Istri Manja Dan Mempesona Kesayangan Tuan Oscar

Zoey dengan sabar menunggu hingga Oscar merasa tenang. Saat Oscar bangkit dia menatap mata Zoey dan mencoba mencari kebenaran di matanya. Zoey juga menatap mata Oscar. Dia merasakan ada ketakutan tersembunyi dimatanya.

"Apa yang membuatmu seperti ini, Oscar? Kita harus saling terbuka. Kau tahu kan komunikasi itu sangat penting dan dibutuhkan dalam membangun rumah tangga? Aku ingin hubungan kita didasari dengan kejujuran," kata Zoey sembari mengusap cambang Oscar.

"A_aku ..."

"Rileks, aku di sini. Sampai kapan pun aku tidak akan meninggalkanmu. Kita akan selalu bersama. Apa ayah Travis mengatakan sesuatu padamu? Dia mengancammu?"

Sorot mata Oscar masih menunjukkan keraguan, tapi Zoey sangat yakin ini pasti ada hubungannya dengan Sifat posesifnya.

Sifat posesif ini adalah karakter yang cenderung ingin memiliki atau mengendalikan orang atau hal lain sepenuhnya. Mereka sering merasa cemburu dan takut kehilangan apa yang mereka anggap milik mereka. Dan di masa lalu, Zoey pernah merasakan diposesifi oleh Oscar dengan gila gilaan.

Oscar akhirnya menceritakan pembicaraannya dengan Zendic. Zoey sama sekali tidak terkejut, tapi bagi Zoey, Zendic bukanlah siapa-siapa. Dia tidak memiliki Hal untuk mengatur hidupnya. Karena selama ini dia dibesarkan oleh kakek Steven.

"Kau tidak terkejut dengan kenyataan ini?"

"Apakah harus?" Zoey mengernyit menatap suaminya.

"Ya setidaknya ku pikir kau akan senang atau justru menangis terharu, kenapa justru responmu biasa saja?"

"Aku sudah tahu. Aku awalnya juga kaget, tapi tidak tahu harus bersikap seperti apa. Kemarin kakek Albert bertemu denganku dan menceritakan tentang cucu perempuannya yang hilang. Dan kekek Albert pikir jika aku adalah cucunya karena kalung yang aku gunakan sama persis dengan kalung cucunya.

Tapi meski begitu apa yang bisa mereka lakukan? jika seandainya dugaan mereka terbukti , lalu apa? Toh selama ini aku dibesarkan oleh kakek Steven bukan keluarga Amstrong. Segala keputusan ada di tanganku, Oscar. Mereka tidak bisa mengaturku atau memisahkanku darimu."

Zoey mengangkat kepalanya dan mematuk bibir Oscar dengan lembut. Oscar membalas dengan memperdalam lum*tannya. Pada kenyataannya semua pancingan Zoey membuat Oscar semakin memanas dan mereka benar-benar melewati malam yang panjang dengan berbagi kehangatan.

Pagi harinya, seperti biasa Zoey harus berangkat ke perusahaan, tapi saat dia akan menaiki mobil, tiba-tiba dia merasakan sakit yang menusuk di dada kirinya. Zoey mendapat gambaran Oscar berada di dalam mobil yang ringsek dengan wajah penuh darah.

Oscar yang baru bicara dengan Clark seketika menoleh melihat Zoey sudah berjongkok di depan pintu mobilnya sambil memegangi dadanya.

"Honey, ada apa?" Oscar mendekati Zoey dan membantu Zoey berdiri. Wajah Zoey tampak pucat dan penuh dengan air mata.

Zoey mengajak Oscar masuk ke dalam mansion. Butler Hans yang masih berdiri menunggu tuannya sedikit bingung dan khawatir.

"Apa saya perlu memanggilkan dokter, Tuan?"

"Tidak usah, Butler Hans. Aku baik-baik saja."

Meski agak sedikit bingung dengan reaksi tubuhnya, tapi Zoey pikir mungkin ini karena dia sudah menyatu dengan Oscar jadi Tuhan memberinya peringatan dengan cara seperti ini.

Oscar meminta Butler Hans membawakan segelas air putih pada Zoey. Setelah minum dan cukup tenang, Zoey menatap Oscar dalam.

"Apa kau punya bawahan yang memiliki postur sepertimu?"

"Ada. Memang kenapa?"

"Panggil dia kemari dan juga siapkan juga wanita yang memiliki penampilan mirip denganku."

"Ada apa sebenarnya? Apa yang akan kau lakukan."

