Istri Manja Dan Mempesona Kesayangan Tuan Oscar

Zoey dan Oscar baru saja selesai mengurus surat pernikahan mereka. Sekarang status mereka sudah resmi menjadi suami istri. Pagi tadi kakek Armand yang menjadi saksi saat pemberkatan di gereja. Tidak banyak orang yang hadir, hanya segelintir saja yang diundang oleh kakek Armand secara langsung.

Tidak ada yang spesial hari ini, meski ini adalah hari pernikahannya. Oscar benar-benar memberikan pernikahan yang buruk padanya. Pria itu juga sama sekali tidak mempedulikannya, tapi Zoey tetap bersikap tenang. Bagi Zoey saat ini, sudah sah menjadi istri Oscar saja, dia sudah lega. Setidaknya selagi dia tidak memprovokasi Oscar, maka musuhnya hanyalah keluarga Bakker dan Kyle Owen.

Sebuah mobil jemputan telah menunggu mereka di depan kantor urusan sipil. Zoey tidak tahu jika Oscar akan langsung membawa mereka pergi ke kota.

"Kita akan pergi ke mana? Ini bukan jalan menuju rumah kakek," ujar Zoey keheranan.

"Kita akan langsung ke kota. Kakek sudah lebih dulu berangkat setelah pemberkatan tadi," kata Oscar tanpa melirik Zoey. Dia sibuk dengan ponselnya sejak tadi.

"Secepat ini?" Zoey langsung memutar tubuhnya menghadap Oscar. "Apakah kita tidak akan mengunjungi ke rumahku?"

"Kamu menginginkannya? Ku kira kamu sama sekali tidak ingin berhubungan dengan keluarga itu. Bukankah kamu sudah putus hubungan dengan keluarga Bakker?"

Zoey menghela napas panjang. Memang apa yang bisa dia tutupi dari Oscar? Tapi dia harus tetap pura-pura polos 'kan?

"Kamu tahu?"

"Tidak ada yang tidak aku ketahui, tapi jika kamu mau, kita bisa mampir. Ku pikir keluargamu bahkan juga tidak sabar mencoretmu dari kartu keluarga. Orangku mengatakan jika pagi tadi ayahmu mengurus semuanya di departemen pencatatan penduduk."

Zoey tersenyum getir, dia merasa sedih karena teringat dengan kakek dan neneknya, tapi Oscar sepertinya salah mengartikan kesedihan Zoey.

"Apakah kamu benar-benar ingin mampir ke sana?" tanya Oscar. Zoey menggeleng dan tersnyum tipis.

"Tidak perlu."

Perjalanan menuju kota tempat Oscar tinggal membutuhkan waktu dua jam. Zoey memilih memejamkan matanya, karena tidak ada topik pembicaraan dengan Oscar. Lagi pula, semalam dia tidak bisa tidur, mimpi buruk itu terus menganggunya.

Alis Zoey berkerut, keringat dingin mulai membasahi keningnya. Zoey merintih lirih. Sepertinya dia lagi-lagi mengalami mimpi buruk. Oscar menoleh dan melihat wajah Zoey yang memucat. Oscar segera mengguncang lengan Zoey.

"Zoey! Zoey!"

Zoey tersentak dari tidurnya. Pupil matanya mengecil, dan warna matanya berubah menjadi merah. Saat dia melihat Oscar, dia langsung memeluk Oscar dengan tubuh gemetaran.

Oscar mengerutkan alisnya. Namun, tidak ada penolakan sama sekali. Dia justru merasa ada yang aneh dengan Zoey. Tangan Oscar secara reflek membalas pelukan Zoey.

Paman Rownie melirik ke spion tengah, meski tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia tersenyum bahagia, melihat interaksi antara pasangan baru itu. Baru kali ini paman Rownie melihat tuan mudanya peduli pada seorang wanita.

Zoey baru saja mendapatkan kesadarannya. Perlahan warna merah di mata Zoey memudar. Dia segera mendorong dada Oscar hingga pelukan mereka terlepas.

"Ma_maaf. A_aku tadi mimpi buruk dan tidak sengaja memelukmu," ucap Zoey gugup. Kali ini kegugupannya bukanlah sandiwara. Gadis itu sebenarnya merasa malu. Dia khawatir Oscar berpikir dia mencari kesempatan dan berpikir jika dirinya wanita murahan.

