System Penguasa Dan Balas Dendam

"Nak, apakah kamu benar benar yakin dan tidak bercanda?" Tanya Ibu Olivia walaupun dengan wajah ragu ragu.

"Anda percayalah padaku Ibu, aku akan berusaha sebaik mungkin." Ucap Arshlan sambil tersenyum hangat.

entah kenapa, saat sang Ibu melihat senyuman Arshlan. Ia merasa sedikit tenang, bahkan seolah rasa sedihnya sedikit berkurang walaupun masih ada.

"Sylvia, aku akan menerima misi dariku. Karena itu aktifkan keahlian Tabib tradisional." Ucap Arshlan pada Sylvia.

"Misi tingkat A diterima.

Misi: Selamatkan Ayah dari Nona menggunakan teknik jarum perak.

Hadiah misi: Kunci khusus, serta uang tunai sebanyak 100 juta."

"Keterampilan Ahli pengobatan tingkat perunggu diaktifkan..." Dering sistem di kepala Arshlan yg di barengi dengan banyaknya informasi tentang pengobatan.

Banyak sekali informasi yg masuk, seperti cara pembuatan obat tradisional, pemahaman tentang aliran darah serta syaraf tubuh manusia, serta yang paling tinggi adalah teknik 5 jarum perak.

"Sylvia aku beli satu set jarum perak dari toko sistem." Ucap Arshlan.

"Membeli satu set jarum perak 12 ular elemen menghabiskan poin tukar sebanyak 100.000 poin tukar." Ucap Sylvia yg membuat Arshlan hampir tersedak ludahnya sendiri.

Ia benar benar terkejut dan tidak menyangka bahwa harga dari satu set jarum perak 12 ular elemen akan semahal itu.

Namun apa daya, ia benar benar membutuhkannya sekarang.

Arshlan pun meraih kantong bajunya seolah olah ingin mengambil sesuatu, saat itu keluarlah 5 buah jarum perak yg samar samar terlihat warna yg berbeda di ujung jarumnya.

"Apa yang ingin kamu lakukan nak?" tanya Ibu Olivia sedikit terkejut saat Arshlan mengeluarkan 5 buah jarum sepanjang satu jengkal orang dewasa.

"Bu aku akan melakukan teknik akupuntur untuk menutup aliran darah yg telah terkontaminasi oleh zat berbahaya itu." Jelas Arshlan yg membuat gerakan ibu Olivia berhenti.

"Setelah itu aku akan membantu untuk mengeluarkan zat berbahaya itu juga." Jelas Arshlan panjang lebar agar Ibu Olivia tidak terlalu merasa khawatir.

Di sebuah ruangan pemantauan...

"Eh bukankah dia pasien ajaib itu?, apa yang akan ia lakukan pada pasien pria paruh baya itu?" tanya seorang pemuda berseragam petugas.

"Kamu segera panggil dokter Dirga, aku seperti mengenal jarum yg dipegang pemuda itu." Jawab seorang paruh baya sekaligus menyuruh pemuda di sampingnya.

"Baik pak." Ucap si pemuda, lalu ia pun segera berlari keluar dari ruangan itu yg merupakan ruangan pemantauan.

"Bu bisa bantu aku membuka baju ayah pada bagian atas?" tanya Arshlan yg dibalas anggukan Ibu Olivia.

Setelah baju dari Ayah Olivia terbuka, terlihatlah jika terdapat lebih dari satu luka tembakan disana.

 Namun terlihat jika terdapat satu luka baru yg sedikit aneh dimana luka tersebut memiliki warna ungu gelap seperti lebam, namun terlihat sebuah garis garis tipis seperti urat juga berwarna ungu.

"Kondisi ayah terlalu parah." Ucap Arshlan yg langsung saja membuat jantung Olivia serta Ibu nya hampir meledak.

"Sepertinya ayah hanya bisa bertahan selama 1 bulan paling lama jika masih tidak ditangani." Ucap Arshlan lagi yg membuat keduanya hampir pingsan karena takut, terkejut, serta khawatir secara bersamaan.

"Berhenti apa yang ingin kamu lakukan pada pasien rumah sakitnya?!!" Tiba tiba terdapat seorang dokter yg terlihat tua berteriak menghentikan apa yang akan dilakukan oleh Arshlan.

Mendengar teriakan itu, Arshlan pun menoleh ke arah pintu dimana terlihat 5 orang sedang berdiri sambi menatap ke arah Arshlan.

