Apakah tujuan dari sebuah pernikahan?
Hidup bersama atau hanya sekedar tinggal bersama.
Ayana adalah seorang istri yang telah tinggal bersama sang suami selama dua tahun, namun ia merasa jika suaminya tidak mencintai dirinya sepenuh hati. Sebagai seorang istri, Ayana bukan hanya membutuhkan sentuhan namun ia juga membutuhkan pengakuan dari sang suami, pengakuan yang tegas jika dirinya merupakan teman hidup bukan hanya sekedar teman tidur untuk suaminya.
Dapatkah Ayana bertahan dalam kehidupan pernikahannya di kala prahara mulai datang menerpa hingga menggoyahkan hatinya.
Apa yang akan Ayana pilih, bertahan atau justru berpisah?
Mampukah ia menghapus jejak sang suami sementara hatinya telah terbelenggu cinta yang mendalam?
Ikuti sekuel
SANG MANTAN 2 ~Arti Cinta.
Semoga kalian semua menyukainya
Happy Reading,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chayahuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FAKTA PAHIT
Alex menatap Romi dengan tatapan tajam yang? mema tikan, rasanya ingin sekali ia mene rkam pria itu dan mengh ajarnya hingga ma ti.
"Sampai detik ini aku masih bertanya- tanya, kenapa kamu begitu ngotot untuk memisahkan aku dengan Ayana waktu itu. Aku berusaha keras untuk menemui istriku tapi kamu terus menghalangi jalanku".
"Tapi hari ini aku telah menemukan jawabannya. Kini aku tahu alasan kamu menjauhkan Ayana dariku karena kamu ingin merebutnya dan menjadinya milikmu, iya kan!".
Ayana dan dan Romi tercengang mendengar ucapan Alex.
"Lu sengaja memisahkan gua dengan istri gua agar lu bisa menikahinya, iya kan. Dasar beren gsek" Alex hendak mendekati Romi namun Ayana langsung mengjentikannya.
"Cukup Alex, hentikan" Teriak Ayana.
"Kamu diam" Tunjuk Alex tepat diwajah Ayana hingga membuat Ayana tersentak kaget.
"Kamu sama berengseknya dengan baji ngan ini. Kamu tega meninggalkan aku hanya demi laki- laki itu. Kamu melimpahkan semua kesalahan padaku dan memojokkanku seolah akulah yang paling bersalah dan hanya kamu yang benar".
"Sekarang aku butuh kejujuran darimu. Sejak kapan kalian menjalin hubungan terlarang ini? Sejak kapan kamu selingkuh di belakangku?".
"Aku tidak pernah selingkuh darimu" Tegas Ayana.
"Bohong!" Sanggah Alex.
"Aku tidak percaya ucapanmu. Aku yakin hubungan kalian sudah berlangsung lama dan sudah terjalin beberapa tahun yang lalu".
Alex menatap Romi yang tengah merintih kesakitan kemudian kembali menatap Ayana kemudian ia melangkah mendekati Ayana hingga keduanya tanpa jarak.
"Kamu berselingkuh dengan laki- laki baji ngan ini disaat kamu masih sah menjadi istriku. Kamu mengkhianatiku dan menjalin hubungan terlarang dengan laki- laki lain. Aku sempat terkejut saat mengetahui Alea adalah putrimu. Aku tidak menyangka kamu langsung memiliki seorang putri setelah bercerai dariku" Alex tersenyum sinis.
"Hah! Sungguh sebuah fakta yang mengejutkan bukan! Bagaimana mungkin kamu bisa langsung memiliki seorang putri secepat itu padahal kita baru resmi bercerai, kecuali kamu memang sudah dalam keadaan hamil ketika kita bercerai".
Ayana membelalak, ia tidak siap jika Alex mengetahui fakta tentang Alea secepat ini.
Alex menarik lengan Ayana lalu mencengkramnya dengan kuat hingga membuat perempuan itu meringis kesakitan, ia begitu murka mengetahui fakta jika sang mantan istri memiliki anak dengan selingkuhannya.
"Alea adalah anak hara mmu bersama baji ngan itu, benarkan!" Tuduh Alex.
"Jawab aku, Ayana. Katakan padaku jika Alea adalah anak har am yang kamu hasilkan dari laki- laki baji ngan itu" Teriak Alex penuh amarah.
Plakkkk
Sebuah tamparan mendarat kencang di pipi Alex.
"Iya! Alea memang anak hara mku dan mas Romi. Puas kamu!" Teriak Ayana dengan histeris.
Alex tercengang mendengar pernyataan Ayana, meskipun ia sudah tahu jawabannya tapi tetap saja hal itu sangat menyakiti hatinya. Mengapa Ayana begitu tega menduakannya dengan laki- laki lain sementara ia tidak pernah menduakan istrinya dengan siapapun. Cengkraman Alex terlepas dan tubuhnya langsung lunglai mundur kebelakang.
"Kamu tega!" Lirihnya dengan hati hancur lebur.
"Sekarang kamu sudah tahu faktanya, bukan! Jadi aku minta kamu tidak perlu ikut campur dalam urusanku. Lebih baik kamu pergi, pergi dan jangan pernah kembali lagi. Jangan pernah dekati putriku ataupun menemuinya lagi".
"Pergi! Jangan pernah kembali lagi dan jangan usik kebahagiannku" Tegas Ayana.
