Bau bangkai menyengat selalu datang setiap mau maghrib sampai nanti menjelang isya, Kadang bayangan merah juga melintasi jendela. Lita terpaksa menyewa tempat yang paling ujung karena harga nya yang murah dan ukuran rumah ini lumayan besar, Namun rasa takut Lita berkurang ketika ada seorang pria bernama Sam juga menghuni rumah ini di bagian atas.
Yang membuat Lita merasa aneh, Sam datang nya selalu sore setiap mau maghrib.
Siapa Sam sebenar nya?
Kenapa Sam mau tinggal bersama Lita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Mayat babi
Lita sudah sampai di tempat kerja dan memasukan kartu absen nya, Langsung menghidupkan komputer untuk memukai pekerjaan nya sebagai kasir. Pelanggan juga mulai berdatangan, Pria yang sangat tinggi dan tubuh nya berotot terlihat memasuki super market tempat Lita bekerja. Dia mengambil keranjang kuning memasukan semua yang akan ia beli, Tak lama pria itu berdiri di hadapan Lita dengan wajah ramai nya. Lita tersenyum ramah dan mulai scent barcode, Pria itu juga tersenyum kepada Lita. Sesungguh nya sekarang Lita sedang salah tingkah karena pria yang tersenyum ini sangat lah tampan, Wajah nya Baby face namun tubuh nya seperti Daddy berotot kencang.
"Masih sepi ya kalau pagi begini." Ujar pria itu membuka suara.
"Iya, Nanti kalau agak siangan sangat ramai." Jawab Lita.
"Sudah lama ya kerja di sini, Lita?" Tanya Pria itu menyebut nama Lita.
"Belum, Loh kok tau nama saya?" Heran Lita.
"Kemarin saya juga belanja di sini, Baca nama mu di struk." Ujar nya.
Lita tersenyum karena pria ini sampai membaca nama nya, Ganteng dan sangat ramah. Tentu nya idaman banyak wanita, Teman kerja Lita juga memperhatikan dari jauh karena ada pria tampan yang belanja agak lama di toko mereka. Dia mendekat karena ingin mendengar obrolan di antara kedua nya.
"Nama saya Samuel, Panggil saja Sam." Pria itu mengulurkan tangan.
Karena tidak mungkin tidak menyambut nya, Lita pun berjabat tangan dengan Samuel. Tangan nya terasa sangat dingin bagai kan baru memegang es batu, Namun Lita tak ambil peduli karena itu tidak mengurangi ketampanan nya Samuel, Dia pun segera membayar belanjaan nya.
"Sampai jumpa lagi, Lita." Samuel melambai kan tangan.
Begitu pula dengan gadis ini, Dia melambaikan tangan nya sambil tersenyum lebar. Senyum Sam masih tidak lepas dari pelupuk mata Lita, Bagai mana mungkin ada pria setampan itu di kota ini. Sambil melayani pembeli lain dia pun masih membayangkan Sam, Setidak nya bisa lupa dengan bayangan Azka yang bila tersenyum juga sangat manis.
"Untung aku nekad merantau, Sehingga banyak bertemu pria tampan." Batin Lita sambil tertawa geli.
Bila dia tinggal di kampung itu terus, Pasti nya Lita akan sangat sulit untuk melupakan Azka. Akan bertemu setiap hari nya, Mana dia juga harus melihat bila Azka dan Nessa tertawa bahagia bersama. Sebenar nya itu bukan dosa mereka bila sampai bahagia dan punya rumah tangga adem ayem, Yang salah adalah nasib nya. Lita kadang merasa nasib nya sangat berat, Di mulai sejak kecil Ibu Mima sudah membuang diri nya, Kini sudah besar pun terluka karena seorang pria. Seolah semua orang di muka bumi ini memang tidak suka dengan kehadiran nya, Maka kadang Lita menangis dan meratap kepada tuhan nya.
"Eh siapa nama cowok tadi, Ta?" Teman nya yang bernama Indah menghampiri Lita ketika sudah tidak ada pembeli.
"Sam! Kenapa, Kamu naksir juga ya?" Lita menunjuk hidung Indah.
"Pasti lah, Orang kok ada ya yang ganteng begitu." Indah berdecak kagum.
