamuk begini soal Ziza, kan? Ngga mungkin mami, hatinya sibuk beranalisa.

"Aku percepat jadwal pulang. Besok," putus Quin cepat membuat Theo menghembuskan nafas kasar.

BUG

"THEO! APA APAAN, SIH!" sembur Quin yang mendapat lemparan bantal dari Theo. Mendarat tepat di belakang kepalanya. Egonya tersulut.

Kurang ajar!

"Kamu ngga jadi ketemu Mr. Alen?" dengus Theo mengingatkan.

Dia, Dewa maupun Deva tertunda pulang karena ulah kembarannya itu yang masih memiliki hutang tugas kuliah dengan salah satu dosen paling teliti.

Sekarang seenaknya saja mau langsung pulang. Daddy dan maminya pasti ngga akan mengijinkan.

Apalagi maminya sudah mendapat persetujuan dari mami Zoya, pulangnya setelah semua masalah di kampus Quin selesai!

Kalo sudah menyangkut Ziza, pasti semua skejulnya akan berubah dan otaknya ngga akan bisa merespon hal lain.

Quin menepuk jidatnya. Dia lupa! Wajah galak maminya terbayang jelas, juga peringatannya. Semua akses keuangan dan kemewahannya akan dilucuti. Dia akan jadi orang yang paling menyedihkan

"Aku ralat, Sean. Tiga hari lagi. Kamu jaga Ziza, jangan sampai monyet dubai itu cari kesempatan!"

Ha? Monyet dubai? Theo melebarkan sudut bibirnya.

Siapa lagi yang mendekati Ziza?

Telpon pun diputus. Quin sekarang malah berjalan mondar mandir ngga tenang melewati Theo, membuat kembarannya pusing melihat tingkahnya.

"Ziza kenapa lagi?" Theo pura pura bertanya. Sudah jelas, kan...?

"Ada tetangga baru yang sedang berusaha menempel dengan Ziza," dengus Quin kesal.

Theo tertawa ngakak, sudah ngga bisa dia tahan lagi.

"Biar ajalah. Kalo Ziza cocok malah bagus, kan. Ziza juga sudah bisa move on dari Khalid, kan, kalo gitu."

"Huh, si kurus lemah itu," decih Quin meremehkan.

Tawa Theo tambah berderai.

"Pasti Ziza sedikit terpengaruh karena dia mengaku berasal dari Dubai," omel Quin masih dengan jalan mondar mandirnya.

"Oooh..... Laki laki itu dari Dubai."

"Ya, dia mendapat keberuntungan."

Theo masih ngga bisa menghentikan tawanya. Sudah dapat dia perkirakan, saat pulang nanti pasti Quin akan sangat berulah.

Beberapa menit kemudian setelah tawa Theo mereda.

"Kamu sampai kapan akan pura pura cuek dengan Ruby?"

Wajah bahagia Theo berubah masam.

"Ngga usah ikut campur!"

Quin ganti tergelak.

"Vina, sih, cantik. Tapi kamu, kan, sukanya sama Ruby," ejek Quin lagi.

Theo melengos kesal

"Perasaanku udah hilang sama Ruby."

Quin tambah tertawa ngakak. Senang melihat kembarannya yang sedang galau.

"Aku udah nanya ke Sean kalo Ruby masih single."

Theo hanya mendengus.

"Sebenarnya kamu lihat apa, sih, sampai bisa curiga gitu sama Ruby. Ruby udah jelas jelas suka kamu lah."

"Sok tau."

Quin semakin ngakak. Wajah Theo tambah masam.

Susah dikasih tau kalo ada pasien yang sedang cemburu parah, betinnya mengejek.

Dalam hati Quin merasa heran dan ngga abis pikir, Theo yang biasanya selalu berpikir jernih, bisa jadi goblok begini.

Cinta memang bikin orang jadi dungu. Untung dia belum pernah jatuh cinta, cibir Quin lagi dalam hati.

"Lebih baik cepat selesaikan urusanmu dengan Mr. Alen. Ingat, tiga hari lagi kita pulang. Jangan sampai kamu ditinggal sendirian," dengus Theo mengancam.

"Gampanglah kalo Mr. Alen," decih Quin sombong. Dia hanya malas saja bertemu Mr yang terlalu text book itu. Tapi demi menghajar si monyet Dubai itu, Quin sudah bertekat akan menghadapi dosennya dengan sangat serius. Agar tugasnya cepat selesai dan mereka bisa cepat pulang.

Quin pun sudah ngga sabar melihat drama Theo dan Ruby.

Kembali Theo mendengus melihat kembarannya yang sudah sangat berkobar lagi semangatnya.