Usai mengatakan hal itu, Ayana melangkah mundur dan mendekati Romi.
"Ayo mas. Kita masuk kedalam" Ucap Ayana.
Ayana membantu Romi untuk berdiri kemudian memapahnya masuk kedalam rumah dan sebelum ia masuk, Ayana sempat melirik sekilas pada Alex yang masih berdiri terdiam di halaman rumahnya. Ayana harus tega, tidak peduli sehancur apa hatinya saat ini tapi ia harus bersikap tegas. Alex harus menyadari kesalahannya meskipun ia tahu jika ia sendiri tidak luput dari kesalahan.
Sementara itu, Alex terlihat begitu terpukul, ia masih diam terpaku tanpa mampu untuk bergerak, hatinya terasa sakit bagai teriris sembilu. Andai Alex tahu jika kenyataannya akan sepahit ini, pasti ia tidak akan pernah ingin mencari tahu jawabannya. Kini, semua pertanyaannya tertawab sudah dan semua dugaannya terbukti benar. Dengan susah payah Alex berusaha menelan pil pahit ini dan harus menerima kenyataan pedih meski kenyataan itu memporak porandakan seluruh hatinya.
.
Dua hari sudah Alex tidak pergi ke kantor karena ia terjatuh sakit dan selama dua hari itu pula Dito setia menemaninya dan merawat sang atasan meski kehadirannya selalu mendapatkan cacian dari atasannya tersebut.
"Anda harus kerumah sakit pak" Ucap Dito.
"Tidak perlu. Aku baik- baik saja" Tolak Alex.
"Tapi anda sedang sakit dan kondisi anda terus menurun sejak kemarin" Dito prihatin melihat kondisi Alex yang semakin lemah.
"Aku baik- baik saja" Dusta Alex.
"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan kondisiku karena aku lebih sehat dari yang kamu lihat. Lebih baik kamu berangkat ke kantor dan gantikan posisiku untuk sementara waktu. Batalkan semua meeting untuk satu minggu kedepan dan atur ulang jadwalnya. Aku akan kembali saat kondisiku membaik" Perintah Alex.
"Ya Baiklah" Sahut Dito.
"Dasar keras kepala" Gumamnya kesal.
"Kalau begitu saya akan kembali ke kantor dan kalau ada apa- apa, segera hubungi saya" Ucap Dito.
Alex mengangguk pelan lalu menggerakkan jarinya menyuruh Dito pergi. Dito berpamitan lalu ia pun melangkah pergi meninggalkan bosnya yang keras kepala itu.
Usai kepergian Dito, Alex kembali melangkah menuju ranjang dan berbaring dengan perlahan agar tubuhnya tidak sakit. Sejak beberapa bulan terakhir ini, Alex memang sering merasakan otot tulang dan sendinya sakit dan nyeri tiba- tiba, namun ia tidak menghiraukan alarm tubuhnya itu dan menganggapnya hanya kelelahan biasa. Padahal bisa saja itu adalah sebuah tanda jika tubuhnya butuh perawatan yang serius.
Alex berbaring dengan tatapan mata menghadap langit- langit, pikirannya di selumuti berbagai hal yang membuatnya sulit untuk memejamkan mata. Alex memikirkan masalah yang terus datang dalam hidupnya, masalah yang membuatnya seolah ingin lupa ingatan. Mengingat Ayana telah memiliki anak dengan laki- laki lain saja sudah membuat hatinya hancur apalagi ketika ia mengetahui jika Alea adalah anak har am Ayana bersama selingkuhannya, tentu fakta itu semakin menyakiti hatinya.
"Aku tidak menyangka kamu seperti itu, Ay! Kamu sungguh kejam" Lirihnya.
"Aww,,,!" Alex menyentuh kepalanya sembari merintih kesakitan. Disaat yang bersamaan pintu kamarnya terbuka dan bu Widya bergegas masuk bersama Bianca.
"Alex! Kamu kenapa nak? Kamu sakit apa? Kenapa mukamu pucat begini?" Bu Widya tampak khawatir melihat Alex yang terbaring lemah dengan wajah pucat.
"Aww,,,! Ah!" Alex tidak menjawab, ia hanya meringis menahan sakit di tubuhnya.
"Mas Alex terlihat kesakitan, ma" Ucap Bianca. yang juga ikut khawatir.
"Kamu benar Bi. Ini tidak bisa di biarkan, kita harus membawa Alex ke rumah sakit sekarang juga".
"Tapi mas Alex pasti akan menolaknya ma. Mama kan tahu sendiri bagaimana mas Alec" Sela Bianca.
"Jadi sekarang harus bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?" Tanya bu Widya.
"Aku akan menghubungi dokter dan memintanya untuk datang kemari. Dokter harus memeriksa keadaan mas Alex" Ucap Bianca.
"Baiklah. Kalau begitu cepat telpon dokter dan minta dia untuk datang kemari secepatnya" Perintah bu Widya.
"Baik ma" Bianca meraih ponselnya lalu langsung menghubungi dokter.
Sementara itu bu Widya berusaha menenangkan Alex yang masih terus merintih kesakitan. Melihat kondisi Alex yang sering yang sakit sakitan membuat hati bu Widya sedih, beliau begitu prihati melihat hidup sang putra yang berantakan setelah perceraiannya.
♥︎♥︎♥︎