Bukan hasil terjemahan ya.. Karya Original.
Dia seorang mafia dan pembunuh bayaran, di usianya yang ke empat puluh dia sudah memiliki dua anak dari almarhum suaminya.
Dalam misinya yang terakhir, dia di jebak oleh teman satu teamnya. Dia mati dengan tubuh yang hancur karena Bom.
Karena mengingat ke dua anaknya, dia tidak rela mati seperti ini.
Mungkin Dewa mendengar doanya, jiwanya malah masuk kedalam tubuh seorang Janda perawan yang baru saja menikah dengan Duda beranak satu, yang umurnya hampir setengah abad.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16 Pertemuan Dengan Dua Klan Mafia
Kami sudah berada di depan Mansion Robert Widarta, aku memperhatikan sekeliling, lingkungannya. Jiwa mafiaku kambuh lagi, seolah -olah aku sedang memantau kediaman targetku. Memang sebelum memasuki sarang penyamun, kita harus menghapal letak peta kediamannya dulu.
Kami di persilahkan masuk oleh seorang kepala pelayan. Dia mengantar kami langsung ke meja makan. Karena saat ini telah masuk waktunya untuk makan malam.
Airin memperhatikan Tuan Besar Robert ini, dia sudah tua tapi tubuhnya masih terlihat kuat dan kokoh. Jika Randi sudah berumur 45 tahun, berarti orang tua ini berkisar antara 60 tahun sampai 70 tahun. Tapi kok..? Dia terlihat awet muda.. Apakah Randi beneran anaknya?
Hmm, pantesan dia sangat licik.
'Aku benar- benar ingin membunuhnya, entah mengapa ada dendam di dalam hatiku jika melihat wajahnya. Apakah aku punya masalah dengan dia di masa lalu?' gumam Airin di dalam hatinya. Tapi perasaan itu tiba- tiba begitu saja muncul.
Setelah kami duduk tidak berapa lama datang tamu lain, sepasang wanita dan pria setengah baya bersama putrinya yang cantik.
'Ini...!' Aku mengepalkan tanganku, aku memandangi mereka seakan ingin memaknnya hidup - hidup. Tentu saja aku mengenal keluarga ini. Ketika mereka mendekat aku merubah ekspresiku menjadi datar.
'Hah..' Pucuk di cinta ulam pun tiba. Tidak perlu mencari, mereka semua hadir di depanku. Jika tatapan bisa berubah menjadi pisau, mungkin dari tadi mereka sudah mati dengan tatapan tajam Airin.
Pantasan dia bisa lolos, semuanya hanyalah permainannya untuk menghabisi bawahannya yang berbakat.
Setan..! Tunggu saja kalian.
Tiba - tiba Randi menyentuh tanganku karena aku masih berdiri mematung, sementara mereka sudah duduk semua.
"Eh.." Aku menoleh kiri kanan, mereka melihat sekilas, kemudian kembali mengobrol, seolah - olah aku bukan apa - apa.
"Kalau mau mencari perhatian tidak perlu mempermalukan diri sendiri." Tiba - tiba seorang wanita cantik berkata untuk menyindir Airin yang berdiri sendiri tadi.
Airin hanya tersenyum canggung, walaupun sebenarnya dia tidak masalah dengan sindiran itu, dia harus membangun citranya sebagai gadis dari desa yang pemalu dan tidak tahu apa apa.
Arya memelototin wanita itu, 'belum jadi tunangan saja dia sudah menjengkelkan.' gumam Arya dalam hati. Dia menyadari bahwa ibunya tadi melamun dengan mengepalkan tangannya. Dia tidak faham apa yang di pikirkan oleh ibu tirinya ini.
Sedangkan Randi tidak mempersoalkan tindakan istrinya, dia faham bahwa sebenarnya Airin adalah wanita yang pemalu, dan dia menyadari Airin tadi melamun. Tapi dia tidak perduli dengan tindakan itu.
Hal sepele seperti itu tidak membuat dirinya malu, apa lagi harus memarahi istrinya di depan orang.
"Mari kita makan." Ajak Robert dengan senyum di wajahnya. Dia sangat berharap bisa menjadi kerabat Carlos Verlope.
Carlos adalah Mafia terbesar di berbagai Negara bagian. Dia memiliki anggota yang tersebar di mana - mana. Walau begitu, entah mengapa rahasianya tetap aman. Dia ingin belajar darinya bagaimana mengatasi kebocoran seperti itu.
Tapi saat ini Carlos sebenarnya lagi bingung, karena salah satu anggotanya mengancam keberadaanya. Robert mendengar itu sedikit lucu dan dejavu, biasa dia sangat muda menghilangkan jejak mereka, mengapa sekarang anggotanya itu seperti hantu yang tidak bisa di temukan.
"Oya, aku dengar menantumu ini dari desa ya?" Tanyanya di sela- sela mereka makan.
"Iya, benar, dan sepertinya dia sedikit lebih beruntung dari mendiang istri Randi sebelumnya." Mereka tertawa sambil berbincang.
Sementara Airin menggenggam sendok yang ada di tangannya. 'Apakah mereka menjadikan aku lelucon?' Airin menggeram.
Melihat tangan Airin yang terkepal kuat, Arya menyentuh tangannya untuk menenangkan. Tapi di mata putri Carlos itu seolah - olah suatu kode kepada istri ayahnya.
"Saya melihat, Arya lebih dekat ke ibu tirinya dari pada Om Randi ke istrinya." Mulutnya yang ceplas ceplos membuat pergerkan tangan Arya terhenti.
"Tentu saja, saya lebih dekat dengan ibu saya, karena saya merasa kasih sayang yang tulus dengan yang di buat - buat itu sangat berbeda." Sambung Arya langsung, tanpa menunggu tanggapan dari papanya.
Randi melihat tangan Arya yang menepuk- nepuk kepalan tangan Airin, dia tidak merasakan apapun. Cemburu juga tidak, karena perlakuan Arya dia anggap wajar untuk menenangkan Airin yang sedang tidak enak hati.
"Nona Cathrine, keluarga kami baik - baik saja, jangan membuat rumor yang tidak benar." Ucap Randi dan melanjutkan memasukkan makanan kedalam mulutnya.
"Oh, begitu kah?" Catrine merasa tidak senang, karena pancingannya tidak berhasil mengeluarkan amarah Randi. Dia tahu dari ayahnya bagaimana kalau Randi marah, dia akan menghajar siapapun yang membuat dia tidak senang.
"Hei, kenapa menjadi berdebat seperti ini, Ayah yang mengundang mereka untuk memperkenalkan Cathrine dengan Arya. Kami para orang tua ingin mereka bertunangan, kenapa menjadi saling beradu argumen." Robert memotong perselisihan mereka, biar bagaimanapun pertemuan ini harus berjalan mulus.
mrk harus mati tertembak dn slah satunya sepupu raymond..apa ini trik airin agar klan eagle bisa cepat tertangkap oleh raymond.
atau raymond sendiri adalah musuh jg bagi airin.