NovelToon NovelToon
Alone

Alone

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: NurFitriAnisyah

Arkan Pratama, putra kedua dari pasangan Azel dan Renata. Dia adalah anak tengah yang keberadaannya seringkali di abaikan oleh mereka. Tidak seperti kakak dan adiknya yang mendapatkan kasih sayang dan perlakuan yang berbeda dari orang tuanya. Hingga....

Penasaran?
Akankah Arkan mendapatkan kasih sayang dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurFitriAnisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alone 29

Arkan dan Rangga saat ini berada di ruang operasi untuk menindaklanjuti pengangkatan sel tumor dalam kepala Rafi. Operasi ini berjalan begitu mencengangkan, karena letak sel tumor yang berada di area rawan.

Sehingga membutuhkan ketelitian ekstra. Sudah 28 jam, mereka memisahkan sel tumor pada syaraf-syaraf vital dengan sangat hati-hati.

Dan tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun. Semua tenaga medis sudah nampak kelelahan, tapi, mereka harus tetap fokus.

"Apa kau tertidur?!"

Bentak Rangga pada salah satu asistennya yang menjatuhkan pisau bedah yang dia minta.

"Tenang, Bang. Kita harus tetap fokus... dan kalian semua juga harus tetap fokus. Tinggal sedikit lagi, jangan sampai operasi ini gagal." Ujar Arkan yang tetap fokus pada operasinya.

"Baik, Dokter."

Jawab semua tenaga medis yang membantu operasi pengangkatan sel tumor pada Rafi, secara serentak.

Di sisi lain, ruang rawat Arief.

Lima hari yang lalu, Arief sadar dari tidur panjang. Dan sekarang dalam pengawasan Dokter, sebab, dirinya baru saja melakukan pencangkokan hati.

"Dokter Ara, kemana dokter David? Seharian ini aku tidak melihatnya." Tanya Arief pada Ara yang datang memeriksa nya.

"Dokter David sedang melakukan tindakan operasi pada anaknya." Jawab Ara tanpa sadar.

"Dokter Ara, dokter David belum memiliki anak." Sahut Shalwa ketus.

"Ah... iya... maaf...."

"Dih gitu aja ngegas. Heran, memang apa masalahnya kalau dokter David punya anak." Gumam Ara.

"Iya, memang kenapa kalau bang Arkan punya anak, Sayang?" Tanya Arhan yang mendengar gumaman Ara.

"Ishh, kenapa kamu jadi belain dia sih, Han?" Kesal Shalwa.

"Tunggu sebentar! Ada yang bisa jelaskan, apa yang kalian bicarakan?" Tanya Arief bingung.

"Dokter David memiliki pasien anak kecil yang sangat dekat dengannya, dan anak itu tidak mau di rawat oleh dokter lain selain dokter David. Makanya saya menyebut anak itu sebagai anak dokter David." Jelas Ara sambil tersenyum.

"Oh ya, Dokter Ara adalah calon saudara ipar kita, Bang." Ujar Arhan dengan santai.

"Benarkah? Wah, pintar juga Arkan memilih calon istri." Ujar Arief.

"Tidak benar... saya bukan-"

"Sudah terima saja, Kakak ipar, bang Arkan orang yang baik kok. Kakak ipar tidak akan menyesal." Arhan memotong ucapan Ara yang ingin menyanggah perkataannya.

"Emang kamu mau kakak ipar galak seperti dia, Han?" Sinis Shalwa.

"Kenapa tidak, pasti akan sangat menyenangkan."

"Heh... kedua adikku sudah memiliki pasangan, sedangkan aku...." Ujar Arief sambil tertunduk lesu.

"Jangan sedih, Bang. Abang sama chika saja, dia juga masih jomblo."

"Yak! Dasar adik kurang ajar, ya kali Abangnya dijodohin sama kucing!" Rutuk Arief.

"Jika Anda merasa ada yang sakit, segera panggil kami. Kalau begitu saya permisi." Ujar Ara setelah menyuntikkan obat pada selang infus Arief.

"Ya, terimakasih kakak ipar."