Oscar tidak menjawab, dia hanya terus menatap Zoey dengan matanya yang tajam dan penuh selidik. Entah mengapa, dia tadi begitu yakin jika warna kornea mata Zoey berubah, tapi kenapa sekarang sudah kembali seperti semula. Apakah dia salah melihat?

Setibanya di kota, Oscar membawa Zoey ke apartemennya. Zoey sama sekali tidak banyak bertanya. Begitu Oscar menunjukkan dimana kamarnya, Zoey segera masuk dan tidak keluar lagi hingga sore hari.

Oscar duduk di ruang tamu dan terus menatap pintu kamar Zoey. Namun, selama apapun itu, Oscar tidak melihat ada pergerakan sama sekali dari kamar Zoey.

Entah mengapa rasa penasaran Oscar terhadap Zoey semakin tinggi. Sementara itu, di dalam kamarnya, Zoey sudah berjam-jam duduk di balkon dengan catatan di tangannya. Dia mencatat semua hal hal penting dari kehidupannya di masa lalu. Berbekal itu, Zoey ingin membangun bisnis untuk dirinya sendiri. Dia ingin menjadi kuat dengan tangannya sendiri.

Hal pertama yang dia lakukan adalah membuka ponselnya dan melihat nominal akun banknya.

Zoey bersyukur selama ini kakek Steven sangat menyayanginya dan diam diam sering mengirim uang ke rekeningnya. Dengan uang itu, Zoey akan memulai membeli beberapa saham yang memiliki peluang untuk naik di masa depan.

***

Di kediaman Bakker, Kyle datang. Dia baru saja diberitahu Selena, jika Zoey pergi dari rumah.

"Apa kalian tidak ada niatan untuk menghubungi polisi?" tanya Kyle Owen.

"Untuk apa? Bukankah ini bagus, Sayang?" Selena bersandar manja di lengan Kyle. Dia sudah sejak lama berhubungan dengan Kyle di belakang Zoey. Sayangnya, Zoey yang bodoh itu tidak tahu sama sekali, jika pacar yang dia cintai ternyata berselingkuh dengannya.

"Bukankah ini kesempatan untuk kita? Kita bisa menikah tanpa hambatan, Sayang," sambung Selena. Kyle tersenyum lembut sembari mengusap rambut Selena, tapi tidak ada yang tahu bagaimana isi hatinya saat ini yang dipenuhi awan hitam.

Kyle merasa dirugikan karena sampai sekarang, dia belum mendapat apa yang dia inginkan dari Zoey, apa lagi jika bukan kesucian gadis itu yang dia inginkan. Kyle merasa harga dirinya direndahkan jika dirinya tidak mendapatkan hal itu dari Zoey.

"Sayang, kenapa kamu hanya diam? Apakah kamu memikirkan jalang kecil itu?" Selena pura-pura merajuk.

"Tidak. Aku sedang memikirkan kapan waktu yang baik untuk kita menikah, jangan cemberut begitu."

Kyle lantas mengangkat dagu Selena dan membenamkan ciuman penuh hasrat, Selena menyambutnya dengan senang hati.

Meski Selena dan Kyle begitu menikmati keintiman mereka saat ini. Namun, hati keduanya bertolak belakang. Kyle terus memikirkan Zoey, sedangkan Selena sedang membayangkan jika kelak menjadi bagian dari keluarga Owen.

Keluarga Kyle Owen merupakan keluarga yang cukup terkenal dan disegani di kota itu. Mereka memiliki kekayaan bersih sekitar 1 trilliun. Hal itu membuat keluarga Bakker sangat berharap jika Selena bisa menjadi nyonya muda di keluarga Owen.

Pasti akan sangat menyenangkan menjadi wanita terpandang. Orang-orang akan sangat segan untuk menyinggungnya karena takut membuat keluarga Owen tersinggung. Selena tersenyum tanpa sadar, hanya dengan membayangkan status yang akan dia miliki nantinya.

"Nyonya muda Owen." batin Selena dalam hati.

Kyle baru meninggalkan kediaman Bakker setelah makan malam. Keluarga Bakker benar-benar memperlakukan Kyle seperti Raja. Dia dilayani dengan begitu baik oleh keluarga itu.