NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Om Tampan

Gadis Kecil Om Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cici Novita

"Raj," tiba-tiba Oliv mendekatkan bibirnya di telinga Raj. Bermaksud agar ia bisa mendengar perkataannya dengan jelas.

"A..pa?" jawabnya sedikit kikuk. Bagaimana tidak, jika hembusan nafasnya menggelitik telinga.

"Kamu jangan galau terus, apa gak sebaiknya kamu balas dia dengan cara bikin dia panas ke." usul Oliv yang absurd.

"Bikin panas gimana?" tanyanya datar seperti tidak tertarik dengan usul darinya.

"Bikin dia cemburu, dengan pamer pacar baru di depannya. Buat dia menyesal telah mengkhianati kamu."

"Tapi aku gak punya pacar baru."

"Sama aku aja." jawab Oliv enteng.

"Kamu mau jadi pacar aku?" sejak awal pertanyaan Raj selalu saja datar, tetapi menjurus.

"Iya, secara aku gak kalah cantik dari dia, yang pasti aku lebih muda darinya." dengan bangganya Oliv memuji dirinya sendiri sembari mengibaskan rambutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membangkitkan Macan Tidur

Tersadar bahwa ada Jack di depan. Raj tidak ingin ada yang melihat betapa indahnya bibir Olivia.

Klik... Kemudian penghalang antara kursi kemudi dan kursi belakang itu tertutup hingga Jack tidak akan mungkin bisa melihat mereka berdua.

Mengetahui itu, Jack lagi-lagi terkekeh melihat tingkah laku Bosnya yang kekanakan itu. Sebab Jack termasuk playboy, jadi ia tidak biasa melihat gaya pacaran para pemula. Berbeda dengan yang ia lakukan jika bersama para wanitanya yang to the point langsung gas.

"Berani sekali gadis ini." Gumam Raj dalam hati.

Karena merasa tak ada pergerakan dari Rajendra. Olivia mengintip dengan membuka sebelah matanya dengan perlahan.

"Sudah? Atau tidak jadi?" Lantas Olivia membuka kedua matanya. Ia hendak berpaling lagi dan duduk dengan lurus, namun Rajendra menahannya dan meraih pipinya.

Perlahan ia mendekatkan bibirnya kepada Olivia. Netranya lurus melihat bibir Olivia yang seolah basah karena menggunakan lip tin. Dengan susah payah Rajendra menelan salivanya. Sisa jarak 2 cm lagi bibir mereka hampir bertemu.

Namun tiba-tiba. Ngiiik..... Mobil telah berhenti dan membuat kedua orang di belakang tergoyahkan.

"Kita sudah sampai di sekolah." Ujar Jack sedikit meninggikan suaranya.

"Aku turun dulu. Terimakasih ya." Olivia bergegas turun dan segera berlari menjauh dari sana.

Rajendra yang kini wajahnya sudah memerah karena marah, dan tangan yang sudah mengepal kuat menonjok kursi depan sang pengemudi.

"Awas kau Jack." Geramnya.

Jack menautkan senyum di bibirnya. Melihat gelagat itu sepertinya Bosnya itu telah gagal menjalankan aksinya.

Beberapa menit mereka sampai di kantor. Tepat waktunya untuk meeting bersama klien. Di ruangan yang luas namun tampak mencekam, rasanya sulit meski sekedar untuk bernapas.

Semua persentasi yang di ajukan mendapat komenan dan teguran karena di anggap jelek. Tidak ada yang berani membantahnya, mereka hanya diam dan menurut apa katanya.

Kalau saja bisnis ini tidak menguntungkan, mungkin para klien sudah membatalkannya.

"Astaga siapa yang membangunkan macan ini?" gumam salah satu staf disana.

Meeting selesai dan berakhir dengan aman, tidak ada yang di telan olehnya hidup-hidup.

Para karyawan karyawati telah menyadari kala Rajendra melintas di antara mereka hawa dingin dan aura hitam telah mereka rasakan, sudah pasti Bosnya tengah terusik. Mereka menunduk dan tidak berani menatap wajahnya langsung.

"Jack cepat minta pengerjaan system baru untuk game yang akan segera di luncurkan." Titahnya.

"Tapi, itu sudah di rencanakan akan selesai besok lusa. Hari ini mereka pasti masih sedang mengerjakannya." Ujar Jack. Namun ia malah mendapat tatapan tajam dan menusuk.

"Selesaikan hari ini. Kalau perlu kalian semua lembur." Tegasnya.

"Baik..." Jawab Jack lesu. Salahnya karena sudah mengusik macan yang sedang tidur.

Kemudian Jack keluar dari ruangan CEO dan menuju ke departemen produksi untuk menyampaikan titahnya.

"APA?"

"Oh No."

"Meskipun lembur, aku gak yakin akan selesai."

"Arrgh... Siapa sih yang membangunkan macan tidur itu." Ucap semua orang-orang yang ada di departemen produksi.

Jack merasa bersalah kepada mereka, karena tentu saja ini kesalahannya perkara tadi pagi. Apa yang harus ia lakukan sekarang, otaknya berpikir. Kalau di paksakan untuk menyelesaikan produk peluncuran game barunya, takutnya hasilnya akan tidak bagus dan malah menambah masalah baru.

