Semua tidak akan indah lagi pada waktunya, hati seorang Stefanus Karim telah hancur berkeping-keping oleh penghianat istri dan sahabatnya.
"Tega sekali mereka berbuat begini padaku...!! tidak kusangka selama ini mereka bermain asik di belakangku..!!"
Chartiana istri Stefan telah berselingkuh dengan kakak tirinya sendiri. Entah setan apa yang telah merasuki jiwa Jeremy hingga tega menusuk temannya dari belakang.
"Akan ku balas penghianatan kalian dengan cara yang manis...!! sampai kalian merasa kematian lebih baik daripada kehidupan..." ucapnya dengan sorot mata ingin membunuh
Yuks..~ ikuti kisah cinta segitiga yang sungguh membagongkan 💗💗💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukalama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Ketakutan Jeremy
(Flashback)
"DUAAARRR.....!!!"
"GLEDEKKK.....!!!"
Malam yang menakutkan, langit terus bergemuruh ditambah hujan angin terus menerpa jendela kamar tidur, terlihat kilatan cahaya flash di tambah suara genderang dari langit, membuat tubuh Jeremy terus gemetaran dibawah selimutnya.
"Ayah...Bunda....aku takut..huhuhuhu" Isak tangis Jeremy saat berusia 12 tahun, kala itu orangtua angkatnya sedang berpergian keluar negeri merayakan ulangtahun perkawinan, jarang sekali Jeremy merasa sendiri seperti ini saat langit sedang tampak gusar, bunda Charlotte selalu siap menemani dirinya kalau ia ketakutan pada langit yang bergemuruh, tapi saat ini ia harus menghadapinya sendirian
"Hiks...hiks...ibu...aku takut Bu..." gumam Jeremy, dengan mata terpejam dan menutup kedua telinganya, ia teringat akan mendiang ibunya, saat ia ketakutan seperti ini sang ibu akan selalu memeluknya dan menenangkan jiwanya yang menangis
"Ceklek...." pintu kamar tiba-tiba terbuka pelan, muncul sebuah cahaya dari senter
"Kak Jimmy...." panggil suara gadis kecil berusia 7 tahun, ia datang menghampiri
Jeremy yang mendengar langsung mengintip sosok itu dari balik selimutnya, "Charty...." ujarnya, cepat-cepat ia menghapus air matanya yang membasahi wajah ketakutan
"Idih kakak habis nangis...." ledek Charty sambil mengarahkan seternya ke wajah Jeremy
"Kakak gak nangis kok...!! kamu kenapa belum tidur ini sudah jam 12 malam" protes Jeremy yang masih berada di bawah selimut
"Aku gak bisa tidur kak..., aku terbangun gara-gara suara gledek" ujarnya, sambil membawa boneka Teddy bear kesayangan
"Buat apa kamu datang kesini...??" tanya Jeremy dengan ketus
"Mau temenin kakak tidur, kata bunda kak Jimmy paling takut sama suara gledek, makanya aku datang biar kakak gak takut..." Charty cengengesan
Wajah Jeremy langsung memerah, ia paling malu kalau kelemahannya diketahui orang lain, "Gak perlu kakak bisa tidur sendiri, aku kan sudah besar jadi sudah tidak takut lagi kok sama gledek..." Jeremy berbohong
"Ya sudah..., kalau gitu aku balik ke kamar..." Charty tampak kecewa, karena tidak bisa tidur bareng kakaknya lagi seperti dulu
"GLEDEKKK.....!!!" secara tiba-tiba langit menggelegar lagi
"Hiii....IBUU...!!" teriak Jeremy langsung masuk kembali ke dalam selimutnya
Melihat itu Charty tidak jadi keluar dari kamar kakaknya, ia kembali menghampiri dan naik ke atas ranjang Jeremy, "cup...cup...cup...jangan takut kak..., ada aku" seru Charty menepuk-nepuk kepala kakaknya yang sedang berada dalam selimut, sambil tersenyum lebar
Air mata Jeremy tidak lagi terbendung, wajahnya jadi basah kembali, ia benar-benar sangat ketakutan, namun melihat senyuman Charty, hatinya jadi merasa tenang, akhirnya ia pun mengajak Charty untuk masuk kedalam selimut dan langsung memeluk adiknya, "Yes..~ aku bisa bobo bareng lagi sama kak Jimmy kayak dulu lagi" seru Chartiana dengan riang, sejak berusia satu tahun hingga 5 tahun Charty selalu menempel pada Jeremy bahkan saat tidur, namun setelah memasuki usia 6 tahun kedua orangtuanya tegas menyuruh Chartiana untuk tidur sendiri di kamarnya.
"Khusus malam ini saja, besok gak boleh lagi bobo disini..., kamu janji ya jangan bilang ayah sama bunda..." seru Jeremy sambil mengusap-usap kepala adiknya
"Iya aku janji kak" Charty pun memeluk erat sang kakak
Malam yang menakutkan itu, jadi tidak lagi terasa menakutkan, sejak malam itu Jeremy berupaya tidak lagi merasa takut saat ada petir dan guntur, tiap kali langsung tampak sedang gusar Jeremy akan teringat pelukan hangat dari adik kecilnya, seolah kenangan itu telah menenangkan hatinya yang gelisah.