"Ya, sama-sama adik ipar." Jawab Ara dengan senyum kecutnya.

"Calon istri bang Arkan sangat menggemaskan kan, Bang."

"Menggemaskan apanya? Yang ada menakutkan kali." Sahut Shalwa malas.

Ceklek! Pintu ruangan Arief tiba-tiba di buka oleh seseorang.

"Selamat siang, Arief. Maaf Paman baru bisa menjenguk mu. Paman baru kembali dari seminar di luar negeri."

Ujar Reza berjalan masuk, di ikuti Azel dan Renata yang tadi sempat berpapasan di pintu masuk.

"Bagaimana keadaan mu, sekarang?" Tanyanya kemudian sambil meletakkan keranjang buah yang ia bawa di atas nakas.

"Tidak apa-apa, Arief baik. Yah... seperti yang Paman lihat." Jawab Arief.

Deg! Reza tiba-tiba saja merasa gugup begitu mendengar jawaban Arief.

"Apakah... apakah kamu sudah mendapatkan donor Arief?" Tanya Reza gugup.

"Iya, Paman. Aku sudah melakukan operasi pencangkokan hati." Jawab Arief sambil tersenyum.

"Ar-Arkan... apa Arkan yang sudah...." Reza menghentikan perkataan ia tak sanggup untuk mengucapkan apa yang ada di pikirannya saat ini.

"Ya, Arkan yang sudah melakukan-"

"Tidak... Katakan kalau ini tidak benar!" Reza langsung memotong ucapan Arief.

"Apanya yang tidak benar, Bang?" Tanya Azel.

"Arkan sudah berjanji pada kami untuk menyelamatkan Arief." Ujar Azel.

"Tapi tidak harus dengan mengorbankan nyawa nya, Azel!" Ujar Reza.

"Apa yang Paman katakan? Bang Arkan baik-baik saja, dia sedang melakukan tugasnya sebagai dokter sekarang." Tutur Arhan.

"Jadi... bukan Arkan yang mendonorkan hatinya untuk Arief?"

"Bukan, Arkan hanya membantu dalam tindakan operasi saja, Arief mendapatkan donor dari orang lain." Jelas Azel.

"Hah... syukurlah, ku pikir Arkan nekat mendonorkan hatinya untuk kesembuhan Abangnya." Ujar Reza menghela nafas lega.

"Arkan memang baik, Paman. Bahkan setelah apa yang Arief lakukan padanya... dia tetap menyayangi kami...." Ujar Arief tertunduk sedih.

"Akhirnya kamu menyadari bahwa adik mu itu begitu baik, pada kalian semua? Paman hanya berharap kalau Arkan kembali pada kalian nanti, kalian akan memperlakukan nya dengan baik, tidak seperti sebelumnya." Tutur Reza sambil menatap tajam Azel adiknya.

"Iya, Bang. Maaf, tanpa sadar aku sudah memperlakukan anak sebaik Arkan dengan begitu kejam, aku benar-benar menyesal, Bang." Ujar Azel menyesali perbuatannya.

Reza yang melihat bahwa adiknya itu benar-benar menyesali semua perbuatannya, segera merangkul pundak sang adik memberinya semangat serta akan memberikan kesempatan kepada Azel untuk menebus semua kesalahannya pada Arkan.

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

Setelah operasi berlangsung selama 34 jam, akhirnya operasi pada Rafi berhasil di lakukan. Semua tenaga medis bertepuk tangan, karena operasi sulit ini telah selesai dan sukses.

Arkan yang sudah sangat kelelahan, merebahkan tubuhnya diatas lantai, yang kemudian di ikuti oleh Rangga. Mereka berdua memejamkan mata yang sudah terasa begitu berat hingga akhirnya tertidur dengan pulas di lantai ruang operasi. Para Perawat yang melihat kelakuan keduanya pun tersenyum.

Setelah 1 jam, Rangga terbangun dan mendapati Arkan yang masih berbaring di sampingnya. Rangga menundukkan tubuhnya dan mencoba membangunkan Arkan, meskipun dirinya sendiri masih setengah sadar.

