Sera hidup hanya dengan paman nya, paman Danu, dan seorang adik bernama sela, sejak kematian orang tua nya sela banyak berubah, ia menjadi pendiam.
sera sangat menyangi adiknya dan paman nya, sejak kematian orang tua nya tujuh tahun silam paman Danu mengajak nya pindah dari Surabaya ke Jakarta.
sela adiknya sekolah kedokteran semester akhir disebuah universitas , sela anak yang periang, ia sangat suka naik motor tapi pada suatu hari sela tidak pulang kerumah bahkan sampai beberapa hari, dan sera harus menerima kenyataan pahit kalau sela sudah meninggal di bunuh.
setelah kematian sela, Sera sering menghabiskan hari nya di jalanan untuk mencari pembunuh adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Surat untuk Damar
Yanuar baru datang ia melihat apartemen nya sepi, Yanuar melihat pintu balkon terbuka, terlihat Sera sedang tertidur bergelung di kursi balkon.
Yanuar mengangkat tubuh Sera masuk ke kamar, Sera terbangun ketika merasa tubuh nya ada yang mengangkat.
" Mas udah pulang, bang Badar kemana mas? "
" Aku enggak tahu dia dimana," Yanuar mengusap rambut Sera," kamu udah makan belum?"
" belum, mas udah makan?"
" Belum, kamu mau dibuatkan apa, atau mau makan di luar?"
" Enggak ah, mas seandainya aku punya bukti pembunuhan Sela, apakah mas bisa membantu menangkap mereka," Sera duduk sambil memandang Yanuar.
" Apakah kamu punya sesuatu yang kamu sembunyikan dari mas," Yanuar menatap wajah Sera penuh tanya.
"Heh," Sera menarik nafas dalam, "aku tidak menyembunyikan apapun dari mas Yan," Sera berdiri mengambil foto-foto dan rekaman video yang didapat dari Farah.
" Nih mas aku mendapat kan dari seseorang," Sera membuang muka berusaha menenangkan dirinya.
Yanuar menerima foto-foto tersebut, ia terkejut di pandangi nya Sera yang sedang berusaha menenangkan diri nya.
" Dari mana kamu dapat kan ini," tubuh Yanuar pun bergetar, tangan nya mengepal wajah nya seketika mengeras.
" Tidak penting aku dapat darimana, aku rasa itu sudah cukup untuk bukti menangkap mereka semua, yang aku dengar sela sedang menyelidiki mereka terkait kasus bunuh diri dan penganiayaan yang dilakukan mereka di kampus," airmata Sera sudah tidak bisa di bendung, nafas nya kembali sesak.
"Tenang Dek, ayo lawan kamu pasti bisa mengatasi nya, ayo tarik nafas lepaskan semuanya, teriak lah biar beban mu keluar, ayo dek kamu harus bisa mengatasinya."
Yanuar sudah panik melihat keadaan Sera.
Sera berusaha mencari udara, ia belajar mengatur nafas walaupun dengan susah payah di pegang nya dada nya yang terasa begitu sakit, Sera berusaha mengeluarkan semua nya dengan memukul bantal yang ada di dekat nya," akhhhh ..akhhhh, dasar bajingan, pembunuh, bajingan,akhhhh ... nafas Sera tersengal sengal, ia menangis di pelukan Yanuar.
Yanuar hanya bisa memeluk nya sambil berusaha menenangkan nya.
Sementara itu Badar sedang mengikuti ke empat orang yang telah menghabisi sela, mereka masuk ke dalam club kepunyaan mamih.
Badar bermaksud masuk ke club tapi ia mengurungkan niatnya begitu melihat Damar keluar dari club, Badar bersembunyi kembali, ia melihat Damar menaiki sebuah mobil sport lalu pergi meninggalkan club.
Badar mengikuti damar, ia berhenti ketika Damar masuk ke sebuah perumahan mewah , setelah Damar berlalu Badar ikut masuk ke perumahan itu.
Setelah melewati tiga rumah Damar masuk dan memarkir kan mobil nya, badar Melihat Damar memasuki rumah tersebut, Badar menyembunyikan motor nya dan mengendap endap masuk, terlihat pos sekuriti sepi.
Badar bersembunyi di balik pohon besar dia memperhatikan titik cctv, ketika merasa aman ia langsung menyelinap ke samping rumah.
Ia berusaha membuka pintu samping, terlihat suasana remang-remang, setelah berhasil masuk ia melewati dapur ke ruang tengah, tapi tiba-tiba.
" Ceklek.... tiba-tiba lampu menyala semua ," apa kabar 8999l
bang, lama kita tidak berjumpa kenapa Kamu mengikuti dan masuk rumah ku seperti maling." terlihat Damar sedang duduk di mini bar sambil memegang gelas minuman.
Badar terkejut ia kemudian memandang Damar yang sedang duduk santai di mini bar," rupanya kamu sudah tahu kalau aku mengikuti mu." Badar duduk di sofa sambil mengangkat kakinya di meja.
" Yah, aku tahu semua bahkan Kamu juga yang mengintai tempat penyimpanan para gadis di sana, kenapa kamu mencampuri urusan ku, kita sudah tidak ada hubungan apa-apa."
