"Aku capek sendiri terus deh!" ucap seorang gadis yang bernama Livia. "Pokoknya aku harus nyari teman! Laki-laki pun jadi deh."
Tiba awal masuk semester kedua Livia di SMA malah bertemu dengan sesosok laki-laki dingin dan cuek yang duduk sebangku dengannya bernama Daris. Ia mencoba untuk berteman dengannya tapi tidak mudah untuk banyak berinteraksi dengannya.
Kemudian Livia menyadari bahwa Daris sangat cuek dan menyebalkan baginya setiap hari dan lama kelamaan tidak betah dengannya. Gadis itu juga pernah berpikir untuk cepat berpisah dengannya.
Akankah mereka berpisah? Ataukah perasaan diantara salah satunya yang akan tumbuh?
Apa yang akan terjadi pada bulan November selanjutnya? Mari kita kupas di novel ini. Selamat membaca dan tinggalkan like dan komennya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lei., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JADILAH CEWEK MANDIRI
...Ketika jam istirahat telah habis dan bel telah berbunyi, pelajaran di lanjutkan seperti biasa....
...Pembelajaran berlanjut selama 2 jam lebih dan siswa siswi juga sampai bosan duduk dan diam terus....
...Begitu juga dengan Livia yang hanya diam saja selama 2 jam lebih dengan tatapan datar saja....
...Begitu seterusnya sampai ada waktu santai sedikit pun Livia tetap duduk tegak saja tidak memandang maupun berbicara sepatah kata apa pun....
“Hari ini rasanya tenang tapi kok kayak agak beda ya?” pikir Daris.
...Bahkan lelaki itu hanya berani melirik gadis itu sekilas saja karena wajahnya seperti sangat serius dan datar....
“Ga tahu sih bedanya dimana. Tapi rasanya kayak aneh saja,” pikirnya lagi.
...Hal ini membuat Daris bingung kembali karena hari ini rasanya suasananya sangat tenang, tentram dan nyaman tanpa gangguan suara dari teman sebangkunya tetapi rasanya tidak terbiasa juga....
...Meski Daris suka suasana seperti ini biasanya dan tidak mau ada gangguan, tapi sekarang ia malah merasa ingin melakukan pembicaraan kecil dengan gadis itu....
“Kok dia ga ganggu aku lagi ya hari ini?” pikir Daris lagi.
...Daris ingin sekali rasanya gadis itu berbicara dengannya atau mengajak ia tertawa lagi seperti biasa....
...Tapi sekarang gadis itu sama sekali tidak memandangnya dari tadi bahkan satu suara juga tidak terdengar....
...Sekarang Daris yang sangat pendiam itu tidak berdaya dengan situasi seperti ini yang tampak tidak berubah....
...Daris juga tidak mau mengalihkan pandangannya dan perhatiannya ke belakang dengan teman-temannya....
...Sekarang rasanya hanya ingin Livia saja yang melakukan sedikit pembicaraan dengannya....
“Apa aku yang ajak bicara saja? Tapi aku bisa bicara apa?” ucap lelaki itu lagi dalam hati.
...Ia sampai memikirkan topik pembicaraan apa yang akan dibahas tetapi sayangnya hasilnya nihil....
...Soalnya lelaki itu sebenarnya hari-hari sangat gugup duduk dengan perempuan sehingga gayanya tampak cuek dan dingin....
...Sehingga untuk sekarang dirinya tidak tahu bagaimana cara mengajak lawan jenisnya berbicara. Lalu setelah di pikirkan, rasanya lelaki itu tidak perlu mengajaknya bicara....
“Kan harusnya bagus ya kalau rasanya tenang ga di ganggu? Ya sudah buat apa aku peduli?” pikir Daris di benaknya sambil mengangkat bahunya.
...Livia pun sampai sekarang hanya terkonsentrasi dengan buku saja selagi masih ada waktu santai sebelum les berganti....
...Livia pun merasa dirinya lebih nyaman untuk kondisi seperti ini karena ia sedang berusaha untuk tidak memedulikan lelaki itu lagi....
...Gadis itu sama sekali tidak membenci lelaki itu yang ternyata sudah ada pacar, tetapi gadis itu hanya sedang menekan perasaannya agar tidak muncul atau melonjak kembali....
“Rupanya kalau pikiran ga isi tentang cowok itu rasanya enak ya. Otak rasanya bisa konsentrasi penuh dan cepat tangkap. Ketimbang terpengaruh sama perasaan dan emosi yang ga stabil,” pikir Livia sambil membaca buku.
...Tapi sebuah pertanyaan diluncurkan oleh Daris tiba-tiba di tengah keheningan mereka berdua dari tadi....