....
....
"Kak Jimmy...." panggil Luna
Jeremy belum merespon
"Kak..."
"Pak Jim...!!" Luna memanggil lebih keras
Akhirnya Jeremy tersadar dari lamunannya, "Ah iya...maaf...!!" ujarnya dengan wajah terkejut, baru saja ia teringat akan kenangan manis bersama adiknya
"Dari tadi pak Jim terus saja melamun..., apa masih memikirkan soal adik anda yang sedang badmood...??" tanya Luna
"Hah...~" sambil menghela nafas panjang Jeremy mengangguk, "Sulit untuk tidak terus memikirkan dia, sejak kecil kami sangat dekat, Chartiana sangat manja padaku, tapi sekarang dia sudah menjadi wanita dewasa, aku tidak mau lagi memanjakannya seperti dulu saat dia masih kecil..." ujar Jeremy, ia berbicara tanpa menatap Luna, matanya memperhatikan burung-burung yang sedang hinggap di pohon dalam kandang kaca
"Beruntung sekali jadi adik anda, jujur saja dari dulu abang saya tidak pernah memanjakan saya, malahan kami lebih sering bertengkar, hanya setelah abang menikah saja, dia jadi bersikap baik sama saya..." keluh Luna, sejak dulu ia selalu adu mulut dengan abangnya yang umurnya hanya lebih tua tiga tahun dari Luna
"Hahaha aku ini bukanlah kakak yang baik, justru Charty suka bersikap egois dan seenaknya, gara-gara aku yang sering memanjakannya dia..." Jeremy menatap Luna dengan tatapan sendu
"Tatapan sedih itu lagi...." Batin Luna, memang belum lama ia mengenal boss-nya ini, namun tatapan mata boss-nya tidak pernah bisa di tebak, selama ia bekerja bersama pak Jim sering kali Luna melihat ekspresi yang berubah-ubah dari wajah Jeremy, kadang bisa sangat ramah, kadang suka merayu, namun terkadang dingin dan terlihat sedih.
Luna langsung menggelengkan kepalanya, "Untuk apa aku peduli, ini kan bukan urusanku..." ujarnya dalam hati, tidak ingin terlibat lebih jauh dengan perasaan boss-nya yang playboy, kedepannya hanya akan menimbulkan kerugian pada Luna dikemudian hari
"Kamu masih mau ambil makanan lagi...??" tanya Jeremy tiba-tiba sambil tersenyum ramah padanya
"Eh...??" Luna terbengong-bengong
"Ini sudah sore, sebentar lagi kita harus balik ke villa, tapi kalau kamu masih mau ambil makanan lagi aku temani..." seru Jeremy tersenyum padanya
"I....iya boss.., eh kak Jim..., saya mau ambil kue-kue dulu" ujar Luna gelagapan, senyuman menawan Jeremy selalu saja membuat pikirannya error
Jeremy pun menemani Luna mengambil beberapa dessert yang tidak pernah ia makan, lalu mereka menikmatinya bersama-sama.
"Terimakasih banyak untuk traktiran hari ini kak, semua makanan disini enak-enak...~" Luna begitu bahagia, selain bisa menikmati makanan gratis di cafe viral, dia juga selalu di temani oleh si boss ganteng, pasti semua orang mengira ia ini pacarnya, membuat wajah Luna terus berseri-seri
"Anggap saja traktiran ini sebagai permintaan maaf dari adikku..." Jeremy masih merasa tidak enak pada Luna gara-gara Charty berlaku kasar kemarin
Mereka berdua pun terus berjalan bersama, mencari keberadaan Chartiana dan Stefan, mengingat hari sudah semakin sore, harus cepat-cepat kembali ke Villa.
"Ah...itu mereka..." ujar Luna menunjuk ke arah Chartiana dan Stefan yang sedang duduk bersama, terlihat juga mereka tampak sangat dekat dan mesra
Mata Jeremy langsung terbelalak saat melihat kedekatan mereka, hatinya seolah sedang bergemuruh, terlihat jelas dari kejauhan wajah Chartiana dan Stefan sama-sama sedang tersipu malu, kedua mata mereka terus saling beradu, kedekatan mereka ini seolah menjadi gledek yang tiba-tiba menghantam jiwa Jeremy, menimbulkan kembali perasaan takut.
"Takut sang adik mencintai sahabatnya..."
Dengan wajah gusar Jeremy berjalan menghampiri kedua insan yang tampak sedang kasmaran itu.
"Hei... kalian berdua sedang ngapain...??" tanya Jeremy dengan ketus
Glek...!!
Mendengar suara ketus kakaknya pikiran Charty langsung tersadar kembali dan melihat kakaknya datang bersama Luna, begitu juga dengan Stefan yang langsung menjauh dari Charty saat melihat wajah sahabatnya tampak sedang badmood.
"Ayo kita balik ke Villa, aku mau segera istirahat" seru Jeremy dengan nada bicara yang ketus, ia langsung membelakangi mereka berdua
Jeremy berjalan sangat cepat ke arah pintu keluar Cafe, Luna langsung cepat-cepat mengikutinya dari belakang, begitu juga Stefan dan Charty yang tidak ingin berjalan kaki saat pulang menuju Villa.
Bersambung~
...****************...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