Kini jalan satu-satunya yang terlintas di pikiran Jack adalah Olivia. Benar, ia harus membujuk Olivia agar dapat memadamkan amarah si macan ngamuk itu. Jack melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Seharusnya ini sudah waktunya jam istirahat sekolah.

"Hallo." Tidak menunggu lama, Jack segera menghubungi Olivia.

"Ada apa Jack?"

"Nona tolong saya..." Jack menceritakan apa yang telah terjadi. Hingga beralih ke panggilan video call untuk menunjukan situasi keadaan di departemen produksi.

"Lihatkan bagaimana raut wajah mereka semua Nona," Jack mengecilkan suaranya seolah ia bersedih.

Olivia menghela napas panjang. "Jadi apa yang bisa saya lakukan Jack?"

"Tidak banyak Nona. Dengan panggilan video call saja dan tunjukan senyummu kepada Bos. Itu sudah cukup." Ujar Jack dengan serius.

Terdengar konyol di telinganya. "Baiklah." Oliv merasa iba melihat Jack dan karyawan lainnya yang sepertinya benar-benar kesusahan.

Sementara itu di ruangan CEO. Rajendra tengah bergulat dengan berkas-berkasnya yang menumpuk. Seolah ia melupakan apapun dan hanya fokus dengan pekerjaannya saja.

Tok... Tok... Seseorang tengah mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk." Titahnya dengan suara khas penuh penekanan.

Seseorang dari departemen pelaksana, hendak memberikan laporan yang sedang mereka garap. Namun belum apa-apa ia sudah lemas ketika mendengar suara Bosnya. Tidak lupa sebelum itu ia berdoa agar biasa keluar lagi dari ruangan itu dengan selamat.

"Sampai kapan kamu akan diam dan berdiri disana! Membuang-buang waktu ku yang berharga." Tegasnya penuh penekanan.

"Ma... Maafkan saya Bos."

"Cepat katakan dengan singkat dan jelas. Jangan terlalu banyak menyita waktuku." Ujarnya.

Lantas karyawan itu menuruti apa yang di perintahkan oleh Rajendra.

Dring... Dring... Dring... Ponselnya berdering tanda panggilan masuk.

"Ck," Raj berdecak tanda kesal karena selalu saja ada yang mengganggunya.

Beberapa saat ia mengabaikannya, namun ketika di liriknya tertera nama Olivia di ponselnya. Lantas ia bergegas untuk segera mengangkatnya.

"Apa yang kamu tunggu. Cepat keluar dari ruangan saya."

"Ba... Baik Pak." Lalu karyawan itu setengah berlari untuk cepat keluar dari sarang harimau.

"Olivia!... Panggilan video?" gumamnya, sembari ia bercermin dan merapikan rambutnya.

Tampak wajah Olivia di layar ponselnya, yang sedang terlihat kebingungan.

"Ha... Hai..." suaranya tergagap, sembari ia melambai.

Raj tersenyum sembari berkata, "Hm... Ada apa?"

"Ka... Kamu sedang sibuk? Aku pasti mengganggu mu ya." Ah sebenarnya Olivia tidak tahu harus bicara dan membahas soal apa. Ia hanya menuruti apa yang di katakan oleh Jack tadi.

"Hm... Begitulah," Rajendra melirik setumpuk berkasnya. Ia menunggu ada hal apa sampai-sampai Olivia melakukan panggilan video, tidak seperti biasanya.

"Haha... Aku hanya memastikan saja kalau kamu nanti akan menjemputku pulang sekolah di tengah kesibukan mu." Olivia tersenyum kaku. Sebenarnya hal konyol apa yang sedang di lakukannya.

"Iya, aku pasti menjemput mu." Rajendra mengangguk.

"Mmm... Ya sudah aku tutup ya, takut mengganggu pekerjaanmu." Ujar Olivia yang tidak lepas dari senyumnya. Sesuai dengan apa yang di katakan oleh Jack.

"Tidak. Aku hampir selesai kok." Kilah Rajendra berbohong.

"Oh bagitu ya." Sungguh Olivia tidak tahu harus berbicara apa lagi.

"Kamu tidak seperti biasanya melakukan panggilan Video." Rajendra ingin mendengar bahwa Olivia merindukannya dan ingin melihat wajahnya.

"Memang kenapa? Apakah tidak boleh."

"Bukan. Justru aku merasa senang." Rajendra tersenyum. Dan senyumannya seketika menghipnotis Olivia menjadi melongo untuk beberapa saat.

"Olivia kamu kenapa?" Pertanyaan Rajendra menyadarkannya dari lamunan.

1
anonymous
up lagi dong thor yg banyak 😍😔
anonymous
up lagi dong thor 😔
harwanti unyil
terpeso aku
harwanti unyil
kn jadi bingung sendiri
harwanti unyil
jika punya mertua seperti mommy sekar enak kali ya
Anonymous
Up tbr
Anonymous
Upnya jgn lama thor
anonymous
up yang banyak dong tor😍
Anonymous
Up tor
Anonymous
Ntor kok gk pernah up
Anonymous
Up yg banyak tor
Anonymous
Kok gk pernah up tor
Anonymous
Up ntor
Anonymous
Up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!