NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Kutukan
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seperti gosip yang tersebar

Bab 19

Mata Diana membelalak mendengar pengakuan Ashlan yang begitu aneh. Apa ia tak salah dengar? Untuk apa pula lelaki kejam itu ingin tahu segala urusannya di istana ini? Atau, Apa Ashlan mulai curiga bahwa Diana sedang berencana membuat para kaum bangsawan memihak padanya? Jika iya, maka celakalah Diana.

"U-untuk apa Anda ingin tahu semua itu?" Meski gugup, namun Diana berusaha mempertahankan sikap tenangnya.

"Hanya penasaran," jawab Ashlan.

"Saya tidak pernah berbuat hal yang aneh-aneh selama tinggal disini, Yang Mulia. Lagipula, dengan menjadikan beberapa pelayan sebagai mata-mata bukannya sudah cukup? Anda tidak harus repot-repot begini demi mengintai kegiatan saya."

Ashlan terdiam. Wajahnya tampak begitu serius mencerna tiap kata demi kata yang dilontarkan Diana. Niat hati hendak menjalin kedekatan dengan sang Ratu, tingkahnya malah semakin membuat jarak diantara mereka kian menjauh.

Tidak! Tak bisa begini. Ashlan harus melakukan sesuatu agar mereka bisa sedikit lebih dekat.

"Mulai malam ini, tidurlah kembali di kamar utama!" ucapnya.

"Hah? Tidak.Tidak mau,"geleng Diana tegas.

"Harus!" Ashlan tak kalah tegas. "Ini perintah, Ratu!"

Kembali hendak menyahuti ucapan Ashlan, namun niat itu urung tatkala seorang pria datang dan membisikkan sesuatu yang sontak membuat wajah Ashlan menjadi tegang dengan gurat kemarahan yang jelas terlihat. Pada akhirnya, Diana tak bisa membantah lagi. Apalagi, Ashlan kini telah berlalu pergi bersama Ksatria Bennett dengan langkah terburu-buru mengikuti pria tadi.

"Sepertinya ada masalah," gumam Diana.

*

Sementara itu, Ashlan dan Ksatria Bennett mengikuti Fionn menuju ke kuil di kota Sil, tempat dimana lelaki yang tempo hari mereka kejar dicurigai menimba ilmu. Jika melakukan perjalanan secara normal, mereka bisa tiba sekitar 3 hari lagi. Namun, karena melalui gerbang sihir yang memang tersebar hampir di seluruh pelosok negeri, perjalanan hanya butuh waktu beberapa jam.

Gerbang sihir merupakan gerbang yang biasa digunakan untuk para petinggi atau para prajurit dalam situasi genting atau sekadar mempersingkat waktu jalan. Namun, tak sembarang orang bisa masuk ke sana. Hanya orang-orang yang memiliki lencana khusus buatan penyihir agung yang bisa melalui gerbang itu. Dan, setiap nama pemilik lencana akan terdaftar di buku besar milik penyihir agung. Semua itu demi meminimalisir pelaku kejahatan yang bisa saja menyalahgunakan keberadaan gerbang sihir untuk kepentingan pribadi.

"Yang Mulia!" Tiga orang anggota Ksatria bayangan memberi hormat kepada Ashlan begitu melihat kedatangan sang Kaisar.

"Bagaimana? Apa ada yang selamat?" tanya Ashlan dengan wajah gusar.

Para Ksatria itu menghela nafas. Mereka menggeleng kompak.

Beberapa saat yang lalu, Fionn mengabarkan bahwa kuil yang diduga sebagai asal dari pria pelaku peledakan telah hangus terbakar begitu mereka sampai. Padahal, semalam saat mereka mengintai, kuil tampak baik-baik saja. Tak ada aktifitas yang mencurigakan hingga pagi ini tiba-tiba saja terbakar dengan sumber api dari berbagai arah.

Beberapa orang berhasil di selamatkan para Ksatria. Namun, begitu para Ksatria lengah dan berniat menolong lebih banyak orang lagi, para orang-orang itu telah dibunuh tanpa terkecuali. Tak ada jejak yang ditinggalkan sang pembunuh selain sebuah sapu tangan sutra berwarna merah dengan lambang keluarga yang begitu mencengangkan semua orang.

"Kami hanya menemukan sapu tangan ini saja, Yang Mulia!" Salah satu Ksatria memberikan sapu tangan itu pada Ashlan.

"I-ini?" Ashlan tampak begitu syok. Ksatria Bennett disebelahnya juga berdiri mematung dengan wajah pucat pasi.

"Kenapa sapu tangan dengan lambang keluarga Bennett bisa disini, Rick?" tanya Ashlan kepada sepupunya. Wajah pria itu tampak merah padam menahan amarah. Sementara, Alarick Bennett masih bungkam. Ia pun sama syoknya dengan Ashlan.

