NovelToon NovelToon
Hurt Be A Love

Hurt Be A Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:258.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Mati-matian Balqis Lalita Wiguna membela lelaki yang dia sayangi, ternyata hanya menimbulkan luka yang begitu dalam. Di mana bukan dia yang bersanding di pelaminan, melainkan wanita lain yang tidak dia kenal.

Dia kira cinta pertamanya akan mengajarkan banyak hal. Nyatanya, hanya meninggalkan luka dan sulit untuk disembuhkan.

Akankah ada seseorang yang berhasil menjadi obat penawar dari luka tak kasat mata yang Balqis derita? Dan bisa membuatnya kembali merasakan cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Effort

Rio sudah membawa Aqis ke lantai atas. Dia menatap Aqis dengan begitu dalam.

"Gua gak suka sama sahabat lu itu," ucap Rio dengan begitu jujur.

"Kenapa?"

Pertanyaan Aqis membuat kedua alis Rio menukik dengan tajam. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Aqis hingga membuat jantung Aqis berdebar begitu hebat.

"Tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan," tekannya.

"Dan gua gak suka orang yang gua sayang dekat dengan lelaki lain."

"Lu hanya boleh dekat dengan gua." Mode maksa sudah muncul.

Raut penuh ketakutan hadir. Namun, sentuhan lembut di pipinya membuat rasa takut itu menguar.

"Gua sayang lu, Qis."

"Walaupun lu belum membalas rasa sayang ini, gua gak akan pernah bosan bilang kalau gua sayang sama lu."

Senyum pun melengkung di wajah Aqis, dan itu menular kepada Rio. Tangan Rio kembali menggenggam tangan putih Aqis.

"Jangan bosan kalau gua selalu bilang sayang setiap hari bahkan hampir setiap detik."

"Lebay!"

Rio pun tertawa dan diikuti oleh Aqis. Rio sangat yakin jika Aqis sudah merasa nyaman. Tapi, dia harus sedikit lebih sabar menunggu hati Aqis terbuka sepenuhnya.

.

Aqis tersenyum ketika dia sudah berada di dapur. Ketika semua karyawan sudah masuk kerja, suara langkah dari lantai atas terdengar. Aqis segera menoleh dan benar Rio sudah menuruni anak tangga. Mereka saling tatap untuk beberapa detik. Sorot mata Rio seakan mengatakan sesuatu. Aqis pun mengangguk kecil nan pelan.

Lima menit berselang, Aqis menerima pesan dari Rio. Di mana Rio akan selalu memberikan jadwalnya kepada Aqis.

Aqis menghela napas begitu lega ketika jam kerja sudah selesai. Dia sudah bersiap untuk pulang, tapi langkahnya terhenti ketika Faza sudah menunggunya di depan kafe.

"Gua ingin bicara."

Aqis mengecek jam di layar ponsel. Sudah jam setengah sebelas malam. Aqis ingin menolak, tapi melihat wajah Faza yang begitu serius membuatnya tidak tega.

"Tapi, gua gak bisa lama."

Faza mengajak Aqis ke sebuah taman yang tak jauh dari Barad kafe. Selama hampir enam bulan Aqis tinggal di Bandung, Faza sama sekali tak tahu kosan yang Aqis huni. Aqis pun tak memberitahu dikarenakan dia ingin tenang tinggal di kosan yang memang begitu ketat. Hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk ke kosan tersebut.

Aqis mengikuti ke mana langkah Faza membawanya. Hingga langkah mereka terhenti di sebuah taman yang sudah dihias begitu indah dengan lampu warna-warni yang begitu cantik. Tubuh Aqis mematung.

"Semenjak SMA gua suka sama lu, Qis."

Pengajuan Faza membuat mulut Aqis kelu. Apalagi, dia mendapat tatapan yang berbeda dari Faza.

"Selama hampir delapan tahun gua memendam perasaan ini sendirian. Berusaha sekuat tenaga untuk tidak tergoda perempuan lain karena perempuan yang ingin gua miliki cuma lu, Qis. Hanya lu."

Aqis masih terdiam. Dia tak menjawab apapun. Dia masih syok. Kini, dia teringat akan ucapan Rio tadi pagi.

"Gua emang gak pernah ngungkapin ke lu karena gua merasa belum pantas bersanding dengan lu. Gua tahu diri, Qis. Lu itu bukan perempuan sembarangan. Keluarga lu begitu berpengaruh. Makanya, gua harus bisa menjadi orang dulu untuk bisa sepadan dengan lu. Sekarang, gua udah bisa meraih mimpi gua. Jadi seorang perawat di rumah sakit internasional. Sudah waktunya, gua ngejar cinta gua."

"Gua sayang lu, Qis. Gua juga cinta lu."

Diamnya Aqis sedari tadi membuat Faza merogoh sakunya. Dia mengeluarkan kotak berwarna merah maroon berisikan kalung berliontinkan bintang.

"Apa lu masih ingat ini?"

Mata Aqis memerah. Dia masih ingat jikalau kalung itu adalah kalung yang Aqis inginkan ketika di bangku sekolah. Namun, pada waktu itu dia memiliki kulit yang begitu sensitif di mana dia tidak bisa memakai perhiasan.

"Untuk beli ini gua rela bantuin ibu kantin beberes setelah pulang sekolah. Juga kerja part time di hari libur hanya untuk beli kalung yang amat lu inginkan. Kalung ini udah gua simpen hampir tujuh tahun karena gua ingin kalung ini jadi saksi kisah cinta kita berdua."

Aqis mulai menatap wajah Faza, sahabatnya. Dia tidak menyangka jika Faza memiliki sebuah rasa yang dia pendam cukup lama.

"Maukan lu jadi pacar gua?"

