NovelToon NovelToon
PINK BUBBLES #1

PINK BUBBLES #1

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: LeoRa_

Judul kecil: SUAMI KECIL YANG LENGKET DAN MANJA

Sinopsis (pendek saja):
Ini tentang remaja laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis yang lebih tua darinya sejak pertemuan pertama. Dengan laki-laki berpostur dewasa dan gadisnya justru kebalikannya.

[Catatan penulis: tidak ada konflik berarti yang mengganggu, hanya cerita yang menghibur saja. sebab penulis tidak mau tambah stress, cukup di dunia nyata saja.]

Buat yang suka alur santai, bisa datang ke penulis. di jamin gak akan nambah beban pikiran. kecuali agak hambar. hahaha. maklum, menulis cerita juga butuh ide dan ide datangnya dari kinerja otak yang bagus. jadi, penulis harus selalu menjaga pikiran tetap tenang dan bersih agar bisa berpikir lebih imajinatif untuk menghibur pembaca semua.

love u😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LeoRa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Klik!

Ceklek!

Vailla membuka pintu kamar Qiena usai mengobrol dengan Giass.

Laki-laki itu masih duduk santai di sofa dan kini sedang menonton televisi.

Qiena pun keluar dengan ekspresi wajah penuh keluhan pada Vailla yang terkekeh melihatnya saat ini.

"Sudah selesai?"

Tuk!

Vailla mengetuk kening Qiena ringan. "'Kan aku sudah disini, artinya sudah selesai."

"Lalu?"

"Lalu apa?" Vailla memasang wajah pura-pura tak mengerti yang membuat Qiena mendengus lalu hendak beranjak pergi ke dapur. Haus juga berusaha menguping.

Tapi, Vailla menariknya kembali.

"Ada apa?" tanya Qiena.

"Ayo masuk kita ngobrol didalam." suara Vailla rendah yang agak berbisik namun terkesan serius.

Jadi, Qiena mengiyakan dan berpikir mungkin ini ada hubungannya dengan apa yang Vailla dan Giass obrolkan.

Vailla menutup pintu kembali lalu membawa Qiena duduk di pinggir kasur dengan saling berhadapan.

Sebelum mengucapkan apapun, Vailla menatap Qiena dalam membuat gadis dewasa itu bingung.

"Kenapa?"

Vailla menarik napas dalam-dalam sebelum bicara. "Menikahlah dengannya."

Qiena terhenyak karena ini begitu tiba-tiba. "Apa maksudmu? Kita bahkan belum mengenal orang itu, bagaimana kalau dia tidak sebaik kelihatannya?!"

Qiena tidak bisa bila tidak berpikir begitu, sebagai salah satu anak yang beruntung bisa dilahirkan dalam keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang membuat Qiena juga memiliki cita-cita yang sama untuk pernikahannya. Tiba-tiba seperti ini, siapa yang tidak kaget.

"Aku tahu dan aku juga tidak bisa menjamin apapun. Tapi, aku cuma bisa bilang, dia bersungguh-sungguh untuk menikah denganmu juga dia berasal dari keluarga yang baik. Saat kau tahu nanti, kau tidak akan ragu padanya lagi."

"Kau sudah menanyakan hal itu padanya?" Vailla memutar bola matanya malas.

"Aku bukan kau yang tidak bertanya apapun. Kau bahkan tidak tahu siapa dia. Kalau kau tahu, kau bisa lega." tutur Vailla.

"Menikahlah." katanya lagi kali ini lebih serius.

"Kenapa kau mendesak ku?" ini yang Qiena tidak mengerti. Siapa yang mau menikah dan siapa yang terburu-buru, kenapa dia didesak.

"Aku ingin kau tidak sendirian lagi. Aku dan mendiang Paman Qio ingin kau memiliki teman hidup. Kau tahu, untuk datang kesini aku sampai harus berdebat dulu dengan manajer ku. Karena, jadwal ku untuk 3 tahun ke depan sudah di tetapkan dan akan sangat padat. Kemungkinan untuk menemui mu sangat kecil dan bahkan hampir tidak ada kemungkinan, via telepon pun akan sulit. Aku akan ke beberapa negara, perbedaan waktunya akan menyulitkan ku menelpon mu. Jika terjadi sesuatu padamu, aku pasti akan menjadi orang terakhir yang tahu. Karena itu, setidaknya dengan kau menikah. Meskipun aku mengetahuinya belakangan, aku tidak akan sedih terlalu dalam. Karena aku lega, kau ada yang menemani."