“Kamu biasanya jalan kaki?” tanya lelaki itu.
...Gadis itu melirik lelaki itu sebentar dengan bingung....
...Biasanya dia sangat diam sampai rasanya tidak merasakan kehadirannya....
“Apa sih pertanyaannya? Ini mah pertanyaan yang ga usah di pertanyakan. Jadi, aku sekarang mau jawab apa?” pikir Livia.
...Lalu gadis itu tidak mau banyak menguras tenaga dan mengeluarkan banyak ekspresi dan ia hanya menjawab,...
“Ya.”
...Padahal di hari-hari biasa Livia, jika di pertanyakan seperti itu maka Livia akan tiba-tiba mengeluarkan banyak reaksi dan ekspresi....
...Bahkan ia juga mau marah jika di pertanyakan seperti dan jika suasana hatinya sedang bagus, maka ia akan menjawab dengan bercanda menggunakan kapal selam ke sekolah....
...Tapi gadis itu tidak memunculkan ketertarikan dalam berinteraksi dengan lelaki itu sehingga pembicaraannya terputus....
...Lelaki itu pun terdiam dan tidak ada lagi mengajak pembicaraan maupun interaksi lainnya....
...Sampai pada bel berbunyi dan les berganti, wajah gadis itu semakin fokus dan sibuk karena sebentar lagi gurunya akan memasuki ruangan dan memulai ulangan....
...Yang lain hanya bersantai dan berbincang-bincang karena sudah menyiapkan contekan dari kemarin malam....
...Aneh tapi nyata. Itulah kelakuan teman sekelas Livia. Ketika ada tugas, maka mereka akan mengerjakannya di esok pagi....
...Tetapi hal seperti ini, mereka akan mempelajari bagian mana yang akan perlu ditulis untuk contekan....
...Guru pun telah memasuki ruangan dan ulangan di mulai....
...Semuanya sangat diam dan tenang menghadapi ulangan dengan berbagai teknik....
...Selama ulangan berlangsung, Livia tampak sangat fokus dan berkonsentrasi dalam menjawab lalu mengumpulkan lembar jawaban paling lama yang telah mendekat bel pulang sekolah....
...Suasana kelas kembali ribut lagi seperti biasa karena sudah bebas dan santai begitu juga Daris merasa demikian....
...Tetapi Livia tetap wajahnya diam dan datar sambil melamun jawaban yang ia tulis di jawaban....
...Bahkan sampai membolak-balik halaman buku paket yang sudah ia pelajari kemarin malam untuk mengecek seberapa akurat jawaban yang di tulis gadis itu....
...Livia hari ini menjadi sangat pendiam dan penyendiri yang diikuti dengan wajah jutek dan galak....
...Daris yang melihat gadis itu masih fokus melihat bukunya pun sampai tidak berani mengajak dirinya berbicara lagi....
...Lalu bel sekolah berbunyi dan akhirnya mereka dapat pulang ke rumah masing-masing....
...Gadis itu memilih untuk pulang dengan jalan yang ia lalui seperti biasa karena sudah lelah untuk pembelajaran dan ulangan hari ini....
...Di tengah perjalanan menuju rumah, gadis itu sudah memprediksi bahwa Daris akan melewati gang ini seperti biasa dan tidak ada cara lain untuk menghindari dirinya....
...Ternyata benar, beberapa detik kemudian setelah Livia berpikir hal seperti itu langsung di klakson oleh Daris dari belakang....
...Livia yang tengah berpikir dan melamun sampai terkejut sebentar di saat lelaki itu hendak melewati dirinya....
...Gadis itu tiba-tiba berubah ekspresinya menjadi marah ketika Daris berada di samping sambil sedang menoleh melihat dirinya....
...Lelaki itu sampai terkejut melihat wajah gadis itu yang tiba-tiba menjadi marah sampai mendengar ia berkata,...
“ISH!”
...Itu adalah perkataan yang cukup sakit bagi Daris. Karena ia tahu, jika perempuan dapat sampai berkata seperti itu, maka ia sangat tidak sukai atau merasa jijik dengan orang itu....
...Kemudian Daris melaju kencang setelah melewati gadis itu dan wajahnya hanya datar saja setelah di perlakukan seperti itu....
“Menyendiri seperti ini rasanya lebih bagus dari pada salting ga jelas gara-gara dia,” ucap gadis itu.
...Sampai di rumah, gadis itu sudah sangat lelah sekali dan hanya makan beberapa suap dan belum berganti baju sudah tertidur....
“Capek banget ... juga rasanya ... kesepian,” pikirnya dan lalu tertidur.
lanjut kk/Smile/
2 iklan untuk mu