NovelToon NovelToon
As You Wish, Duke!

As You Wish, Duke!

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:67.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eva IM

Elia putri Duke Haliden menikah dengan putra selir kaisar yang berstatus Duke, Julius Harbert.
Pernikahan yang tidak didasari cinta tidak akan bertahan selamanya, itulah yang Elia percaya. Julius selalu melihatnya sebagai gangguan di matanya.
Selama tiga tahun pernikahan Elia siang malam memikirkan bagaimana caranya lepas dari rumah Harbert yang tidak pernah menghargainya.
Kematian.
Hanya ada satu ide yang terlintas di benaknya.
"Seperti apa yang kamu inginkan, Duke! Kematianku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva IM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Nyaman

"Selamat malam Lady Ines. Saya adalah pasangan anda malam ini."

Suara Julius menggema diseluruh tubuh Ines. Seketika tubuhnya merinding. Skenario macam apa ini. Jika ada lubang di bawah kakinya, Ines lebih memilih untuk menghilang dibandingkan menjadi pasangan Julius.

Bahu Ines bergetar.

Julius yang mendekat segera memberi salam dengan mencium tangan Ines. Tubuh Ines yang masih terkejut belum bisa sadar. Matanya hanya menatap Julius melakukan apapun yang dia inginkan.

"Kereta sudah menunggu, bisakah kita berangkat sekarang Lady Ines?" Kembali Ucap Julius.

Namun kata-kata itu tidak bisa Ines protes. Perasaannya campur aduk tidak karuan. Tangannya ditarik oleh Julius dan dia hanya mengikutinya seperti boneka hidup.

Naik ke dalam kereta. Duduk berhadapan dengannya. Kereta segera berangkat begitu pintu tertutup.

Ada banyak hal yang Ines katakan namun semua kata-katanya terjebak dalam pikirannya yang rumit.

Ines hanya bisa menundukkan kepalanya. Ingin memprotes yang terjadi. Namun dia tidak bisa. Tenggorokannya tercekat.

"Lady Ines sangat cantik sekali malam ini." Julius mencoba mengakrabkan diri. Berusaha untuk mencairkan suasana juga. Melihat Ines yang tidak responsif dan selalu mengerucutkan bibirnya, Julius geli. Kenapa seorang wanita bisa begitu imut. Ingin rasanya Julius memakan bibir itu.

Sebagai tanggapan, Ines hanya mengangguk. Dia menggeser duduknya beberapa jarak dari Julius. Dia hanya ingin diam. Protes tidak bisa. Menolak juga tidak mungkin. Jadi dia memutuskan untuk tidak responsif.

"Apakah Lady Ines tidak puas berpasangan dengan saya?"

Mata Ines melebar. Sontak dia menoleh kepada Julius yang duduk dengan tenang. Menautkan kedua tangannya seraya menatapnya penuh penasaran. Dalam hati Ines inget berteriak. Dia kembali mengingat keluarganya akhirnya dia urungkan.

"Bukan seperti itu Yang Mulia. Mohon jangan tersinggung. Saya hanya tidak nyaman." Ines memilah kata-katanya.

Kali ini Julius mengangguk. "Seharusnya saya yang seperti itu."

"Ya?"

"Menjadi pasangan seorang secantik Lady Ines. Saya takut saya tidak sesuai harapan Lady Ines."

Ines terhenyak. Mendengar kata-kata seperti itu dari seorang Julius Harbert adalah sebuah kemustahilan bukan. Seorang Julius yang memiliki segalanya. Kedudukan, kekuasaan dan kekayaan, menjadi khawatir berpasangan dengan orang biasa sepertinya. Lucu sekali.

"Yang Mulia bicara omong kosong." Timpal Ines seraya membuang pandangannya ke luar jendela. Malam hampir tiba dan bulan mulai berancak naik. Dia hanya ingin malam ini segera berlalu.

"Saya berkata jujur. Tolong hilangkan perasaan tidak baik di hati Lady Ines. Karena saya senang bisa berpasangan dengan Lady Ines." Ucap Julius dengan suara tenang.

Julius tidak pernah dekat dengan seorang wanita. Apalagi mencoba mengambil hatinya. Dia tahu jika Ines merasa tidak nyaman dengannya. Sejak menjemputnya hingga di dalam kereta, wanita itu cenderung diam. Seperti boneka yang mengikuti perintah tuannya. Padahal dia sangat senang. Menjadi pasangan Ines Margareth. Dia juga ingin Ines merasakan perasaan yang sama dengannya. Entah ini benar atau tidak, Julius tidak tahu. Jika bisa dia ingin belajar memenangkan hati seseorang.

