Merebut Cinta Ibu Tiri

Ternyata dibawah jurang ada sungai yang cukup dalam sehingga mobil Aksa jatuh disana tidak menyebabkan ledakan.

Mobil Aksa hanyut hingga terdampar ditepi sungai entah dimana lokasinya.

Aksa dan Saras kehilangan kesadaran dengan luka di kepala dan beberapa bagian tubuh mereka. Hingga pagi menjelang, ada kelompok pemancing yang menemukan mobil mereka.

"Hei! Ada mobil jatuh!" teriak salah satu pemancing yg bernama Bono.

"Iya iya! Kayaknya ada penumpang didalamnya, kita tolong!" sahut yang lainnya yg bernama Kenzo.

2 pria lainnya yaitu Dino dan Fuza pun mengikuti. Mereka berempat adalah pengusaha dari Jawa Barat yang hobinya mancing di sungai sungai yg tersembunyi. Healing orang kaya mah beda yak 🤪

Bono langsung membuka pintu disisi Aksa dan Kenzo membuka pintu disisi Saras.

"Hei! Mereka sepasang!" teriak Bono.

"Kayaknya mereka masih hidup!" teriak Kenzo.

Ternyata diantara mereka berempat ada seorang dokter bedah yaitu Fuza.

"Wait! Biar aku ceknya!" seru Fuza mendekat kearah Saras terlebig dahulu.

Fuza pun melakukan screening dari kepala sampai kaki wanita didepannya.

"Hmmm, sepertinya wanita itu sedang mengandung. Namun sayang, terjadi pendarahan. Kita harus menyelamatkannya" ucap Fuza dan para sahabatnya pun saling tatap.

"Coba kamu periksa pria ini dulu. Biar kami membawa wanita itu keluar mobil" ucap Bono.

Fuza berpindah tempat dan memeriksa Aksa.

"Pria ini lebih parah. Kakinya tertekan oleh setir, kita harus memanggil bantuan karena memerlukan alat bantu mengangkatnya" jelas Fuza.

"Keburu mati dia nunggu penyelamat dari sini. Kamu tau sendiri kita berada di desa pelosok Purwakarta. Kita aja tracking kesini sejak tadi malam" sahut Dino.

"Bener juga kata Dino, Za. Apakah kamu gak bisa menolong mereka terlebih dahulu?" tanya Kenzo.

"Hmmm, coba aku panggil helicopter penyelamat dari rumah sakit punya keluargaku" jawab Fuza lalu ia langsung menelepon seseorang.

"Beres. Mungkin dalam satu jam, mereka akan datang. Aku akan memberikan pertolongan sebisaku disini" lanjutnya lagi.

Fuza pun mengambil kotak peralatan kedokterannya yg selalu ia bawa saat berlibur bersama sahabatnya yg hobi berpetualang di hutan mencari sungai sungai tersembunyi.

"Kalian jangan lihat kesini. Aku akan memeriksa wanita ini" minta Fuza agar 3 sahabatnya itu memalingkan pandangan karena ia akan melihat bagian bawah wanita yang belum ia ketahui namanya.

"Sayang sekali. Janinnya tidak bisa terselamatkan" lirih Fuza sesaat setelah memeriksa kondisi Saras.

"Apakah dia masih hidup?" tanya Kenzo.

"Iya dia masih hidup, tapi sepertinya dia tidak akan bertahan lama jika tidak segera ditangani medis. Kandungannya perlu dibersihkan" jawab Fuza.

Mereka semua pun menghela nafas.

"Bagaimana dengan pria ini? Sepertinya kondisi kakinya begitu parah" ucap Bono.

"Hmmm, dia akan baik baik saja selama setir yg menancap di paha nya itu tidak kita lepas sembarangan karena jika dipaksa kita tarik, darahnya akan mencuat. Akhirnya dia akan mati kekurangan darah" sahut Fuza.

Lagi lagi mereka berempat hanya bisa menghembuskan nafas kasar.

