The Sheikh And Clumsy Girl

Yankee Stadium Bronx New York

Hari ini adalah hari terakhir Milly menjadi dokter fisioterapi bagi tim New York Yankees. Tentu saja para pemain bersikap sok merajuk karena hendak ditinggal dokter cantik kesayangan mereka semua terutama Jake Andrean yang tidak mau jauh-jauh dari Milly membuat gadis itu risih.

"Jake, come on... Aku harus menerapi Hope..." ucap Milly yang kesal karena Jake mirip koala yang menempel dia terus.

"Gantian Andrean ! Kamu itu selalu mengkompeni Milly !" sungut Hope, batter tim yang berkulit hitam.

Milly tersenyum saat Jake dan Hope bergaya hendak berkelahi. "Out, Jake ! Aku mau melihat kondisi Hope."

Jake pun keluar sambil manyun meninggalkan Milly dan Hope.

"Milly, yakin kamu tidak mau tinggal disini?" tanya Hope ke dokter cantik yang sedang memeriksa punggungnya.

"Nope. Aku butuh suasana baru lagi, Hope..."

"Bagaimana Opamu ? Sudah membaik?" tanya Hope. Kakek Hope adalah Detektif Tutuola, mantan partner Chris Bradford. Detektif Tutuola sudah meninggal akibat serangan jantung.

"Belum ada perubahan..." jawab Milly sendu.

"Kalau begitu, kenapa kamu pindah ke Dallas?! Bukankah Opamu disini?"

Milly hanya tersenyum. "Karena Opa sudah tidak mengenali aku lagi... Opa hanya mengenali Oma saja .. Bahkan Daddy dan Mommy aku pun tidak diingatnya ..."

"Alzheimer itu memang menyebalkan... Tapi kamu jangan pergi terlalu jauh, Milly ..." Hope menatap gadis yang sudah seperti adiknya sendiri.

"I know ... Aku akan pulang jika ada waktu..."

Penyakit Alzheimer adalah kondisi otak degeneratif yang menyebabkan penurunan progresif dalam sejumlah aspek. Mulai dari ingatan, kognitif atau kemampuan berpikir, kemampuan bicara dan perilaku.

Penyakit ini dapat menyasar orang dewasa yang masih muda. Namun, sebagian besar kasusnya terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 60 tahun ( lansia ).

Pada tahap awal, pengidapnya akan mengalami gangguan daya ingat bersifat ringan. Contohnya seperti mengalami kesulitan mengingat nama benda, percakapan dengan siapa saja hingga peristiwa yang belum lama terjadi.

Penyakit ini dapat memburuk seiring waktu sehingga membuat pengidapnya tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan, pada kasus yang sudah parah, penyakit Alzheimer dapat membuat pengidapnya linglung.

Sumber Halodoc

"Oma kamu sama siapa?"

"Ada perawat yang membantu Oma. Daddy dan Mommy sekarang juga di rumah menemani mereka..."

Hope memegang tangan Milly. "Jangan lama-lama kamu di Dallas... Oke ?"

Milly mengangguk. "Thanks Hope."

"Hei, you're my sister. Sebagai kakak yang ditemukan di Yankee Stadium dengan kondisi kulit berbeda, sudah sewajarnya memberikan nasehat dan support pada saudaranya..." senyum Hope.

Milly memegang tangan Hope yang besar. "Kalahkan semua, Bull. Buat adikmu ini bangga Yankee juara dunia."

"I will !"

***

Istana Al Khalifa Manama Bahrain

Rahang Malik mengeras saat melihat Milly tampak dekat dengan para pemain New York Yankees bahkan yang bernama Jake Andrean, seolah tidak mau jauh-jauh dari gadis itu. Malik juga terkejut saat Milly dipeluk seorang pria kulit hitam bertubuh besar dan keduanya seperti sudah lama kenal.

"Namanya Hope Tutuola, salah satu cucu Detektif Tutuola, mantan partner Opa Lady Bradford, tuanku ... Lady Bradford dan Mr Tutuola sudah kenal dari kecil. Mereka bersahabat karena kakek masing-masing juga teman dekat..." ucap Mustafa yang tahu Malik cemburu.

"Milly punya banyak teman disana ..." gumam Malik.

"Lady Bradford adalah dokter fisioterapi kesayangan tim New York Yankees dan New York Knicks. Dua tim itu sangat menginginkan Lady Bradford kembali bekerja bersama mereka."

Malik melihat wajah bahagia Milly saat bersama mereka. Bagaimana gadis itu bersorak bersama saat Jake Andrean mampu membuat tiga pemain Milwaukee Brewers strike out. Jake pun memeluk Milly saat mereka menang dengan skor 15-5.