*

"Jangan tersenyum terus, Lanie!" bentak Diana kesal kepada pelayan pribadinya.

Bukannya takut dan menurut, Mulanie justru semakin tak malu untuk menunjukkan deretan giginya yang rapi didepan sang Ratu. Perasaannya sedang sangat bahagia melihat kedekatan antara Raja dan Ratunya belakangan ini.

"Lanie!" Diana melotot saat mendapati sang pelayan pribadi masih cengengesan.

"Maaf, Yang Mulia! Saya hanya tidak bisa menahan rasa bahagia saya melihat kedekatan Anda bersama sang Kaisar."

"Siapa yang dekat?" Diana mendelik sebal. "Andai bisa, Aku justru ingin menjauh sejauh-jauhnya dari dia, Lanie," imbuhnya.

Mulanie mengangguk-anggukkan kepalanya. Air muka gadis itu tampak tak percaya dengan ucapan Diana.

"Kau tidak percaya?" tanya Diana.

Mulanie menggeleng. "Tidak."

"Ish! Terserah kau saja!" ucap Diana pasrah.

Tak ingin berlama-lama berdebat tentang Ashlan bersama Mulanie, Diana memilih untuk masuk ke dalam kamar. Ia butuh sedikit istirahat setelah kesibukan yang akhir-akhir ini sungguh menguras tenaga. Selain harus memenuhi beberapa undangan putri bangsawan, gadis itu juga disibukkan dengan kegiatan belajar mengenai tugas-tugasnya sebagai Ratu hampir setiap saat. Tak ada kata libur. Ia di perintah untuk menguasai semuanya hanya dalam kurun waktu dua bulan saja. Dan, tentu itu beban yang luar biasa berat bagi Diana. Belum lagi, pesta untuk menyambut para duta negara lain sebentar lagi akan diadakan.

"Aku hanya ingin pulang!" desah Diana sembari menatap langit-langit kamar diatas sana.

"Pulang kemana?"

Diana tersentak. Buru-buru gadis itu bangun dari tempat tidur dan langsung melotot saat melihat siapa yang sedang duduk dibingkai jendela kamarnya yang terbuka.

"Ya-Yang Mulia? Sedang apa disitu?" tanya Diana terkejut.

"Duduk," jawab Ashlan singkat, padat dan jelas.

"Sejak kapan Anda datang?" Diana mengganti pertanyaannya.

"Sejak lima menit yang lalu?" Ashlan berucap tak yakin.

"Anda masuk lewat mana?"

"Dari sini," jawab Ashlan sambil menepuk-nepuk bingkai jendela yang didudukinya.

"Astaga! Anda memanjat dinding?" Bola mata Diana nyaris keluar.

"Tidak." Ashlan menggeleng. "Aku memanfaatkan pepohonan yang ada disana untuk sampai kemari!" tunjuk Ashlan pada pohon-pohon tinggi yang berjejer rapi disepanjang depan balkon hingga jendela yang sekarang ditempati Ashlan.

"Astaga! Turun, Yang Mulia! Kenapa Anda malah lewat situ, sih? Kenapa tidak lewat balkon saja?" Diana bergegas menghampiri Ashlan. Menarik tangan lelaki itu agar menjauhi jendela. Ia jadi ngeri sendiri membayangkan andai Ashlan terjatuh kebawah.

Melihat tangan Diana yang menarik lengannya, Ashlan tersenyum tipis. Sedikit bahagia menyelinap ke relung hati karena perhatian kecil dari Diana. Kini, hatinya kembali bimbang. Haruskah ia membiarkan perasaan itu tumbuh atau justru membunuhnya sebelum semakin membesar dan mengakar didalam hatinya?

"Besok-besok, jika ingin kemari, jangan lewat jendela lagi, Yang Mulia! Anda mengerti?"

"Besok-besok aku tidak akan kemari lagi."

Diana memandang Ashlan dengan tatapan heran.

"Bukankah sudah ku bilang untuk tidur di kamar utama? Kenapa masih kembali kemari?" terang Ashlan.

Diana terdiam cukup lama. Ia memandang wajah tertutup topeng milik lelaki itu. Terlihat sedikit muram, entah karena hal apa.

"Anda baik-baik saja?" lirih Diana pelan.

Netra abu-abu milik lelaki berambut perak itu tampak begitu sendu. Terlihat begitu butuh sandaran karena kesepian.

"Tidak," geleng Ashlan yang mencoba jujur dengan perasaannya. Bagaimana bisa ia baik-baik saja saat pedang kecurigaan kini mengarah kuat kepada sepupunya sendiri? Meski tahu bahwa Ksatria Bennett tidak mungkin mengkhianatinya, namun bukankah ayah lelaki itu pernah melakukannya? Tidak menutup kemungkinan Ksatria Bennett ikut terlibat dengan kejahatan sang Ayah mengingat sepupunya itu hanya memiliki Ayahnya saja didunia ini.

