NovelToon NovelToon
TEROR BAYI BAJANG

TEROR BAYI BAJANG

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:70.8k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Menjadi berbeda bukanlah menyenangkan bagi Tazkia, gadis kelas sebelas yang baru saja pindah ke sekolah asrama. Sebab dengan berbeda, ia harus berurusan dengan makhluk-makhluk astral yang selalu mengganggunya.

Di tempat baru, Kia berharap bisa hidup normal. Tapi nyatanya, ia malah mendapat teror arwah bayi setiap malam. Apa sebenarnya yang diinginkan ruh bayi itu dari Kia? dan bagaimana cara Kia mengatasi gangguan ini?

***
Sambung silaturahmi yuk. 😁
Ig: @eriyyalma_4
TT : ERiyy Alma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TBB 24

“Dari mana kamu kenal wanita itu Zaina?” 

“Cepatlah Ki, tak ada waktu untuk membahas itu. Mbak Dara sudah tunggu di depan, cuma kamu yang bisa bawa kami masuk kesana.” 

Semua terasa mendadak bagi Kia, ia tak bisa berpikir jernih, apa lagi Shella yang terus merengek bertanya banyak hal tentang maksud ucapan Zaina, dan siapa itu Dara. 

Coba pikir Kia, cari cara untuk bisa pergi ke rumah kak Nia malam ini. 

Kembali Kia melihat wajah-wajah penuh harap Zaina dan Shella, dua gadis itu menunggu keputusannya. Saat ia sendiri tak memiliki alasan untuk membawa teman-temannya keluar asrama. Jam tidur malam pintu utama asrama akan dijaga ketat oleh beberapa penjaga, tak mudah mendapat izin keluar bagi mereka. 

Kia berlari ke dalam kamar, meraih kotak pensil diatas meja belajarnya. Tergesa-gesa membuka resleting hingga semua isi kotak pensil berhamburan ke atas lantai. 

“Apa yang kamu lakukan Ki?” tanya Shella. Kia menunjukkan tablet obat, ia tersenyum dan mengajak kedua temannya untuk mengikutinya. Dua gadis lain tak banyak bertanya, menyerahkan segalanya pada Kia. Seorang penjaga segera menghadang manakala mereka telah sampai di pintu utama.

“Mau kemana malam-malam begini?” 

“Maaf kak, kami diminta kak Nia antar obat ini ke rumahnya,” jawab Kia.

“Harus ramai-ramai begini?”

“Itu pesan kak Nia, kalian nggak percaya? mau ikut kami ke rumah kak Nia juga? tapi kami tak tanggung jawab kalau kalian kena marah pak Dewa.” Shella tak gentar meneriakkan kalimat ancaman itu pada dua penjaga seusia bapak mereka itu. 

Kedua penjaga akhirnya memberi izin. Tiga gadis itu bergegas menuju rumah Nia, dan disana sudah ada Dara yang menunggu mereka. Wanita itu menunggu kedatangan mereka. 

Kia tak menyapanya, ia segera mengetuk pintu, berkali-kali tak ada jawaban. Shella menemukan tombol bel rumah tersembunyi di balik pot tempel dinding, gadis itu memencet bel berkali-kali tanpa jeda. Dan tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan wajah panik Husin disana. 

“Kia, kalian ada apa kesini? mbak Dara?” 

“Kami tak punya waktu, izinkan kami melihat keadaan Nia. Kasihan dia penyakitnya bukan alamiah, itu gangguan,” ucap Dara yang membuat tiga gadis dan seorang pemuda di sampingnya terkejut. Husin mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah, menuju kamar Nia dimana ada Lastri yang terus-terusan menangis di samping Nia yang kesakitan. 

“Astaghfirullah kak Nia!” Shella menjerit, ia terkejut melihat apa yang terjadi. Begitu pula tiga gadis di sampingnya, hanya Dara yang tampak santai berjalan mendekat. 

“Mbok, bisa ambilkan air? air apa saja,” perintah Dara pada Lastri. Wanita paruh baya itu tampak kebingungan, menuruti perintah atau bagaimana. Wanita di depannya orang asing yang belum pernah ditemuinya. Melihat Husin mengangguk, Lastri berjalan ke dapur. 

Kia menggenggam tangan Nia, berusaha memberikan dukungan, berharap wanita itu memiliki kekuatan lebih dengan kehadiran mereka di sampingnya. Shella dan Zaina berdiri di samping ranjang, dua gadis itu tak bisa berbuat apa-apa. 

BRAK

Jendela kamar tiba-tiba terbuka, angin kencang masuk menerbangkan beberapa kertas di atas meja kerja Dewa. Husin bergegas menutup jendela, tapi tiba-tiba saja bohlam lampu yang tergantung di langit-langit kamar mengalami konslet, mengeluarkan percikan api dan suara terbakar, lantas listrik padam begitu saja. 

Para gadis menjerit, Lastri hampir saja menjatuhkan air yang dibawanya kalau Kia tak segera membantunya. Keadaan mendadak semakin kacau kala jendela kembali terbuka dan angin kencang bertiup dari arah luar menuju kamar. 

Keadaan semakin ricuh saat terdengar suara benda berjatuhan dari dalam kamar mandi, Shella dan Zaina berpelukan dan menangis bersama, Kia tetap berada di samping Nia yang kini tak sadarkan diri. Dara menerima air dari pembantu rumah tangga, ia membacakan doa-doa sebelum akhirnya menuangkan sedikit air pada telapak tangan lantas mengusapkannya diatas perut Nia. 