Mata Qiena berkaca-kaca mendengarnya. Qiena tahu Vailla seringnya lebih mengutamakan dia daripada dirinya sendiri. Bahkan semasa sekolah dulu, Vailla lah yang menjadi kepercayaan ayahnya untuk memastikan Qiena aman. Keprotektifan ayahnya telah meracuni Vailla hingga ikut protektif.

Tapi, kini Vailla memiliki kehidupannya sendiri. Vailla pasti sangat mencintai pekerjaannya saat ini hingga dia bingung yang mana yang harus menjadi prioritasnya. Karena keduanya adalah hal yang penting baginya.

Ini membuat Qiena mengingat perkataan temannya tempo hari, dimana setelah dewasa semua orang akan mencari jalan hidupnya sendiri dan akan menjadi sangat sedikit waktu yang tersisa untuk berkumpul bersama. Kecuali janji berkumpul dibuat. Itupun masih bisa dibatalkan bila hal penting lainnya muncul ditengah-tengah.

Qiena jadi tidak tega. Vailla sudah melakukan banyak hal untuknya. Sementara dia? Apa yang sudah dia lakukan untuk Vailla? Tapi, pernikahan juga bukan perkara enteng. Dia juga tidak mau gagal seperti kebanyakan orang yang kurang beruntung di luaran sana.

Qiena mengangguk kecil. "Biar ku pikirkan. Kau tidak perlu khawatir."

"Kau benar-benar akan memikirkannya?" Vailla perlu kepastian.

Kali ini Qiena mengangguk lebih kuat. "Umm. Aku akan benar-benar memikirkannya. Jadi, bekerjalah dengan baik, jaga kesehatan mu dan tunggu saja kabar baik dariku." diakhir dia tersenyum menenangkan Vailla.

Vailla jadi merasa lebih bersalah. Rasa bersalahnya pada Paman Qio malah membuatnya jadi serba salah. Kini hal ini pasti menjadi beban bagi Qiena.

"Apa aku... Terlalu memaksa mu?"

Vailla memandang dengan penuh rasa bersalah. Seperti rasa bersalahnya bertambah berkali-kali lipat. Jadi, Qiena tersenyum tak berdaya. Lalu, menggelengkan kepalanya.

"Jangan khawatir. Kau tidak memaksa ku. Bibi Jia bahkan meminta ku memikirkannya juga. Semua orang mengkhawatirkan pernikahan ku, bagaimana bisa itu karena paksaan mu. Lagipula, aku baru sadar kalau selama ini aku tidak mencoba mengenal pria itu. Aku hanya terlanjur ketakutan, karena kemunculannya terlalu tiba-tiba dalam hidupku. Terlebih, sekarang dia menjadi sangat agresif. Selalu muncul di jam makan malam dan tidak berniat pulang sampai fajar. Aku tidak berani terlalu mengusik, takutnya dia memakanku. Hiih..." Qiena merinding bila membayangkan hal itu terjadi.

Barulah Vailla sedikit lega.

Kemudian, keduanya mengobrol lagi tanpa menyadari seseorang bersandar di dinding samping pintu mendengarnya percakapan mereka.

Senyum terukir di bibirnya nyaris tak bisa di tutup. Tak menyangka, ada peluang. Ingin rasanya dia tertawa terbahak-bahak saat ini. Tapi, tidak bisa.

.

.

.

 Vailla pun pulang karena sudah didesak manajernya sebab mereka akan terbang ke negara lain malam ini dan tinggallah dua insan itu lagi malam ini.

Qiena terdiam sejenak sebelum bersuara. "Mari bicara."

Punggung Giass langsung tegak, inilah yang ditunggu-tunggu olehnya. Dengan mempertahankan wajah datar Giass mengikuti Qiena kembali ke sofa dan duduk lagi secara berhadapan.

Ini mengingatkan keduanya pada pertemuan pertama mereka.

Hening sejenak sebelum Qiena kembali memulai percakapan.

Qiena pun menanggalkan percakapan formal.

"Aku tidak tahu dan tidak mengerti bagaimana kau bisa menyukai ku. Tapi, apa yang kau lakukan padaku dengan mendatangiku seperti ini sejujurnya sesuatu yang tidak baik bagiku. Jika orang lain tahu, aku akan di pandang buruk. Mungkin aku bisa mengabaikannya, tapi hidup ku pasti tidak akan damai lagi. Aku sudah sangat menyukai kehidupan sederhana ku ini."