Dia tidur menjalang fajar setelah membaca dokumen dari Kreos yang dikirim langsung dari Delian. Pesanan dan pengiriman khusus. Hanya beberapa jam saja hingga dia tiba-tiba terbangun saat sebuah mimpi lama menghampirinya. Ada seorang wanita yang menangis di samping tubuhnya yang kaku penuh luka. Wajah Elia dan Ines tumpang tindih di kepalanya.

Dokumen itu berisi banyak sekali hal yang tidak dia pahami. Atau dia terlambat menyadari. Atau terlalu lama dia mengacuhkan kebenaran itu. Hanya satu hal yang dia ingat. Wajah Elia Haliden yang pucat dan kaku saat bertatapan dengannya.

Ada banyak hal yang salah. Ada banyak hal yang harus dia luruskan. Sepertinya jalannya akan tidak mudah.

Sepanjang perjalanan ke istana, baik Ines maupun Julius lebih banyak diam. Berkutat dengan pikirannya masing-masing.

Gerbang istana menjadi ramai dan kereta harus melambat. Saat kereta berhenti, Julius membuka pintu kemudian turun terlebih dahulu. Tangannya terulur ke dalam. Sebuah tangan putih dan kecil menyambutnya. Ines berhasil turun dari kereta tanpa kesalahan apapun berkat bantuan Julius.

Gaun yang dia kenakan panjangnya hingga menutupi kedua kakinya. Menjuntai ke lantai setiap kali dia bergerak, belahan di sebelah kiri akan terbuka. Maka Ines mencoba berjalan sepelan mungkin. Dia baru menyadarinya saat sudah memakainya. Kemudian potongan bagian dada gaunnya tidak seperti yang dia bayangkan. Karena ukuran buah dadanya yang lebih berisi, bagian depannya menjadi terbuka dan ada sedikit daging yang mencuat keluar. Selain itu punggungnya yang terbuka juga membuatnya tidak nyaman. Ines harus hati-hati agar tidak membuat kesalahan.

Disamping itu, Julius yang membantu Ines turun dari mobil membelalakkan matanya saat melihat bagian belakang gaun yang Ines kenakan. Dari leher hingga mendekati pinggul bawahnya terbuka lebar. Ada dua tali yang diikat di bahunya dan hanya ada satu tali yang menyumbangkan kanan dan kirinya. Rambutnya tergerai namun ditata dengan cara dikumpulkan ke sisi kanan bahunya. Praktis seluruh punggung Ines terpapar. Darahnya memanas. Dia seperti tertipu dengan tampak depan gaun tersebut yang tidak terlalu senonoh. Namun bagian belakangnya seperti tembakan keras bagi matanya.

Tidak. Tidak bisa seperti ini. Julius tidak rela berbagi pemandangan seperti ini dengan orang lain. Saat dia menyadari apa yang harus dia lakukan, Julius tidak sadar jika mereka telah sampai di ruang pesta. Sebuah pintu besar berwarna emas segera terbuka begitu penjaga pintu melihat mereka.

Sebuah pengumuman segara dikumandangkan. Para tamu yang hadir sontak menoleh dan menaruh perhatian pada nama yang dikumandangkan. Pangeran Delian, Julius Delian dan Ines Margareth. Kehadiran mereka menjadi magnet dari banyak pasang mata untuk menghentikan aktivitas mereka hanya untuk melihat pasangan yang baru masuk.

Tangan Ines gemetar. Ditatap oleh banyak pasang mata. Tubuhnya menciut. Refleks dia mundur satu langkah. Namun tangannya ditangan oleh Julius. Julius melempar senyum padanya seolah menengkan.

"Jangan takut. Ada saya disamping Lady Ines." Ucapnya pelan setengah berbisik.

Sejujurnya inilah yang Ines hindari saat menghadiri sebuah pesta. Dia tidak bisa menanggung tatapan orang-orang padanya. Dia takut terjadi hal buruk dan banyak lagi yang lainnya. Dia sudah lima tahun tinggal di Inoa. Namun tidak sekalipun dia hidup tenang. Ines takut ada yang tidak sengaja melihatnya dan mengenalnya. Akhinya identitasnya terbongkar. Di Delian dia tidak pernah menghadiri pesta sosial satu kali pun. Dia tidak berpengalaman dan Ines takut membuat kesalahan.