"Nak, apa yang ingin kamu lakukan?" tanya pria tua itu lagi namun dengan suara yg tidak sekeras tadi.

"Tentu saja ingin menyelamatkan Ayah Mertua ku." Ucap Arshlan dengan wajahnya yang terlihat aneh.

"Ketahuilah nak, pasien itu sedang mengalami keadaan aneh, dimana kami para dokter sendiri pun masih meneliti penyebab koma pasien itu." Ucap Pria tua itu lagi.

"Heh kau, jangan sok pintar jadi pemuda. Kau melakukan hal ini kau fikir keren hah?" sahut tiba tiba seorang wanita yg sedari tadi berdiri di samping pria tua tadi.

"Jika dokter Dirga saja masih belum bisa menyembuhkan, apa yang bisa kau lakukan yang hanya seorang ingusan?" cerca wanita itu lagi dengan wajah ketus.

Mendengar ucapan pedas dari wanita itu, Arshlan pun mengerutkan kening nya heran.

"jika kamu tidak bisa maka aku juga tidak bisa, bukankah fikiranmu terlalu dangkal?" Ucap Arshlan membalas wanita yg mengolok oloknya itu.

"Kau..!!" Teriak wanita itu tidak terima.

"Sudah sudah, Janny kamu dialah." Ucap tegas pria tua yg dipanggil dokter Dirga itu.

"Anak muda, kenapa kamu dengan percaya diri mengatakan jika kamu bisa menyembuhkan pasien itu?" tanya dokter Dirga pada Arshlan. sedangkan wanita yg ia panggil Janny itu, Ia hanya mendengus dingin.

"Jika kamu mengatakan bisa menyembuhkan pasien itu, pastinya kamu tahu bukan penyebab pasien itu koma?" tanya dokter Dirga lagi pada Arshlan.

Mendengar pertanyaan dokter Dirga itu, Arshlan hanya menghela nafas lalu menceritakan alasan kenapa Ayah dari Olivia itu koma sama persis seperti yg ia ceritakan pada ibu Olivia.

Mendengar cerita Arshlan membuat dokter Dirga tidak percaya, ia pun mengalihkan pandangannya pada Ibu Olivia dengan wajah bertanya.

"Bu, apakah benar jika pasien sebelumnya pernah ikut dalam peperangan?" tanya dokter Dirga ingin mengkonfirmasi cerita Arshlan.

"Ya itu benar, suamiku merupakan mantan letnan tentara yg aktif ikut berperang 3 tahun lalu. Ia bahkan pernah paling lama bertugas hampir 2 tahun lamanya saat di perbatasan." Ucap Ibu Olivia menjelaskan secara rinci.

Mendengar itu dokter Dirga memanggut manggutkan kepalanya.

"Apakah anda percaya dengan ucapan bocah ini dokter?" tanya si Janny dengan wajah aneh.

"Bahkan kalaupun zat entah apalah itu yg diceritakan memang benar adanya, apakah mungkin teknik jarum karatan itu mampu menyembuhkan pasien?, huh palingan malah akan mempercepat kematian pasien itu." Ujar si Janny itu panjang lebar kali tinggi.

"Janny kau keterlaluan..!!, kau kembalilah ke kantormu sekarang." Ucap dokter Dirga sambil bergeram marah.

Janny yg tidak menyangka jika dokter Dirga akan se marah itu hanya karena pemuda di depannya yg ia pandang remeh.

Karena kesal akhirnya Janny melenggang pergi sambil mendengus dingin serta marah.

"Hhh.. mohon maafkan dia." Ucap dokter Dirga pada Arshlan serta keluarga pasien.

"Jadi bagaimana garis besar proses yg akan kamu lakukan dalam penyembuhan menggunakan jarum perak tersebut?" tanya dokter Dirga.

"Intinya yang pertama aku akan menutup aliran darah yg mengalir ke seluruh tubuh, itu karena darah itu telah tercemar.

lalu aku juga akan mencoba menekan zat berbahaya tersebut pada satu titik dan mengeluarkannya secara manual." Ucap Arshlan lagi menjelaskan.

"Untuk proses selanjutnya bisa anda lihat saja langsung saat aku melakukannya. Intinya jangan menggangguku atau akan berakibat fatal." Ucap Arshlan lagi dibarengi dengan peringatan keras.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...