Dasar, selalu saja laki laki yang mencoba mendekati Ziza yang jadi penambah imunnya.

*

*

*

Sean terbahak saat menatap ponselnya. Quin sudah memutuskan sepihak.

"Dia sudah kebakaran jenggot," senyum Zian melebar. Saat ini mereka agak menjauh dari Ziza dan Khalid.

"Sudah pastilah," tawa Ezra berderai. Idenya yang meminta Sean menelpon si bodyguard posesive itu, yang tentu saja disambut dengan senang hati oleh Sean dan Zian.

"Rencana pulangnya dipercepat," imbuh Sean dalam derai tawanya.

"Baguslah," imbuh Ezra.

"Sudah kepanasan banget dia," timpal Zian.

"Bentar. Aku foto kak Ziza dan temannya itu dari samping," ucap Ezra yang langsung menyorotkan ponselnya. Dan jepret

Sengaja foto itu dia blurkan.

"Bang Sean, udah aku kirim."

"Sip." Dengan cepat jemari Sean mengirimkan foto blur yang menampilkan sosok Ziza dan Al pada Quin.

"Meledak sekalian."

Tawa ketiganya pun semakin berderai.

*

*

*

"Ayo, mampir ke rumah. Mami dan daddy pasti senang lihat tetangga barunya berkunjung," undang Ezra sambil mengerling ke arah kakaknya.

Ziza menaikkan kedua sudut bibirnya.

Sean dan Zian melebarkan cengirannya.

PUK

"Ayo, bro." Sean menepuk pundak Khalid sambil melangkah memasuki gerbang rumah mewah Ziza.

Khalid bergeming. Tepukan itu menimbulkan perasaan aneh. Dia merasa dulu pernah mendapatkan hal itu dan rasanya ngga menyenangkan.

"Nggak bisa, ya. Ngga apa, kok. Ngga dipaksa," senyum Ziza ketika menyadari Khalid yang mematung.

"Oh, nggak, kok." Khalid segera melangkah sebelum kesempatannya hilang. Apalagi sekarang dia ngga perlu bersusah payah mengenal keluarga Ziza.

Zian yang berada di dekat Ziza kembali melangkah setelah tadi ikut terhenti bersama Ziza.

"Tapi menu makanannya pasti beda dengan yang biasa kamu makan," senyum Ziza setelah Khalid menjejeri langkah kakinya.

"Tenang. Selera makanku universal."

Ziza tertawa pelan mendengarnya. Khalid terpana sesaat melihatnya.

Cantik, batinnya memuji. Bukan itu saja, degup jantungnya semakin ngga menentu iramanya.

Kemudian dia mengalihkan tatapnya ketika Zian memergokinya. Dia menatap sekitar rumah mewah Ziza.

Tapi rasanya tetap asing. Khalid yakin dia belum pernah maen ke sini.

"Loh, siapa ini?" tanya Kaysar yang berada di teras rumahnya bersama dengan teman lamanya. Setyawan.

"Tetangga baru, daddy. Mau ikut sarapan bareng," jelas Ezra, kemudian menyalim tangan Om Setyawan yang masih menjadi kepala sekolahnya.

"Yang beli rumah Edo?" celutuk Setyawan.

"Iya, Om."

Setyawan pun beradu pandang dengan Khalid yang rupanya sejak tadi sudah menatapnya.

Setyawan sampai memicingkan matanya karena debar di dadanya terasa aneh saat melihat pemuda itu.

"Kamu bukan mantan siswaku?" Setyawan seolah ingin memastikan.

"Bukan, Om. Dia dari Dubai," sela Sean.

"Dubai?" suara Setyawan agak tercekat. Tapi kemudian dia berusaha menenagkan perasaannya yang mendadak riuh

"Jauh sekali. Pasti punya urusan penting, ya, bahkan sampai membeli rumah."

"Begitulah, Om."

Setyawan menajamkan lagi tatapannya. Suara yang tidak asing di pendengarannya.

"Masih kuliah?" interogasinya lagi sampai membuat Kaysar menatapnya. Tidak biasanya Setyawan banyak bertanya pada orang yang baru dia kenal dan dia lihat.

Kemudian Kaysar ganti menatap Khalid.

Dia merasa biasa aja, ngga ada yang spesial.

"Sudah lulus, Om."

Om, ulang Setyawan dalam hati. Rasanya suaranya pernah dia dengar.

Setyawan fokus lagi mengamati.

Postur dan warna suara serta intonasinya mengganggu alam pikiran bawah sadarnya.

Sayangnya wajahnya jauh berbeda.