Aqis semakin membeku. Dia begitu sulit untuk berkata. Di lubuk hatinya terdalam, dia hanya menganggap Faza sebagai sahabatnya. Tak lebih dari itu.

"Qis--"

"Apakah tidak aneh dari yang awalnya sahabatan malah jadi pasangan? Bukankah nantinya akan tercipta sebuah kecanggungan?"

Kalimat cukup panjang keluar dari mulut Aqis dengan mata yang menatap Faza.

"Bagaimana jika hubungan itu kandas? Persahabatan kita yang akan menjadi imbas," tambah Aqis.

Faza menggenggam tangan Aqis. Dia pun menatap Aqis dengan begitu dalam. Sorot matanya menunjukkan sebuah harapan yang begitu besar.

"Gua begitu ngerti lu, Qis. Gua tahu bagaimana cara untuk membahagiakan lu. Jadi, gua yakin kalau hubungan kita gak akan pernah kandas."

Aqis melengkungkan senyum tipis. Namun, tangannya perlahan melepaskan genggaman Faza.

"Gua hanya menganggap lu sahabat, Za. Mau dulu atau sekarang, sama aja. Gak lebih dan gak kurang."

Jawaban Aqis membuat dada Faza begitu sesak. Sorot penuh kesedihan mulai hadir.

"Gua gak ingin persahabatan kita hancur hanya karena sebuah rasa yang belum tentu bisa diterima. Gua inginnya kita menjadi sahabat saja sampai akhir hayat."

Faza menggeleng. Dia seakan menolak keinginan Aqis.

"Gua selalu mengalah sama lu. Sekarang, boleh kan gua sedikit egois? Sayang gua gak main-main, Qis." Faza berkata dengan air mata yang tertahan.

"Maaf, Za. Gua tetap gak bisa. Lu itu sahabat gua."

Perlahan Aqis memutar tubuhnya. Baru satu langkah pergi, suara Faza kembali terdengar.

"Kurang gua apa, Qis?"

"Gua nyiapin semuanya. Bukan cuma malam ini, kemarin juga. Tapi, lu malah gak masuk kerja."

Aqis kembali memutar tubuhnya dan menatap Wajah Faza yang penuh kejujuran.

"Gua mengeluarkan semua effort yang gua miliki. Semuanya gua lakuin supaya berkesan dan membekas di hati lu. Tapi, kenapa lu gak hargain apa yang sudah gua lakuin?"

Aqis menarik napas panjang sebelum dia membalas ucapan Faza.

"Makasih, Za. Lu udah ngelakuin semua ini untuk gua. Dan lu tahu kan apa yang paling buat gua gak suka? DIPAKSA."

"Jadi, tolong hargai keputusan gua," ucap Aqis dengan begitu lembut.

Aqis menghela napas kasar sebelum dia pamit kepada Faza. Dia tahu sahabatnya itu amatlah keras kepala.

"Makasih udah menyayangi gua, tapi jangan menyayangi gua lebih dari sebatas sahabat. Cukup kita saling sayang sebagai sahabat."

Aqis melengkungkan senyum sebelum dia membalikkan tubuh. Aqis terkejut ketika dia melihat seorang pria gagah sudah ada tak jauh dari hadapannya. Pria itu mulai menghampiri Aqis, dan mengulurkan tangannya dengan seulas senyum yang begitu manis.

...***To Be Continue***...

Komen dong komen !!

1
Heni Linda Oriflame
mampir lagi kesini...tetap semangat fie 🥰
Chusnul Smilly
aku mau nunggu cerita si abang er kak fie
Bagus Diah
keren kak
Yus Nita
klrga sibuk berebot warisan dan merendah kan yg level ny di bawah yg kYa
Yus Nita
seperti yg di bilang orang2
ucapan adalah Do'aa
semoga Do'a kis kis twrkabul 😊😊😊
Rahmawati Abdillah
langsung cuuus deh tungguin ya
Rahmawati Abdillah
kata menjemput kalian 1 persatu itu loh yang bikin jleb rasanya,ayah ipang sudah paling pertama di jemput ayah Aditama nah selanjutnya itu yang menjadi misteri
Rahmawati Abdillah
maaf thoor bukan nimbun ban saya,cuma saya habis liburan ke desa yang gak ada sinyalnya jadi paksa de tertimbun bannya,sekali lagi maaf yaa🙏🏻🙏🏻🙏🏻
tapi saya akan setia baca novelnya kok😘🤭😁
Rahmawati Abdillah
efek kemarin jalan ke.daerah gak ada sinyal baru bisa baca dech
Ita Asmoatmojo
keren ....aku suka banget..
maaf kalau aku tidak banyak memberikan kontribusi yang bagus buat kakak..tapi aku ga pernah menimbun bab
Diana Puji Astuti
kocak nih
Diana Puji Astuti
wkwkwk...
Ida Farida
baik kak
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Nur Asni Umar
bawang nya banyak banget kak fie,😭😭😭😭😭
Kie Riezky
bingung mau komen apa lagi, cerita nya emang keren
Kie Riezky
gak papa sih menurutku bab sedikit juga,asal memang cerita nya gak gantung... kalau othor mah udah keren bikin ceritanya,biar pun bab sedikit tapi gak kayak lagi di kejer gitu,natural aja alur nya... semangat ya othor masih setia memberikan cerita di sini yang gratisan..
kinoy
maaf ka..berarti mst baca dl crt novelmu yg lain y biar paham silsilah asal muasal klrg singa scr turun temurun y
N I A 🌺🌻🌹
cus lah meluncur ke lapak anak nya ayah aska yg paling tampan tapi paling lama sold nya 😂😂😂😂
Tanti Retno Wati
ok kaaaaaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!