Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Anda sudah pulang?" Tanya seorang wanita paruh baya, sembari berlari tergopoh-gopoh menghampiri, karena terkejut dengan teriakan gadis itu. Yang tentunya sudah bisa nanda kenali. Pastilah wanita itu pembantu yang di bicarakan oleh Dosen killernya itu beberapa waktu yang lalu.
"Akh iya buk," Ucap nanda. Matanya sempat melirik ke arah pria tampan yang masih tertidur dengan begitu pulasnya tersebut, walaupun ia sempat berteriak-teriak tadinya, namun tak mengganggu tidurnya sedikitpun.
"Panggil saja bibik non!" Ucap wanita paruh baya itu mengusulkan.
"Akh iya bik," Jawab nanda kikuk. Karena baru kali ini, ia memanggil seseorang dengan sebutan bik untuk seorang pembantu.
"Semua barang-barang non sudah saya taruh di kamar sebelah," Ucap bibik itu sembari memberi intruksi menunjuk ke arah kamar tempat ia akan tidur tersebut.
"Baiklah kalau begitu non. Karena anda sudah pulang, saya ijin mau pulang dulu," Ucap bibik itu. Karena Reynand yang secara sengaja memang menyuruhnya untuk menunggu kepulangan gadis tersebut, untuk memberitahunya.
"Akh baik bi, terima kasih sebelumnya," Ucap nanda.
" Sama-sama non, tidak perlu sungkan itu sudah menjadi kewajiban saya," Jawab bibik itu. Lalu segera pamit. Sementara nanda pun sudah terlihat memasuki kamarnya. Semua barangnya sudah tertata rapi di sana, untungnya pria itu juga tidak ingin sekamar dengannya, kalau tidak! Hari-harinya hanya akan di habiskan dengan malam-malam yang tidak tenang.
Malamnya.
"Duduklah! ada yang inginku bicarakan denganmu." Ucap Rey. Saat melihat gadis itu yang baru saja kembali dari dapurnya tersebut.
Tanpa banyak bicara dan bertanya, nanda pun langsung duduk dengan manutnya di hadapan pria itu. Walaupun tentunya dia masih jengkel, setelah apa yang pria itu lakukan padanya tempo hari. Namun mulai sekarang dia harus mau bekerja sama.
"Seperti yang kau tahu, aku sudah memiliki kekasih, aku juga terpaksa menikahimu, dan kau pun juga terpaksa menerima pernikahan ini, jadi mari kita bercerai setelah 6 bulan!" Ucap Rey bernegosiasi.
"Setelah bercerai, aku akan memberimu uang konfensasi sebesar 1 milyar, dan selama pernikahan ini, kau bebas melakukan apapun dan berhubungan dengan siapapun, selain mencampuri urusanku!" Sambungnya memperingatkan. Sembari menatap tajam ke arah gadis itu.
"Tanpa di beri uang pun. Saya akan dengan senang hati menerimanya!" Jawab nanda yakin.
"Baiklah kalau begitu, kamu bisa tanda tangan di sini!" Perintah Rey, lalu menyerahkan sebuah berkas ke arah gadis itu. Yang sudah terlebih dahulu ia tanda tangani.
Srett....srettt..
Dengan cepat ia pun langsung menandatanganinya.
"Apakah saya boleh kembali ke kamar?" Ucap nanda. Karena tugasnya tersebut, sudah selesai.
"Kembalilah!" Usir Rey. Dia juga sudah tidak bisa berlama-lama duduk dengan gadis itu. Terlebih karena bau parfumnya yang begitu mengganggu tersebut.
"Dan satu hal lagi, aku hanya ingin meluruskan satu hal padamu. Kau tak perlu berlebihan atau pun merasa terganggu saat melihat penampilanku yang cukup terbuka saat di rumah, karena aku sama sekali tak bernafsu padamu!" Ucap Rey lagi, memberitahu gadis itu demi memperingatkannya.
"Akh ya," Jawab nanda. Lalu melanjutkan langkahnya kembali. Akhirnya ia pun bisa merasa tenang setelah mendengar penjelas pria itu.
☆☆☆☆☆☆☆
Pagi-pagi buta sekali. Indera penciuman Rey sudah terganggu, saat mencium bau wangi masakan, yang sudah menguar sampai ke dalam kamarnya tersebut.
"Apa gadis ini terlalu punya banyak waktu luang, hingga sepagi ini sudah sibuk di dapur!" Umpatnya kesal. Karena sudah mengganggu tidurnya tersebut, untuk menerima kehadirannya di apartementnya itu saja, Rey sudah merasa begitu keberatan, namun lagi-lagi karena terpaksa dan oleh karena ikatan pernikahan itu, yang tentunya akan membuatnya dalam masalah, jika menolak kehadiran gadis itu di sana. Mau tak mau dia pun terpaksa menerimanya, dan menyuruh pengurus rumah tangganya tersebut, untuk menyusunnya di kamar sebelah.
"Lihatlah mama, papa! Baru satu hari saja dia berada di apartementku, sudah menciptakan beragam masalah, apanya yang berbeda, anak kecil tetaplah anak kecil!" Umpatnya lagi.
Kakinya sudah melangkah keluar kamar untuk menghampiri gadis itu, demi memarahinya.