"Mirip idol korea, Ugh rasa nya ingin ku cubit pipi dia tadi." Lita sangat gemas mengingat mata Sam yang lucu.
"Semoga besok dia belanja lagi, Ku lihat dia jalan kaki loh! Pasti tinggal nya tidak jauh dari sini." Indah melongok keluar.
"Lah kalau pun dia tinggal dekat sini, Memang nya mau hampiri kerumah nya?" Lita menatap Indah.
"Iya lah, Cinta itu perlu di kejar." Sahut Indah semangat.
Lita tertawa mendengar jawaban teman nya bahwa cinta perlu di kejar, Dia saja terluka karena mengejar cinta duda. Tak akan lagi Lita mau mengejar cinta seorang pria, Karena rasa nya sakit sekali di tolak oleh orang yang kita sukai. Cukup lah dia hanya suka saja dan memendam nya, Kalau untuk mengejar dia tak akan mau lagi karena Lita tak ingin sakit hati lagi. Kalau ada yang naksir, Maka dia akan mau dan itu pun kalau cocok juga.
...****************...
Lukas menatap rumah yang agak masuk kedalam dan terlihat sangat suram, Walau banyak bunga bunga yang menghiasi bagian depan nya. Namun itu tidak mampu membuat rumah ini tampak asri, Ada aura lain yang membuat nya suram dan tertutup oleh aura jahat.
"Kamu tunggu di sini saja ya, Saya mau masuk sebentar." Pamit Bu Melati.
"Baik, Bu." Angguk Lukas.
"Kalau kamu bosan ya silahkan jalan jalan, Asal kan jangan jauh kebelakang sana." Pesan Bu Melati.
"Iya." Lukas kembali mengangguk dan membuka kan pintu untuk Bu Melati.
Tapi pemuda ini bergidik ngeri ketika Bu Melati keluar dan menyentuh tangan nya, Dia berpikir mungkin saja Bu Melati tidak sengaja menyentuh nya. Karena tidak mungkin wanita setengah baya itu akan berlaku genit kepada nya, Lukas sama saja dengan anak nya, Walau Bu tidak terlihat punya anak dan suami.
"Ngapain dia kesini ya? Memang agak lain ku rasa dia." Batin Lukas.
Lukas tak ingin hanya diam saja di dalam mobil, Lagi pula tadi Bu Melati sudah mengizinkan nya untuk jalan jalan. Jadi Lukas pun melangkah kan kaki menuju bagian rumah, Di sebelah ada rak yang seperti nya untuk menjemur sesuatu. Sama sekali tidak ada yang bisa di kagumi di rumah ini, Lukas kembali berjalan menuju bagian belakang rumah, Dia penasaran karena Bu Melati tidak mengizinkan nya kesini.
"Ini tanaman ubi, Seperti nya keluarga Bu Melati suka bertanam ubi." Batin Lukas kembali berjalan.
Namun langkah nya tertahan karena melihat ada babi yang ukuran nya sangat besar tergeletak di tanah dekat dapur, Perut nya kosong seperti jeroan nya sudah di ambil. Darah nya meluber kemana mana, Lukas menjauhi hewan haram ini. Takut pula bila baju atau celana nya terkena najis. Dia sangat penasaran dengan isi perut babi yang hilang, Itu pasti di ambil oleh orang, Karena koyak nya perut babi ini seperti di belah. Bukan karena koyak di mangsa hewan buas, Menggunakan kayu Lukas memeriksa semua isi perut, Ternyata memang tidak ada satu pun yang tertinggal.
"Tidak mungkin kan di makan oleh mereka." Batin Lukas mulai berkecamuk.
Wuuush.
Angin dingin menerpa punggung Lukas yang lebar, Dia berbalik untuk melihat apa yang sudah melewati nya. Namun sama sekali tidak ada apa apa, Tebu hijau dan pohon singkong bergoyang goyang dengan indah nya. Mata Lukas menangkap sekelebat bayangan hitam yang semakin masuk kedalam sana, Lukas ingin mengejar nya kedalam. Namun sebuah suara yang sangat ia kenal sudah menegur nya dari belakang.
Ini babang Samuel ya guys, Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.