Meskipun, Ayahnya merupakan seorang penjahat yang diasingkan ke pulau tak berpenghuni, Ksatria Bennett tetap seorang anak yang sangat berbakti. Terbukti, dari beberapa kali Ksatria Bennett mengirim persediaan makanan tanpa sepengetahuan Ashlan kepada Ayahnya. Namun, sang Kaisar tak begitu peduli. Ia mengerti perasaan rindu seorang Alarick kepada orangtuanya. Sejahat apapun sang Ayah, Alarick Bennett tetap mencintainya.

Tak bertanya lebih jauh lagi karena merasa canggung, Diana akhirnya mengikuti sang Kaisar untuk kembali ke kamar lamanya. Tak ada perbincangan yang begitu berarti. Keduanya masing-masing larut dalam pikiran mereka sendiri-sendiri. Hingga, tiba di momen saat Ashlan melepaskan topengnya didepan Diana, mulailah wanita itu tampak begitu terkejut.

"A-Anda melepaskan itu?" tanya Diana tak percaya sambil menunjuk topeng Ashlan yang teronggok diatas meja.

"Kenapa?" Ashlan balik bertanya. Terlihat begitu santai sembari melipat kedua lengan baju berwarna putih yang ia kenakan lalu duduk disisi ranjang satunya.

"Bukannya dulu Anda sangat marah saat saya melihat wajah Anda?"

Ashlan tersenyum kecil. Kali ini, senyumnya benar-benar terlihat jelas dimata Diana. Bahkan, baru kali ini Diana menyadari bahwa lelaki itu memiliki lesung di pipi kanannya. Tampak manis dengan perpaduan alis hitam tebal, netra keabu-abuan, kulit putih bersih serta bibir kemerahan yang tebal. Dan, jangan lupakan tentang surai peraknya yang indah. Sungguh! Diana seolah sedang melihat tokoh manga yang sering hadir di komik-komik online.

"Ratu adalah istriku. Bukankah seharusnya menjadi hak Ratu untuk melihat wajah suaminya sendiri?" Lagi, lelaki itu tersenyum. Namun, kali ini sambil menatap Diana.

BLUSH!!

Mendadak pipi Diana menjadi panas. Ditatap sedalam itu, membuat degup jantungnya menjadi tak beraturan. Ia bahkan tak bisa menerka dengan jelas tentang perasaan yang saat ini ia alami. Rasanya, seperti saat pertama kali ia menyadari jatuh cinta kepada Gerald, si mantan kekasih tak tahu dirinya.

"Padahal, wajah Anda sangat tampan. Kenapa harus disembunyikan didepan umum?" tanya Diana dengan polosnya.

Ashlan beringsut mendekati Diana. Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Diana. "Jika ku perlihatkan di depan umum, gadis-gadis di kerajaan ini akan mengantre untuk melamar menjadi selir, Ratu. Apa Anda suka berbagi suami dengan perempuan lain?"

"Tidak," jawab Diana reflek.

Ashlan mengangkat kedua alisnya. Kali ini, lelaki itu terdengar tertawa kecil. "Wow, sepertinya istriku memang agak galak seperti gosip-gosip yang beredar."

1
tudehun
/Smile/
she_cookiez
keren
she_cookiez
thorrr .... karya mu keren .. maaf kalo lupa nge like nya saya ganti vote yg banyak yahh .. semangat berkaryaa
Anonymous
Gua berhenti di episode ini. Kaisarny oon. Dan ratunya menye2 . Maaf thor
💖 sweet love 🌺
bagus banget.. novel fantasi memang cocok dengan bahasa baku..
nyaman di baca..
moga makin banyak ya novel lainnya..
💖 sweet love 🌺
yaelah Ashlan.. terus kalo rumah kosong mau ngapain ente..
Ratna Madonita
mantaapp dan bagus cerita nya, thank youu author utk best ending crt ini 💖💖💖💖
Fhany Fhania
makanya jd orang hrus tau malu dan tahu Terima kasih 🤬🤬🤬
Fhany Fhania
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Putra Meja
Buruk
Nailott
terima kasih kkk, novelnya.bagus
Nailott
duhh ,,,keren banget novelnya, bikin hati pembacanya marah ,nangis deg deg an. bahagia ,ikut bahagia kala diana dn ashlan bagahia thorr
Nailott
ada hikmahnya juga buku novel yg diberi nenek anneth
Nailott
dari nenek anneth
kali ya,
Nailott
sah kan dulu pernikahan mu diana ,dn ashlan,
Nailott
apa..ashlan, meninggall?
Nailott
oh di,,kok mau2nya diajak ashlan tidur bersama, ,sebelum nikah beneran di dunia nyata.
Nailott
ayo jawab di,,gigit dibibir
Nailott
berjuang di, berjuang, terus,!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!