Dark Doctor

“Boss Sonny?”

Semua bawahannya terkejut melihat Sonny yang berlutut di depan Jason sambil meratap memohon ampunan.

“Sonny, apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu berlutut di depannya?”

Edward berteriak tidak mengerti dengan sikap Sonny yang berubah tiba-tiba setelah mendapatkan telepon dari Vinox. Sonny pun menoleh ke arah Edward dengan tatapan tajam.

“Kamu semua berlutut di depan boss!”

Sonny memerintahkan semua bawahannya untuk berlutut di depan Jason sebelum dia menjadi marah karenanya. Beberapa orang yang mengetahui sifat Sonny segera mengikuti kata-kata Sonny dan berlutut menghadap Jason.

“Boss? Apa ini tidak salah?”

“Dia boss kita?”

Tapi beberapa orang lainnya tetap tidak bergerak dengan bertanya-tanya. Mereka merasa itu hal yang salah jika para gangster berlutut pada seorang anak muda yang baru saja lulus kuliah. Jiwa preman mereka menjerit memikirkan hal itu.

Mata Edward terlihat marah oleh kejadian itu. “Sonny, apa yang kamu lakukan? Apa kamu tidak salah? Mengapa berlutut kepada anak kemarin sore itu? Dia bukan siapa-siapa!”

Ciiiittttt….

Tiba-tiba suara sebuah mobil mengerem mendadak di dekat mereka dengan tiba-tiba. Kemudian tampak Vinox turun dari mobil itu dengan wajah geram dan tatapan marah.

Wajah para gangster yang mengenali Vinox merasa gembira melihat kedatangannya. Namun mata Sonny berkedut melihat kedatangan boss Vinox yang dengan tiba-tiba.

Edward tidak tahu apa yang sedang terjadi langsung menunjuk kepada Vinox. “Siapa kamu? Jangan ikut campur masalah kami,” teriaknya karena tidak mengenali wajah Vinox.

Teriakan Edward membuat wajah orang-orang geng Serigala Putih menjadi pucat, mereka menggigil ketakutan karenanya. “Tu-Tuan Edward, dia adalah boss kami. Tuan Vinox,” bisik seseorang gangster yang berdiri di sebelah Edward.

Mendengar hal itu, tubuh Edward langsung lemas tak bertenaga. Dia merasa nyawanya seperti melayang mengetahui yang datang adalah boss besar geng Serigala Putih.

Edward lalu berlutut dengan menjatuhkan lutut dan menampar mulutnya sendiri. “Ampun tuan Vinox, aku tidak mengetahuimu. Maafkan aku yang telah berbicara kurang ajar,” katanya sambil menangis ketakutan.

Rocky, teman Edward pun turut berlutut dengan wajah ketakutan. Dia merasa berada dalam situasi yang salah saat itu.

Vinox tidak mempedulikan orang seperti Edward dan Rocky, dia berjalan menuju ke arah Sonny yang berlutut di depan Jason dengan tatapan tajam.

Plak!

Vinox menampar wajah Sonny dan membuatnya terhuyung ke belakang dan hampir terjengkang ke tanah.

“Kamu tidak bisa mendidik bawahanmu dengan baik,” kata Vinox dengan geram.

Seluruh mata bawahan menjadi terkejut karena Vinox justru menampar wajah Sonny di depan Jason. Vinox lalu menunjuk kepada beberapa orang yang masih berdiri di tempat itu.

“Kamu sebagai pimpinan mereka berlutut, bagaimana bisa orang-orang itu masih berdiri?” Teriak Vinox sambil menunjuk pada gangster bawahan Sonny yang masih berdiri dan tidak berlutut.

Sonny menyadari maksud dari kata-kata Vinox. Dia pun dengan wajah geram berjalan ke arah orang-orang yang masih berdiri. Meskipun mereka kemudian berlutut ketika melihat Sonny datang dengan wajah marah, namun Sonny tetap menampar wajah mereka.

Plak! Plak! Plak! Plak!

