Sebuah cerita yang mengisahkan si MC untuk bertarung demi menaikkan peringkatnya. Semua orang memiliki peringkatnya masing masing,dari terendah sampai yang tertinggi. Namun,tugas dia bukan hanya menaikkan peringkatnya, namun ia juga terpilih sebagai....-.
RANKING BATTLE adalah sebuah cerita yang berhubungan dengan peringkat, dan level.Semua orang memiliki lambang di lehernya masing masing, sebagai tanda peringkatnya.Tokoh Utama:Fai
Akan kah Fai menyadari ia lah yang terpilih?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Ternyata lari lari tanpa arah juga membuahkan hasil!.
Rayen yang melihatnya tahu tindakan apa yang akan di terimanya nanti, melihat tatapan Fai yang penuh binar itu.
Dan benar saja, Fai memeluk Rayen setelahnya, untuk menghilangkan rasa takutnya tadi.
Tapi dengan cepatnya, Rayen mengambil langkah lebih dulu. Ia mundur kebelakang. Yang membuat Fai memeluk angin.
"Loh" Gumam Fai, ketika ia merasakan tak ada siapa siapa yang ia peluk. Hanya angin.
'Sudah ku duga' Batin Rayen. Ia tak mau di peluk oleh Fai. Ia bukan tipe orang yang seperti itu.
"Kenapa menghindar?..-" Belum lagi ia menghabiskan kata katanya, kalimatnya sudah di potong oleh Rayen.
"...-Kau. Kau kenapa memelukku?.." Potong Rayen. Walau sebenarnya ia kaget, tapi ia masih bisa menebaknya.
"Hantu!" Jawab Fai. Sembari menunjuk ke belakang tanpa menoleh.
"Hantu? Kau Hantu nya, tiba tiba memelukku.." Kata Rayen. Dan pastinya Rayen bercanda, ia hanya tak percaya dengan hantu.
Bukan tipe Rayen menerima semuanya tanpa bukti.
Dan sekarang perasaan Fai menjadi lebih tenang di banding yang tadi. Ia merasa ada orang yang ia kenal di dekatnya, itu saja sudah membuat jantung yang berdebar nya menjadi reda.
"Jadi gini... Biar ku ceritakan.." Kata Fai. Kali ini berniat menceritakan semuanya. Berharap Rayen percaya. Dan pastinya ia juga akan cerita tentang gua itu.
Ia akan bercerita dari insiden tangan Zar yang patah itu.
Dengan tenang dan jelas, tanpa ada yang terlewatkan sama sekali. Ia menceritakan semuanya.
Tak perlu waktu lama untuk ia bercerita. Setelah Fai menceritakan semuanya. Rayen mulai menyipitkan matanya.
"Gua?.. Coba kau sebutkan ciri ciri nya" Kata Rayen setelahnya. Ia belum pernah dengar bahwa ada gua di hutan ini. Ia tak pernah tahu soal itu.
Mendengar itu, Fai menjawab dengan anggukan.
"Besar! Berlumut. Aku hanya melihat dari kejauhan.. Tapi sepertinya gua lama.." Kata Fai. Walau sedikit ciri ciri yang Fai sebutkan itu, tapi Rayen masih bisa memvisualisasikan bagaimana gua itu tervisual kan.
Mendengar itu Rayen mengangguk angguk kepalanya, ia mengerti semuanya yang Fai katakan. Walau begitu, ia masih ingin melihatnya dengan mata telanjang, mana tahu ada sesuatu misteri yang tersimpan di sana. Begitulah firasat Rayen bernalar.
"Ayo kita kesana!" Ajak Rayen dengan tegas. Menandakan ia benar benar ingin melihat nya.
Namun dengan cepat Fai berkata lagi.
"Aku tak tahu jalannya.." Fai berkata. Dan itu benar. Soalnya ia hanya berlari saja, itu pun terpejam. Ataupun melihat ke atas.
Mendengar itu, Rayen tak masalah. Ia bisa mengatasinya sendiri. Ini adalah hal yang mudah baginya.
"Baiklah. Akan ku cari tahu nanti.." Kata Rayen, ia mengatakannya sembari tersenyum. Seolah perkataan selanjutnya akan membuat Fai senang.
"Tapi. Aku tahu cara menyembuhkan tangan teman mu itu.." Rayen berkata dengan tanpa keraguan sama sekali. Ia benar benar mengetahuinya. Ia tak berbohong sama sekali.
Mendengar itu, tentu Fai sangat penasaran. Seketika ia menjadi senang, seolah ketakutan tadi tak pernah ia rasakan. Ia berharap tangan temannya itu bisa sembuh, dan bisa pergi bersama sama ke bukit Barren.
"Bagaimana caranya?" Fai bertanya dengan antusias yang bersemangat.
Rayen tersenyum lebih dulu sebelum ia menjawabnya.
"Dengan bunga Gold Frost dan yellow frost" Kata Rayen. Ia tahu, pasti setelah ini Fai akan bertanya.