"Kuliah berapa tahun?" Kaysar ganti yang menginterogasi

"Tiga tahun."

"Hebat," puji Kaysar langsung Sekarang dia baru merasa ada yang spesial.

"Sistemnya yang memudahkan Om, jadi bisa lulus cepat," ucap Khalid merendah. Dia ngga mau meninggalkan kesan tinggi hati pada orang orang yang ingin dia kenal lebih dekat.

"Ya, ya..... Jadi kalian satu angkatan, ya, kalo gitu." Mata Setyawan beralih pada Sean dan Zian. Hati Seryawan makin berprasangka. Tapi kemudian dia hempaskan karena teringat dna Khalid juga ada di samping papanya.

Wajahnya seketika berubah murung.

"Sepertinya, Om" sahut Zian.

Dia dan Sean sedang mengurus skripsi. Mereka masih membutuhkan satu semester lagi. Sama seperti dua kembar yang akan pulang tiga hari lagi.

Setyawan dan Kaysar manggut manggut.

"Ayo, mami Gista pasti udah nunggu," ajak Kaysar sambil melangkah duluan masuk ke dalam rumah.

*

*

*

"SIALAN!" teriak Quin marah begitu membuka notif pesan dari Sean.

"Dia kenapa?' tanya Deva yang baru saja bergabung bersama Dewa ke unit apartemen Theo dan Quin.

"Biasa, salah minum obat," tawa Theo yang sudah menebak pasti kembarannya mendapat kiriman pesan dari Sean.

"Obat Ziza?" tebak Dewa penuh arti. Dia dan Deva sudah mendapat chat dari Zian kalo pulang mereka akan dipercepat gara gara ada laki laki baru yang mendekati Ziza.

Dan Dewa ngga perlu jawaban lagi karena sudah melihat tawa Theo yang sangat lepas.

Deva hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya melihat sepupunya yang saat ini sedang berkobar kemarahannya.

Mungkin bentar lagi ponselnya dibanting.

BRAKK!

Ponsel yang ngga bersalah pun kini sudah mengalami retak retak setelah menci-um dinding dengan sangat keras

1
Dewi kunti
pelan2 Khalid 👍🏼👍🏼👍🏼
TriAileen
bt vina ngaku aja k Ruby n Ziza kl Vina n Theo bohonga.
hansen
mohon ruby jangan terburu2 untuk menerima endru, ya jika ingin move on bisa aja dengan cara fokus kuliah atau bantu2 kerja nyokap loh by..Karna jika masih belum ada kejujuran kalian berdua yang menjadi mangsa perasaan dan sakit hati itu endru jika ruby menerima cinta nya.
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Panggil Ry aja Kk Han 😁
hansen: benar kak
total 3 replies
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Gk sabar nunggu drama Vina dan Theo
Pengen lihat Theo kesal kalau drama yg Dy buat tdk mempengaruhi sikap Ruby
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih Iklan
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Semoga Ruby bisa mengendalikan diri sehingga bersikap biasa dgn drama yg Vina dan Theo buat
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Orgnya ada di samping Khalid
Sri Siyamsih
part"ini bkin nyesek thor, nggk hbs" derita khalid 😥
Sri Siyamsih
pawang si quin nich kyknya
Sri Siyamsih
kasihan khalid 😥
Sri Siyamsih
pk setya nggk peka bgt sih
Sri Siyamsih
mmnya depresikah thor, hingga khalid yg sering jd sasaran 😥
Rahmawati
quin ini posesif bgt, nanti gmn ya kl sama pacarnya
Ina's
up nya jangan lama-2 ya
anggita
☝iklan...like👍buat Quin yg lgi marah" aja.
hansen
bila sampai ke destinasi ruby acuhkan saja theo, ayolah bicara 4 mata kalian berdua perlu speed time bersama hanya berdua
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠
Akhirnya Quin berkenalan dgn Al
Gk sabar nunggu Kericuhan kedua kembaran Nakal
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan
Innara Maulida
sabar Quin sabar,,ntar ketemu ko sama pawang nya ,,,masih di umpetin sama ohtor nya,,si bar bar,,,nona muda yg kabur itu apa kabr nya ia
Yuli Ana
ya ampun Quin...Quin...
pertemukan lah Quin dengan jodohnya... biar GK marah2 terus...🥺🥺🥺
😂😂😂
🌻⃟MbaK_KuNt!🌞⃠: Akan ada saatnya Yul
Skrg Quin mau fisikkotes Al dulu
total 1 replies
Yuli Ana
kasihan Khalid....n😭
Ulfah Putri
biar aja lah,,si Rubby tunangan Ama cowok lain biar si Theo kebakaran jenggot😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!