Sistem Dewa Harem

"SIAPA KAU, APA KAMU YANG MEMBUNUH ANAK BUAHKU?" Pemimpin bandit berteriak marah.

Senyuman lembut muncul dibibir Zeref, dia tiba-tiba muncul di hadapan pemimpin bandit dan memukulnya menggunakan kepalan tangannya.

Bila ada orang lain melihat tontonan ini akan tersenyum geli karena melihat seorang anak berusia 10 tahun memukul orang dewasa yang memiliki badan kekar di tubuhnya.

Namun dampak pukulan itu tidak akan bisa membuat orang lain tertawa.

Braaakk...

Pemimpin bandit tubuhnya terbanting ke arah bangunan rumah dan menghancurkannya.

Bisa terlihat tubuh bagian perutnya bengkok dan membentuk kepalan tangan.

Darah segar mengalir dari mulut, hidung, telinga dan mata dari pemimpin bandit, serangan tunggal ini melukainya dengan fatal.

Dia terkejut dengan kejadian ini, pukulan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun akan membuatnya luka parah.

"Aku mantan ksatria yang memiliki pangkat perak, tidak akan mungkin kalah dari anak ingusan sepertimu"

Mana berwarna merah mengelilingi tubuh pemimpin bandit dan aura yang dia keluarkan berubah dari sebelumnya.

(Teknik pedang hujan darah)

Pemimpin bandit menebaskan pedangnya dan tebasan itu membelah menjadi banyak, jarak pemimpin bandit dan Zeref sangat dekat, seharusnya Zeref tidak bisa menangkis serangan ini.

Bret....

Baju Zeref tercabik-cabik terkena tebasan itu, namun senyuman muncul di bibirnya.

"Teknik pedangmu cukup menarik, sayangnya kamu memiliki kekurangan dalam hal kekuatan" ucap Zeref sambil meletakkan tangannya ke dagunya, dia saat ini memasang wajah berpikir, bila orang lain melihatnya akan terpesona dengan keimutannya.

Namun bagi pemimpin bandit hal yang dilakukan oleh Zeref menghina harga dirinya.

Bisa terlihat meskipun baju Zeref sobek tercabik-cabik dengan tebasan pemimpin bandit, namun bila orang melihatnya lebih jeli akan menyadari bahwa tidak ada setetes darah yang terlihat jatuh dari tubuhnya.

Zeref memposisikan ke dua tangan di depan tubuhnya dengan posisi mengepalkan tinjunya, dia saat ini berpose seperti petinju profesional.

Dia dengan gerakan cepat muncul dihadapan pemimpin bandit yang tidak bisa menyaingi kecepatannya, dia menyerang menggunakan kedua tinjunya, dia membombardir serangan ke arah pemimpin bandit.

Terdengar suara tulang patah bergema di hutan yang sunyi, darah segar terus-menerus mengalir dari tubuh pemimpin bandit dan teriakan kesakitan berderu dari bibirnya.

Saat pemimpin bandit roboh ke tanah tanpa bisa bergerak, Zeref menghentikan serangannya.

Zeref berjalan kembali ke dalam rumah untuk mencari barang berharga yang dimiliki para bandit, dia menemukan perhiasan yang memiliki total nilai kekayaan setahun dari seorang bangsawan berpangkat Earl.

Ini bisa dibilang jackpot bagi Zeref, dia lalu menemukan bahan makanan yang menumpuk hingga ada yang sudah basi, di sudut ruangan dia menemukan tujuh gadis seumuran dirinya yang dikurung menggunakan besi membentuk sangkar.

Dia lalu menghancurkan sangkar itu menggunakan tebasan sederhana dari pedangnya, saat melihat mereka rasa kasihan muncul di benak Zeref, hal ini menguatkan tekadnya untuk menjadi orang terkuat agar tidak ada yang bisa mengganggu dirinya.

Mereka bertujuh tak sadarkan diri, terlihat mereka kekurangan gizi, para bandit tidak memberikan mereka makanan dengan baik.

Mana berwarna hijau muncul di tubuh Zeref dan dia melakukan sirkulasi sihir kehidupan secara luas agar terjangkau ketujuh gadis tersebut.

Zeref membutuhkan waktu lima menit agar sihir kehidupannya memulihkan sepenuhnya kondisi mereka bertujuh.

Seorang tabib akan menatap Zeref seperti melihat monster jika melihat ini, karena hal yang dilakukan Zeref sangat beresiko, seseorang akan kehabisan Mana dan mati bila tidak bisa mengimbangi Mana yang dikeluarkan dan menjaga sirkulasi sihir dengan stabil.