Beraninya dia memeluk Milly ku.

"Apakah kamu sudah tahu Milly mengambil apartemen dimana?" tanya Malik dengan nada dingin.

"Di Dallas ? Di Casa del Parque Luxury Furnished Apartments. Lady Bradford tidak tinggal di Dallas, melainkan di Arlington yang dekat dengan AT&T stadium ..." jawab Mustafa.

"Apakah kamu sudah mendapatkan apartemen buat kita ?" Malik menatap wajah asistennya.

"Sudah tuanku. Bahkan, unit apartemen nya saling berhadapan."

Malik tersenyum lebar. "Good job Mustafa ..."

***

Kediaman Keluarga Bradford

Kondisi Chris Bradford yang agak menurun akibat gejala alzheimer nya, membuat Milly sedih. Hari ini Milly berpamitan kepada Opanya karena hendak terbang ke Arlington Texas untuk memulai pekerjaannya di tempat baru.

Chris yang menikmati pemandangan halaman belakang mansion milik keluarga Hamilton, tampak tenang sambil mengelus bulu kucing British Short Hair peliharaannya. Milly pun duduk di sebelah Opanya.

"Opa ... Ingat Milly ? Milly Banyune kalau Dendeng bilang ..." ucap Milly sambil menatap wajah Opanya yang sudah keriput karena usia tapi masih menyisakan garis tampan waktu mudanya.

"Ada apa Milly..." senyum Chris yang membuat Milly menatap wajah Opanya dengan perasaan tidak percaya.

"Opa ... Ingat ... Milly ?" bisik Milly dengan nada haru.

"Timbul tenggelam... Tapi Opa bersyukur hari ini ingat Milly ..." jawab Chris lembut.

Milly langsung merangkul lengan Chris dan dirinya terisak karena Opanya ingat dirinya kembali. "Milly kangen opa ..."

"Maafkan Opa kalau lupa, ya sayang..."

Milly menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa Opa... Opa ingat saja, Milly sudah senang sekali ..."

"Kamu kemana saja Milly... Cerita sama Opa tapi kalau Opa lupa lagi ... Dimaafkan ya..."

"Yang penting Milly sudah cerita ya Opa..." senyum Milly. Gadis itu pun mulai bercerita dari hari terakhir bekerja di New York Yankees lalu ke Manama Bahrain membantu Malik Al Khalifa hingga pertengkaran dirinya dengan Sheikh Bahrain itu lalu kembali ke New York Yankees dan akan pergi ke Texas.

Chris mendengarkan dengan serius cerita Milly yang tidak ada ditambah ataupun dikurangi. Entah mengapa dirinya merasa cucunya merasa ada yang hilang di hatinya. Chris menggenggam tangan Milly.

"Kamu suka Malik ya Milly ?" tanya Chris.

"Entahlah Opa ... Milly masih kesal dengan ucapannya yang membuat harga diri Milly yang sepertinya semua diukur dengan materi ..." Milly menghela nafas panjang. "Tapi terkadang Milly juga kangen sama Pangeran Sombong itu ..."

Chris menepuk pelan tangan cucunya. "Opa rasa, Malik pasti menyesal sudah mengatakan hal seperti itu padamu. Mungkin dia dulu ada hal yang membuatnya semua wanita sama, sama-sama materialistis... Dia lupa kamu itu siapa ..."

"Milly harus bagaimana Opa?" Milly menatap wajah Chris dengan raut wajah galau.

"Serahkan semua pada Yang Maha Kuasa... Jika memang Malik benar-benar menyesal dan dia serius padamu, pasti dia akan berusaha meminta maaf karena sudah menyinggung perasaan serta harga diri kamu ..."

"Apakah itu benar?"

"Kamu akan melihat bagaimana seriusnya pria dengan aksinya. Dia akan mengejar kemana pun kamu berada ... Jika hanya menganggap kamu selingan, dia akan mencari gadis lain apalagi jika sudah bisa berjalan... Dari situ kamu bisa menilai bukan kwalitas seseorang dan perasaannya ..." jawab Chris lembut.

Milly semakin erat memeluk lengan Chris. "Aku suka Opa yang selalu bijaksana jika aku ada masalah ..."

Chris mencium pucuk kepala Milly. "Berbahagialah, Milly. Nikmati hidupmu, kejar passionmu ... Kamu masih muda, masih sendiri ... Jangan sampai kamu menyesal nanti tidak bisa menyalurkan passionmu..."

***

Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️