Giass tahu dan sudah mencari tahu.

Jadi, dia mengangguk. "Itulah mengapa aku datang saat ada kesempatan. Meskipun aku tahu hal seperti itu tidak akan berlangsung lama. Tapi, ini yang terpikirkan oleh ku. Kau tidak suka berpergian, bagaimana aku memiliki kesempatan untuk bertemu dan mengobrol denganmu."

Qiena paham soal itu. Jadi, dia bisa menerimanya.

"Apa yang membuatmu begitu kukuh ingin menikah dengan ku?"

"Sulit untuk menjawabnya. Ini seperti beberapa orang yang mengambil jalan yang sama denganku. Mereka merasa wanita yang mereka lihat dan rasakan menimbulkan keinginan untuk menikah dengannya. Itu yang ku pikirkan sejak pertama kali bertemu dengan mu... Sampai aku mencoba mencari tahu mengapa aku merasa demikian, padahal saat itu aku belum mencintaimu. Tapi, seiring waktu aku mencari, jawabannya sederhana..." jedanya sambil memandangi wajah Qiena yang fokus mendengarkannya sambil tersenyum lembut untuk pertama kalinya Qiena lihat.

"Beginilah cara Tuhan menyatukan dua hambanya. Tidak perlu selalu dimulai dengan cinta, tapi pasti Tuhan menyusupkan perasaan itu pada waktunya... Dan itu yang aku jalani saat ini..."

Jantung Qiena melonjak detaknya sampai dia bingung bagaimana menanganinya. Ini belum pernah terjadi.

"Ingin menikah denganmu yang awalnya tanpa memikirkan cinta. Tapi, kini aku ingin lebih dari itu. Aku ingin menikahi mu dengan sempurna. Ada cinta dan ada pembuktian. Salah satunya, dengan memunculkan diriku dihadapan mu lebih sering."

"Aku memang tidak bisa menjamin apapun padamu, karena pernikahan itu bukan akhir dari segalanya. Tapi, aku bisa menjamin satu hal... Kalau tujuan ku menikahi mu adalah untuk bahagia. Aku juga ingin punya keluarga yang bahagia dan pilihan ku untuk seorang istri yang bisa ku ajak bahagia bersama jatuh padamu."

Qiena terdiam, tak bisa berkata-kata.

Giass teramat serius.

"Atau agar kau lega. Haruskah kita membuat perjanjian? Aku dengar wanita sekarang, paling mengkhawatirkan kesetiaan suaminya. Jadi, perjanjian tertulis diperlukan."

.

.

.

.

.

.

.

1
@train
tetap semangat ya thor
@train
siap thor
Fauziah Tallya
mudah2an qiena nya gpp sama semua bayi nya
@train
ya oke thor maklum aku karena semua pekerjaan itu tidak bisa dikerjakan sekalian
@train
wow,selamat untuk pasangan muda kita
@train
apa mungkin oiena alumni sekolah tersebut
@train
semangat thor
@train
belum banyak yang join ya
@train
wow,semakin seru saja
@train
karya yang bagus
Fauziah Tallya
selamat, sudah sah aja nanti h
@train
wow,bunga cinta bertebaran
Fauziah Tallya
mama stevani ngelamar nya sweet bangett, pengen nabung bab tapi tiap ada notif gak kuat pengen langsung baca...
ditunggu up lagi yah thor
Fauziah Tallya
bagus banget ceritanya, semangat up thor
Fauziah Tallya
ditunggu up lagi ka 😊
anggita
like👍+☝iklan moga novelnya lancar sukses.
anggita
disemua novel tiap pintu dibuka bunyinya.... ceklek🤭
Dewi
Kangen 3Ry (Ryura,Reychu sma Rayan)
Dewi: Slalu di tunggu thor krya krya nya semngat trus ☺️
LeoRa_: makasih dh rindu anak2ku. tapi ada kepikiran bikin keturunan mereka, cuma belum Nemu ide yang pas. semoga aja bisa ketemu segera, biar bisa di proses. thor jg kangen bikin mereka bertiga lagi🥲😌
total 2 replies
Dewi
Di tunggu kak..☺️Semngat trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!