Saat mereka bangun tatapan bingung masih terlihat dari mata mereka, dan saat mereka tersadar dengan situasi yang mereka alami, berbagai reaksi berbeda muncul dari para gadis tersebut.

Zeref menatap hal itu dengan tatapan tenang dan dia memberikan senyuman yang membuat gadis-gadis itu menurunkan kewaspadaannya.

"Apa diantara kalian yang masih merasakan sakit"

Mereka menggelengkan kepalanya.

"A-apa yang terjadi dengan para bandit?" ucap gadis imut yang memiliki rambut hitam dan mata hijau.

"Aku telah mengalahkan mereka semua"

Mereka bertujuh terkejut dengan jawabanku, namun mereka mempercayai perkataanku, karena sejak kedatanganku tidak ada bandit yang terlihat, biasanya akan terlihat para bandit berkeliaran di rumah ini.

"Anda siapa?"

"Namaku Zeref dan kamu?"

Gadis itu tidak menjawab, dia menundukkan kepalanya seperti sedang berpikir.

"Kalau kamu tidak ingin menjawab tidak masalah"

"Bukan begitu, aku ingin anda memberikan nama buat saya"

Melihat gadis itu yang wajahnya memerah karena malu membuatnya sangat lucu.

Banyak pertanyaan muncul di benakku, aku sebenarnya penasaran dengan identitas gadis ini, namun aku tidak ingin gadis-gadis ini tidak nyaman dengan pertanyaan yang aku miliki.

"Bagaimana kalau aku memberimu nama Livy, apa kamu setuju?"

Gadis itu menganggukan kepalanya dengan antusias, para gadis lainnya menatapnya dengan tatapan iri.

Senyuman tak berdaya muncul di bibirku.

"Apa kalian juga ingin aku berikan nama"

Para gadis lainnya kecuali Livy menganggukkan

kepalanya.

"Bagaimana kalau namamu Tina?" Aku berkata sambil menatap gadis yang memiliki ras demi-human, telinga gadis itu seperti binatang serigala, dia memiliki rambut perak dan mata biru.

Saat ini Tina mengayunkan ekornya membuatku tidak tahan untuk menyentuh dan mengelus-elus ekornya, senyum polos di bibirnya menambah keimutannya.

Lalu aku menatap gadis ketiga yang memiliki ras elf, sebagai ras yang memiliki masa hidup yang panjang, ras elf memiliki tingkat kesuburan rendah, maka dari itu meskipun ras mereka berumur panjang, populasi mereka tidak sebanyak ras manusia, Lora itulah nama yang aku berikan kepada gadis ini, dia memiliki rambut perak dan mata merah.

Gadis keempat memiliki rambut berwarna emas dan mata biru, aku bisa merasakan bahwa gadis ini memiliki bakat dalam hal sihir, dia disukai oleh Mana, mungkin saja gadis ini memiliki berkah dari dewa.

Para dewa memiliki jalan pikiran yang unik hingga terkadang sangat membuat orang-orang kepercayaannya bertanya-tanya dengan keputusannya.

Aku memberikan gadis ini nama Nora, bisa terlihat dari sorot matanya bahwa Nora memiliki ketenangan yang tidak seharusnya dimiliki oleh gadis lainnya.

Gadis kelima memiliki rambut hitam dan mata biru, dia memiliki sifat pemalu, saat aku menatapnya dia bersembunyi di belakang tubuh gadis lainnya.

Aku memberinya nama Sasa, namun dia melihatku dengan tatapan waspada, mungkin ini terjadi karena dia diperlakukan secara tidak baik oleh para bandit.

Gadis keenam memiliki rambut merah muda dan mata berwarna emas, meskipun dia masih gadis kecil, kecantikannya sudah terlihat, aku memberikan nama Mira.

Untuk gadis ketujuh seseorang yang memiliki ras demi-human jenis kucing, dia memiliki rambut berwarna perak dan mata berwarna perak, Mia ialah nama yang aku berikan.

"Aku tidak bisa membawa kalian untuk tinggal di mansion tempat aku tinggal, namun sebagai gantinya aku akan memberikan kalian tempat tinggal yang nyaman"

Aku menyalurkan Mana'ku ke tangan kananku, sebuah Mana berwarna ungu muncul di udara kosong, dengan gerakan mencengkram ruang kosong, aku merobek ruang kekosongan dan muncul benda kecil dipergelanganku, benda itu berbentuk rumah mini.

Lalu aku dan para gadis meninggalkan ruangan itu, saat melihat mayat para bandit, gadis-gadis itu mengalami ketakutan dan menggigil seperti tidak enak badan, aku menggunakan sihir kehidupan untuk menenangkan mereka.