" Aku tidak menyangka kamu jadi seperti ini, kamu sudah terlalu jauh Damar, pulang lah kini aku tinggal bersama Sera."
" Hem.. anak nakal itu, apakah ia masih suka membuat ulah?" Damar menyeruput minuman nya dan duduk di depan Badar.
" Anak yang kau sebut nakal, dia adik angkat mu, aku tahu di dalam lubuk hati mu kamu sangat menyangi nya."
" Itu sudah berlalu kini aku punya kehidupan sendiri, pergi lah anggap kita sudah tidak saling kenal."
" Ini kah balasan mu setelah apa yang Abah lakukan pada kita, dia menyayangi kita seperti anak nya sendiri."
" cuih... aku selalu tersisih, aku selalu jadi yang terakhir, Abah hanya menyangi kalian berdua.
" Kamu salah, sekarang Abah sudah meninggal, aku di suruh abah mencari mu, kita bisa kembali seperti dulu." Badar berusaha membujuk Damar.
" Dulu aku di usir, kenapa sekarang dicari, pergi lah bang anggap aku sudah mati, dan satu lagi aku tidak suka Abang mencampuri urusan ku, bila Abang, Sera atau sela mengusik hidup ku aku tidak segan-segan membunuh nya."
" Terserah kamu, aku sudah melaksanakan amanat dari Abah sebelum meninggal dan tentang Sela jangan khawatir dia tidak akan menggangu mu walaupun dalam mimpi mu sekali pun, sela sudah meninggal di perkosa dan di bunuh, aku pulang," Badar pergi dari hadapan Damar setelah menyimpan sepucuk surat serta kalung dengan liontin berbentuk hati.
Badar berlalu pergi hati nya sangat sakit, ia benar-benar telah kehilangan Damar, mereka tumbuh bersama sejak kecil, Badar yang yatim piatu di asuh Abah bersama Damar dan Sera mereka sudah seperti saudara kandung, Damar dititipkan karena ibunya sakit, sementara Sera dititipkan karena suka berkelahi.
Setelah Badar pergi, Damar terduduk tubuhnya bergetar hebat ia begitu shock mendengar sela sudah meninggal diperkosa dan di bunuh.
Ia mengambil surat dan kalung yang di letakkan Badar di meja, dengan tangan gemetar ia membuka surat yang sudah usang itu.
Teruntuk anakku Damar,
Sebelum nya ibu minta maaf, kalau sudah membuang mu, walaupun ibu menitipkan mu pasti kamu merasa terbuang.
Kalau kamu membaca surat ini berarti ibu sudah pergi jauh menghadap yang di atas, ibu sengaja menitipkan mu karena ibu khawatir dengan keselamatan mu.
Damar anakku, Ayah mu sebenarnya tidak meninggalkan mu, tapi ibu yang meninggal kan nya, mereka mengancam akan membunuh kita bila masih bersama ayah mu.
Damar anakku, ini ku serta kan foto ayahmu ia sangat menyayangi mu dan ibu , tapi keluarga nya tidak suka kalau kita bersama ayah mu, mereka ingin menguasai harta ayah mu.
" Damar anakku, namamu sebenarnya adalah Bayu Pratama, Pratama di ambil dari nama ayah mu, ibu titipkan surat kelahiran mu pada Abah, hanya Abah yang bisa melindungi mu.
Damar anakku, ibu sudah menyimpan aset yang ibu punya untuk mu kelak bila kamu sudah dewasa semua ibu simpan beserta surat kelahiran mu.
" Damar anakku sekali lagi ibu minta maaf karena tidak pernah jadi ibu yang baik untuk mu, ibu selalu mendoakan yang terbaik untukmu.
"sekian surat dari ibu salam sayang untuk anakku tercinta, cintai abah dan saudara-saudara mu, karena sekarang mereka lah keluarga mu.
" Salam sayang ku , cinta ku, buah hati ku, Bayu Pratama .
Dari ibumu
Seketika tubuh Damar bergetar hebat, dilempar nya semua benda yang berada di dekat nya, ia mengambil liontin berbentuk hati itu, terlihat foto dirinya bersama ayah dan ibunya.
" Ibu...ibu... maafkan aku bu, kenapa, kenapa semua baru terungkap sekarang, ibuuuuu.....," Damar berteriak teriak memanggil nama ibu nya.
Di meja terlihat handphone Damar bergetar, panggilan masuk dari mamih terus berdering, Damar mengambil handphone nya ia kemudian membanting handphone tersebut.
" Persetan dengan mu, kamu yang telah menjauh kan aku dari ibuku dan saudara- saudara ku, perempuan gila akan ku balas kamu," Damar berteriak pada handphone nya yang telah rusak.
Sementara itu di sebuah club, di ruangan tersembunyi mamih sedang marah-marah karena Damar tidak menjawab telpon nya, malah handphone tidak aktif.
" Sialan kamu Damar, awas kamu dasar tidak tahu di untung kalau bukan aku yang mengurus mu pasti kamu sudah jadi gelandangan, Damar."
Mamih mengambil minuman di botol kemudian ia menegaknya sampai habis, ia melempar botol ke arah para pengawal nya," prang... botol tersebut mengenai tembok, semua pengawal menunduk tidak berani menatap mamih.
Cuthel ta...?
t.ksh thor
thanks thor