"Arkan... bangun, kembalilah ke ruangan mu." Titahnya.

"Arkan.... bangun!" Ujar Rangga yang terkejut saat menyentuh pipi Arkan yang terasa dingin.

"Arkan... bangun...." Teriak Rangga sembari menggoyang-goyangkan tubuh dingin Arkan.

"Arkan.... tidak..."

"Bangun Arkan!"

Rangga segera melakukan CPR pada Arkan, karena detak jantung dan nafas Arkan sudah menghilang.

"Arkan... bangun lah.... Abang mohon... jangan pergi Arkan...." Ujar Rangga sembari terus melakukan CPR pada Arkan.

Karena CPR tidak berhasil pada Arkan, Rangga segera mengangkat tubuh Arkan naik ke atas brankar, dan memanggil para Perawat untuk memasangkan alat pada tubuh Arkan.

"Defibrillator." Pinta Rangga.

"Ayo kembali... Arkan..."

Namun usaha penyelamatan itu gagal dan Arkan tidak berhasil di selamatkan. Rangga jatuh terkulai lemas dan menangis tanpa suara, merasa kecewa pada dirinya sendiri karena telah gagal menyelamatkan Arkan.

Para Perawat di ruangan itu pun menangis, tak mampu menahan kesedihan mereka. Rangga menenggelamkan kepalanya di antara kedua lutut dan terus terisak tanpa sepatah katapun.

"Akhirnya aku gagal... maafkan Abang, Arkan. Kali ini Bang Rangga terlambat dan gagal menyelamatkan mu..."

...ℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱℱ...

1
2 Menit
manangis 😭
Vny
Arkan, km keren bgt sumpah, km kuat bgt meskipun hidup kita itu hampir sama tp gw akui lo kuat. Peluk jauh buat Arkan🤗🤗
IR WANTO
taiiii
IR WANTO
kok dokter pada tolol
IR WANTO
tolol lc goblog...
Nunu Hasan
orang tua y kaya iblis.egois tida tau malu
Nunu Hasan
biarturasa kelurga itu
Nunu Hasan
mudah bapa y jatoh dari kapal terbang.tapi bapa y ajah jangan sama orang lain...
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
happy ending...😁😁
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
kenapa harus meninggal thor..duh kapan bahagianya arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
alhamdulillah sudah ada perubahan dalam diri Arkan, Cita-cita dan harapan dia sudah terwujud, tinggal menyambut kebahagiaan bersama keluarga nya
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
syukur deh mimpi membawa perubahan, tinggal Arif aja nih yang masih sinis terhadap Arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
ampuunnn thoorr ternyata ini cuma mimpi, air mata udah menetes 🚶🏻‍♀️🚶🏻‍♀️
tapi syukur deh, semoga dengan mimpi itu sang ayah bisa merubah sikap nya sama Arkan
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
menyesal kah sekarang ketika melihat Arkan sudah tak berdaya
dan buat bunda jangan hanya bisa menyalahkan saja kau juga sama 🤧
🍁Alena❣️💋🅰️🅸🅳🅴🅽👻ᴸᴷ
ternyata Arkan donorin ginjal nya buat Arif dan lagi dia koma, itu pula yang menyebabkan Arkan tidak menjenguk atau memberikan semangat buat Arif.
duh kalau Arif tau pasti nyesel banget itu, Arkan udah berkorban buat dia
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
alone alone alone...
arkan selalu sendiri padahal memiliki keluarga yang lengkap
❤️⃟Wᵃf🥑⃟Apri_Zyan🦀🐧
bisa aja nih Arkan, kalau memang suka bilang dong jangan diam bae
bbip20
Banyakkk banyak banget yg kamu dan keluarga g tau tentang Arkan
bbip20
Tapi emng selalu menjadi pertanyaan buat aku, kenapa? kenapa anak tengah/kedua tuh di gituin? di beda2in. rasanya tuh kit heart bangettt, punya keluarga tpi kyk sendirian 😭
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Arkan jangan meninggal dulu, kamu harus kuat ayo bangun lah Arkan ada Rafi yang menunggu mu😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!