Memberikan gelas kembali pada Lastri, mulut terus komat kamit. Sedangkan Husin masih berusaha menutup jendela sebab tiba-tiba saja hujan turun sangat deras di luar sana. Husin juga menghidupkan senter ponsel milik Nia. Kia menyaksikan kekacauan ini dengan hati yang berdetak tak karuan, ia menjadi sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Kia melihat tangan Nia yang digenggamnya, ada selimut menghalangi kulit mereka saling bersentuhan. 

Ia menyibak selimut itu dan kembali menggenggam erat tangan Nia. Kia berusaha menggali kejadian apa yang terjadi di masa lalu, apakah benar ada hubungannya dengan semua kekacauan yang terjadi. 

……

SMAHI 2017

Seorang gadis bersama temannya menuju kamar mandi, langkah kaki gadis itu tampak payah, tubuhnya lemas sehingga temannya harus memapahnya perlahan.

“Mbak tunggu di depan sini ya Cahya, kamu hati-hati di dalam.” 

“Iya mbak, terima kasih.” 

Suasana kamar mandi malam itu sangatlah sepi, hanya ada mereka berdua sebab seluruh siswi tengah mengikuti kajian di masjid, kajian pertama putra pemilik yayasan. Dewa tengah dipersiapkan oleh orang tuanya menjadi pengganti mereka, mengelola yayasan keluarga. 

Beberapa menit berlalu, tak ada tanda-tanda Cahya telah menyelesaikan hajatnya. Hal itu menimbulkan pertanyaan besar dalam benak Vina, pasalnya bukan tanpa alasan ia mengantar Cahya ke kamar mandi malam ini, gadis itu tengah sakit dan ia sebagai teman sekamar bertugas menemaninya di dalam kamar, merawatnya hingga gadis itu kembali sehat. 

“Cahya, belum selesai kah?” 

TOK TOK TOK

Vina mengetuk pintu beberapa kali, tak ada jawaban dari Cahya membuatnya khawatir. Ia kembali memanggil teman sekamarnya itu, takut kalau-kalau Cahya pingsan di dalam sana. 

“Cahya, kamu nggak apa-apa kan?” 

“Aku nggak apa-apa mbak, oh iya mbak boleh minta tolong? aku lupa nggak bawa pembalut mbak, kebetulan haid lagi deras sekali, aku perlu pembalut mbak, maaf loh kalau ngerepotin mbak Vina.” 

“Oh gitu, ya udah kamu nggak apa-apa aku tinggal sendiri? kamu berani Cahya?” 

“Berani mbak, nggak apa kok, lagian perutku masih mules sekali.” 

“Baiklah, tunggu disini,” jawab Vina merasa heran sebab suara Cahya terdengar seperti orang lari maraton, ia ngos-ngosan.

Mules banget kali perutnya, sampai kayak gitu, batinnya. Vina pergi meninggalkan Cahya sendiri, kembali ke kamar yang kebetulan letaknya agak jauh dari kamar mandi. Di tengah jalan ia bertemu Dara, gadis itu berlari-lari kecil menuju kamar mandi. 

“Kenapa Dar? mules juga perutnya? kenapa pada sakit perut sih anak-anak ini,” gumamnya. 

Dara hanya tersenyum, tak menjawab pertanyaan Vina sebab sudah sangat ingin buang hajat, ia sakit perut setelah makan rujak bersama Ani tadi sore. Tak butuh waktu lama baginya dengan berlari sekuat tenaga, dan kini ia sudah berada di dalam bilik toilet. 

Suasana hening, Dara berharap tak ada makhluk halus yang akan menggodanya kali ini. Terkadang ia lelah harus berurusan dengan makhluk-makhluk itu, mereka usil meski tak jahat, Dara sudah sangat hafal dengan makhluk apa saja yang ada di sekitar asramanya. Ia satu-satunya gadis yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan makhluk halus di keluarganya, keempat saudara lainnya tak memiliki kemampuan itu. 

Dara hendak membersihkan diri, saat tiba-tiba mendengar suara tangisan wanita dari bilik sebelah, ia segera menuntaskan hajatnya dan keluar toilet, memeriksa suara apakah itu. Manusia atau makhluk halus yang mengganggunya. 

Maaf lambat, hehe. 🤭🙏

1
estycatwoman
very nice ❤
estycatwoman
Alhamdulillah happy ending
Mantul pokknya kaksay 👍💯❤

Thanks
ren rene
merinding q. kyk nya santet nih
Ibuk Kumaiyah
Luar biasa
Ibuk Kumaiyah
sayang babnya masih gatung belum tamat,tunggu ending nya ajaaaf/Pray//Ok//Good/
ERiyy Alma: Sudah up novel lanjutannya, tapi memang masih ongoing Kak.. Silahkan mampir. 🙏😁
total 1 replies
Ibuk Kumaiyah
makin penasaran/CoolGuy/
Ibuk Kumaiyah
/Sob/
Ibuk Kumaiyah
aku paling gaj suka di poligami karnaaku bukan malaikat yang maha sempurna
FiaNasa
cussss......otw
Andini Andana
otewe Thor 🏃🏃🏃🏃
Imaz Ajjah
cuuz lah Thor...
Wandi Fajar Ekoprasetyo
efek minuman dr nur
Wandi Fajar Ekoprasetyo
auranya dewa efek dr si nur nih sepertinya
Yurnita Yurnita
kaburrrrrrr
Yurnita Yurnita
kabur aja nia
Yurnita Yurnita
Ternyata ada toh perempuan yg mau di madu
Yurnita Yurnita
pisah aja Thor
Ria ☺️
Luar biasa
Ria ☺️
penyakit kiriman. kali ya
Tini Nurhenti
hv
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!