Benar sesuai dugaan sejam kemudian, 2 helicopter keluarga Fuza datang dari rumah sakit keluarganya di Bandung secara bergantian. Rumah sakit internasional yang didirikan oleh keluarga Fuza sejak berpuluh puluh tahun yang lalu.

Didalam 2 helicopter itu sudah ada dokter bertugas yang membantu eksekusi Aksa dari tekanan kerangka mobil pada bagian tubuhnya.

Masing masing helicopter membawa Aksa dan Saras bersama Fuza serta ketiga sahabatnya. Pasien telah dipasang infus dan pertolongan pertama medis sebelum sampai di rumah sakit.

"Gimana soal mobilnya?" tanya Bono kepada yang lain.

"Kita biarkan saja disana dan melihat siapa kedua orang ini. Aku yakin ada yang sengaja berniat membunuh mereka. Aku sudah memfoto plat nomor mobilnya, kita akan cek siapa pemilik mobil ini" jawab Dino.

"Baiklah. Aku rasa memang mereka bukan orang biasa" sahut Kenzo.

Helicopter sampai di rumah sakit sejam kemudian. Helicopter pertama menurunkan Aksa bersama Fuza dan sahabat sahabatnya, lalu helicopter kedua menurunkan Saras bersama para dokter bertugas.

Fuza langsung masuk ke rumah sakit dan memanggil dokter spesialis tulang, spesialis beda lainnya, dokter kandungan dan dokter anestesi. Ia langsung mengadakan 2 operasi sekaligus.

Kenzo, Bono, dan Dino mereka bersepakat untuk mencari tau siapa yang mereka tolong itu dengan koneksi yang mereka miliki.

Saras melakukan operasi kuret atau pembersihan kandungan dari kehamilan yang jatuh alias keguguran agar tidak terjadi penumpukan darah didalamnya. Sedangkan, Aksa menjalani operasi patah tulang dibagian paha sebelah kirinya.

Fuza menjadi dokter bedah utama di operasi Aksa.

Operasi pembersihan kandungan sudah dilakukan dan Saras diletakkan di ruang observasi ICU sampai sadar dari efek obat biusnya. Luka luka pada kepala dan bagian tubuh lainnya juga diberikan perawatan.

Tulang di pergelangan tangan kanannya terkilir dan memar karena terjadi pergeseran letaknya sehingga perlu dipasangkan deker penompang.

Sedangkan Aksa, membutuhkan 7 jam operasi hingga selesai penanganan.

Aksa diletakkan disebelah ranjang Saras di ruang ICU untuk pemulihan pasca operasi.

Fuza yang merasa kelelahan langsung kembali ke ruangan dokternya sebagai wakil direktur rumah sakit. Tiba tiba ayahnya masuk.

"Za, pasien dari mana yang kamu bawa itu? Sampai manggil 2 helicopter segala?" tanya Mawan, ayah Fuza sekaligus direktur rumah sakit.

"Nanti aku bisa jelasin dirumah nggak, Pi. Aku sekarang capek banget. Liburanku sama anak anak tertunda karena menemukan 2 orang pasien yg perlu diselamatkan" jawab Fuza dengan suara lelah.

"Hmmm, baiklah. Papi tunggu penjelasanmu. Oh iya, istrimu juga sedang liburan sama istri sahabatmu ya? Anak - anak kalian juga dia bawa?" tanya Mawan lagi.

"Iya, Pi. Papi tau sendiri komitmen kita berempat sahabat itu juga membuat istri istri kita dan anak anak kita juga jadi sahabat? Setiap tahun udah jadi agenda resmi. Lagian, anak anak juga hepi liburan bareng ibunya, mumpung masih kecil kecil jadi gampang dibawa bawa" jawab Fuza lagi.

"Ya sudah, pokoknya nanti papi tunggu kamu dirumah" minta Mawan.

"Siap, Pak Direktur" sahut Fuza.

"Aaaah, liburaaaaaankuuuuuuuu!!! Dianaa pasti lagi heppy heppy nih sama semuanyaa" lirihnya lagi setelah ayahnya keluar ruangan.