Ines segera menenangkan dirinya. Meluruskan punggungnya dan tak lupa menampilkan senyum terindahnya. Julius menuntunnya berjalan melewati banyak orang yang memperhatikannya. Ada bisik-bisik kecil namun tidak sampai terdengar di telinganya secara jelas. Mereka menuju pasangan yang menjadi bintang pesta hari ini.

"Salam kepada Yang Mulia Raja Wilhem dan Permaisuri Giselle." Sudah menjadi etiket dasar jika seorang tamu harus menyapa tuan rumah terlebih dahulu.

"Oh kalian sudah tiba. Terima kasih atas kehadirannya Pangeran Delian dan Lady Ines." Giselle menjawab sapaan mereka. Ines menunduk kembali sebagai tanggapan sedangkan Julius berjabatan tangan dengan Wilhem.

Suasana pesta tampak kembali normal. Musik mengalun indah. Di tengah ruangan banyak pasangan yang sedang berdansa. Tampak megah dan mewah, sepadan dengan kedudukan orang yang berulang tahun. Ines mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tidak sengaja berserobok dengan mata orang yang dia kenal. Yosef Hayes. Berdiri sendirian di sudut ruangan dengan tangan memegang gelas anggur putih. Seperti biasa. Tatapannya seperti predator melihat mangsanya.

Ines segera memalingkan wajahnya. Mengacuhkannya, Bersikap seolah tidak melihat siapa-siapa. Saat bahunya disentuh tubuh Ines terkejut. Tatapannya langsung bertemu dengan Julius yang melingkarnya tangannya di bahunya.

"Yang Mulia?" Ines ingin protes.

"Apa yang sedang kamu lihat hingga terkejut seperti ini? Pestanya akan segera di mulai. Kita harus segera pindah untuk menyaksikan acaranya." Jelas Julius.

"Baik Yang Mulia." Tubuh Ines digiring oleh Julius tanpa perlawanan. Mengikuti arus para tamu yang tampak berkumpul di tengah ruangan.

Tanpa Ines tahu, mata Julius yang sejak tadi mengamati Ines menangkap sosok Yosef Hayes. Julius yakin itu adalah dia. Meskipun belum mendetail, Fox telah mengirimkan potretnya dan informasi umum tentangnya. Rambut merah dengan mata hijau zamrud. Profil yang tidak umum dia lihat di Delian tapi sangat umum di Inoa yang sangat majemuk bangsanya.

Dia bisa merasakan bahu Ines yang kaku setelah mereka saling bertukar pandang. Oleh sebab itu Julius mengalihkan perhatian Ines dari Yosef. Menutupi tubuh kecilnya dengan kehadirannya. Berharap Yosef tidak akan pernah berani mendekatinya.

Bersambung...

1
Anonymous
up nya kelamaan …
Nhana tan
Thor, tumben lama gak up
Kastini
kok lama Ndak up"?
Wini
bagus bangett
Leny Leny
ribet banget deh ines...dah bye..bye..aja cewek kok ribet, cerewet and jengkelin, keras kepala..
Esti Afitri88
julius harus ekstra sabar ya sama ines . hihihi...
Esti Afitri88
kasihan juga si owen . selalu sesak bila ingat masa lalu elia haliden
Yuliana Nengrum
lanjut toor jalius dan ines saling jatuh cinta dan punya perasaan lah
yani
lanjut thorr
Kastini
lanjuttt
Dandelion Queen
bagus
Yuliana Nengrum
bisa ines jatuh cinta pada jalius dan hidup romantis untuk biduk rumah tangga , beri kasih sayang sama ines biar dia buka hatinya buat jalius
Era Simatupang
bisakah upnya d banyakin karena sangat suka ceritanya
Diah Al Khalifi
thank u sdh up...😘🥰
Merry Maria
mksh sdh up akak...🥳🥳💐💐
Esti Afitri88
meski slalu bertengkar tapi kesannya manis .
Kastini
lanjuttt
Merry Maria
makin seruuu ini sy tdk sabar dgn kelanjutanx. mksh akak otor. upx jgn kelamaan yaaa...💐💐💐
Hana
semangat, karya bagus ♥️💪
Hana
seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!