"Sudah! Turuti saja apa yang aku minta."

Oscar segera memberi isyarat mata pada Clark agar melakukan apa yang Zoey inginkan. Oscar masih menggenggam tangan Zoey. Meski di permukaan Zoey terlihat tenang, tapi tangannya terus berkeringat dan bergetar.

"Sekarang, bisakah kau jelaskan kenapa harus seperti ini?"

Zoey mendekatkan tubuhnya ke arah Oscar dan dia berbisik. "Ada mata-mata. Setelah kau keluar dari sini, kau akan celaka."

"Apa ini seperti saat kau mengingatkanku dulu tentang membatalkan pertemuan?"

"Ya, itu sama. Kali ini aku .... " Zoey tidak bisa menjelaskannya. Dia justru memeluk Oscar dan kembali menangis.

"Kenapa mereka mengincar nyawamu. Oscar aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Jika kau tidak ada, aku bisa tiada."

Oscar merasakan kehangatan di hatinya. Dia mendekap Zoey dengan lembut dan penuh perasaan. Dia tidak meragukan intuisi Zoey. Kali ini dia benar-benar percaya jika Zoey memiliki penglihatan masa depan.

Tak lama, orang yang diminta telah datang. Atas permintaan Zoey, mereka lewat pintu lain, jadi orang yang menjadi mata-mata tidak akan melihatnya. Zoey telah meminta Oscar menyiapkan Ambulans dan tenaga medis. Dua orang yang akan menyamar menjadi Zoey dan Oscar sudah memakai baju Oscar dan Zoey.

Keduanya keluar lewat pintu utama diiringi oleh Clark. Zoey yang sudah berganti baju menatap keberangkatan orang-orang itu dengan wajah sendu. Meski dia bisa menyelamatkan Oscar kali ini, dia merasa bersalah karena harus mengorbankan nyawa orang lain. Bagaimana jika mereka tidak selamat?

Oscar menggenggam tangan Zoey, "Percayalah. Mereka akan baik-baik saja."

Zoey menggangguk dan tersenyum. Zoey dan Oscar pergi lewat pintu lain. Clark sudah keluar dengan mobilnya untuk menjemput atasannya dan juga istrinya.

"Target sudah keluar," seseorang di pos penjagaan bersembunyi dan tampak sedang berbicara lewat sambungan telepon. Karena jarak yang lumayan jauh, orang itu tidak tahu sama sekali jika orang-orang yang masuk ke mobil bukanlah Oscar dan Zoey.

Clark sudah meminta orangnya untuk mencari mata-mata itu secara sembunyi-sembunyi. Jangan sampai dia menakuti mata-mata itu dan membuatnya kabur terlebih dulu.

"Kau yakin ingin tetap bekerja?" tanya Oscar sudah yang ke sepuluh kalinya. Zoey mengangguk.

"Ya, aku harus bekerja. Aku tidak bisa membuat semua usahaku sia-sia. Aku hanya meminta agar kau lebih berhati-hati."

"Baiklah." Oscar mencubit dagu Zoey dan melabuhkan ciuman lembut, sebelum Zoey membuka pintu.

Ponsel Clark bergetar. Ada sebuah pesan masuk. Matanya langsung melebar dan dia menatap Zoey dengan horor. Clark adalah tipe pria modern yang tidak percaya dengan hal-hal berbau spiritual, ramalan dan hantu, tapi istri dari tuan ini telah membuka matanya.

Setelah Zoey keluar dari mobil, Clark berkata pada Oscar, "Tuan ini .... "

Clark menyerahkan ponselnya pada Oscar hingga Oscar bisa melihat seberapa parah kecelakaan yang menimpa orang-orangnya yang menyamar.

"Kau sudah menyiapkan semuanya sesuai instruksi nyonya bukan?" tanya Oscar tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel. Jika saja Zoey tidak memperingatkannya, maka dia akan mengalami hal buruk ini.

Apa yang Oscar lihat merupakan tampilan mobilnya yang sudah ringsek tak berbentuk. menurut keterangan anak buahnya yang mengikuti mobilnya, setelah tertabrak truk muatan, mobil itu berguling dua kali dengan cukup keras.

Beruntung semua persiapan sudah Oscar lakukan sesuai permintaan Zoey. Bahkan Oscar sudah menyiapkan tiga ambulans dan juga tenaga medis untuk berjaga tak jauh dari lokasi. sehingga orang-orangnya ada kemungkinan untuk selamat.

...----------------...