Semua orang yang tadi masih berdiri kini terjengkang jatuh akibat tamparan Sonny. Rasa sakit di wajahnya akibat tamparan Vinox kini terlampiaskan pada bawahannya karena kesal.

“Tadi kalian tidak menuruti kata-kataku untuk berlutut,” geram Sonny dengan wajah kesal.

Edward dan Rocky yang melihat hal itu menggigil ketakutan. Mereka tidak menyangka Vinox datang ke tempat itu untuk mendisiplinkan bawahannya.

“Tuan Jason, apakah anda merasa puas dengan penjelasan ini?” tanya Vinox sambil membungkukkan badannya pada Jason.

Kini semua mata para gangster hampir melompat keluar ketika melihat dengan mata kepala sendiri boss besar mereka Vinox menundukkan kepala pada Jason. Semua orang kini menyadari bahwa apa yang dikatakan oleh Sonny adalah benar. Mereka telah menendang plat besi saat ini dengan mengancam boss besar mereka sendiri.

“Sonny, kemarilah!”

Jason memanggil Sonny yang kemudian berlari menuju ke arah Jason dengan tergesa-gesa.

“I-Iya tuan. Aku meminta maaf karena tidak bisa mendisiplinkan bawahanku,” sahutnya sambil menundukkan kepalanya pada Jason dan menyembunyikan wajahnya yang memucat.

“Mulai hari ini, aku ingin kamu lebih mendisiplinkan bawahanmu. Jika ada yang tidak menuruti perintah atasan. Suruh mereka keluar dari geng Serigala Putih!” Jason memerintahkannya dengan tegas.

Sonny dan bawahannya tertegun mendengar perintah Jason, mereka semua terdiam dan bahkan tidak berani menatap ke arah Jason. Tampak penyesalan di wajah mereka semua atas kejadian hari ini.

“Kamu sudah dengar apa yang boss besar katakan. Segera laksanakan!”

Vinox menambahkan kata-kata Jason dan memerintahkan pada Sonny untuk melaksanakan perintah Jason pada bawahannya.

“Baik tuan Jason. Aku akan mendidik bawahanku dengan baik,” sahut Sonny

Setelah menyelesaikan permasalahan di dalam geng Serigala Putih, kini Jason memandang pada Edward dan Rocky yang masih berlutut dengan tubuh bergetar menggigil ketakutan. Mereka tidak berani menatap ke arah Vinox dan Sonny. Namun dalam hati Edward masih merasa kesal pada Jason teman kuliahnya itu.

“Edward, aku dengar tadi kamu ingin mematahkan kaki dan tanganku. Aku bertanya, bagaimana kamu akan melakukannya?” Jason tersenyum main-main pada Edward.

Mata Edward berkedut mendengar pertanyaan Jason. Dalam hatinya, dia bertambah kesal karena hal itu sama saja dengan mengadu dirinya dan geng Serigala Putih.

Mendengar kata-kata Jason, orang-orang dari geng Serigala Putih mengerti apa yang harus dilakukan. Mereka segera menangkap Edward dan Rocky lalu menariknya ke depan Jason.

“Ma-Maafkan aku Jason. Aku hanya asal berbicara tadi padamu,” sahutnya gemetaran.

“Asal bicara?”

Jason kini duduk kembali di kursi depan mini market sedangkan Vinox berdiri disampingnya dengan wajah datar melihat pada Edward dan Rocky.

Sonny lalu berjalan mendekati Edward dan Rocky lalu menampar wajah mereka.

Plak! Plak!

Tubuh Edward dan Rocky langsung lemas, wajah mereka bengkak dan darah menetes dari hidung dan mulut mereka. Kepala mereka pusing menahan rasa sakit yang amat sangat. Rocky yang lebih lemah pandangannya langsung gelap dan pingsan setelah beberapa saat karena tidak tahan akan rasa sakit itu.

Edward yang masih dipegang oleh dua orang gangster terkulai lemas karena tamparan itu.