"Apa itu?" Fai bertanya, dan itu sesuai dengan sangkaan Rayen.
Lalu Rayen tersenyum dengan pertanyaannya. Lalu ia mengangkat kedua tangannya, seolah sedang memegang dua bahan itu. Dan ia membuat gambar dengan Man di kedua tangannya itu. Yang membuat Fai bisa mengetahui wujudnya.
Lalu ia menjelaskan keduanya dengan teliti.
"Yellow Frost" Kata Rayen, mengangkat tangan kirinya yang memvisualisasikan daun bergerigi, seperti daun hutan, dengan warna campuran hijau dan kuning. Dengan Aura es yang mengelilingi sekitarnya. Sesuai namanya.
"Adalah jenis Daun yang bisa mengaktifkan Sihir atau Magic. Ini berada di hutan Jungle Frost, dan sangat di cari cari orang yang bertipe Magic atau Sihir. Dan sangat langkah. Bisa juga meningkatkan Sihir atau Magic"
Lanjut Rayen menjelaskan setelahnya, dengan panjang lebar dan teliti pastinya.
Lalu ia melanjutkan penjelasan nya lagi, dengan mengangkat tangan kanannya, yang memvisualisasikan Bunga Matahari, dengan batang warna hijau dan daun yang sama dengan warna batangnya. Dengan Bunganya yang berwarna Gold, yang membuat nya berkilau. Dan dengan Aura Es yang mengelilingi nya sama seperti Daun Yellow Frost tadi.
"Gold Frost, adalah jenis Bunga yang bisa menyembuhkan dan memulihkan tubuh. Bunga ini berada di Jungle Frost dan sangat langkah juga."
Lanjut Rayen menjelaskan yang satunya lagi.
Dan tampak Fai mendengar nya dengan saksama.
Dan kedua bahan itu sangat aman untuk di konsumsi, apalagi harus di olah.
"Jika di gabungkan, maka akan menghasilkan pengobatan dengan metode Sihir dan Magic. Dan lebih cepat pengobatannya. Cara ini di buat oleh Rayen. Dan tak ada di rumah sakit, jadi ini obat racikan ku seorang. Dan kau harus ke hutan Jungle Frost untuk menemukan mereka. Disana banyak makhluk Es"
Kata Rayen menjelaskan nya dengan singkat, ia ingin Fai sendiri yang melihatnya dengan kedua matanya sendiri hutan itu seberapa menariknya.
Dan apa yang di katakan Rayen tentang metode dan asal usul pengobatannya, tidaklah bohong. Ia tak sedang membual. Itu benar benar Obat yang racikannya ia ciptakan sendiri, dengan ilmu yang ia miliki.
Mendengar itu, tentu membuat rasa takjub Fai kepada Rayen bertambah. Ia semakin mengagumi Rayen. Ia mengakui kehebatannya.
Yang membuatnya membinar.
"Baiklah.." Kata Fai. Ia bergumam.
"Kalau begitu ayo kita ke sana bers..-" Belum lagi kalimatnya selesai, sudah di potong oleh Rayen.
"..-Yang pergi kau, dan temanmu yang melukai si Zar itu. Agar ia bertanggung jawab atas kesalahan yang ia lakukan.." Rayen berkata. Seolah ia percaya dengan kemampuan Fai untuk menghadapi nya mandiri, tanpa bantuan darinya.
Pastinya Rayen sedang mengujinya kali ini.
Mendengar itu, Fai sedikit ragu, ia tak yakin dengan kekuatan yang tubuhnya miliki. Walau ia tahu bahwa dirinya sudah banyak berkembang.
"Tapi.. " Kata Fai. Pandangannya tertunduk ke bawah.
"Tenanglah.. Kau sudah kuat Fai.." Kata Rayen santai, tapi dari kalimatnya sudah dapat di pastikan ia sedang menyemangati Fai.
"Aku tak tahu rumahnya.." Kata Fai, melanjutkan tapi nya. Yang membuat Rayen terdiam. Rasanya ia ingin menarik kembali kata kata nya tadi.
"..." Rayen tak merespon setelahnya.
"Tanyakan saja sama guru di P.L.M.." Usul Rayen. Dan itu akan di lakukan oleh Fai.
Jadi ia bergegas kesana, dan pastinya tak lupa berterima kasih kepada Rayen. Ia merasa tertolong.
Sesampainya ia di P.L.M.
Ia langsung menemui ruang guru.
"Ada apa Fai?.." Sensei Hunter bertanya, melihat anak Murid nya datang ke P.L.M, tentu membuat ia penasaran.
"Saya mau tanya.. Rumah Xans di mana ya?" Lanjut Fai berkata, sekalian memaparkan pertanyaannya.
"O~~h, rumah Xans...." Kata Sensei Hunter.
Ia mengatakan di mana letak rumah Xans. Dan sudah tugas wali untuk mengetahui rumah murid muridnya.
Setelah Fai mendengar nya, ia langsung bergegas kesana.
Dengan berlari keluar dari P.L.M, menuju perumahannya.
/Smile/