NovelToon NovelToon
Menjadi Selingkuhan Suamiku 2

Menjadi Selingkuhan Suamiku 2

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Diam-Diam Cinta
Popularitas:593.2k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Pasca kematian sang ibu, Naina mencoba melakukan apa yang di wasiatkan padanya di secarik kertas. Ia memberanikan diri mencari sahabat ibunya untuk meminta pertolongan.

Tak di sangka, pertemuan itu justru membuatnya harus menikahi pria bernama Ryusang Juna Anggara, seorang dokter anak yang memiliki banyak pasien.

Arimbi yang sudah bersahabat sejak lama dengan ibunya, begitu yakin jika pilihannya adalah yang terbaik untuk sang putra satu-satunya.

Namun, perjodohan itu justru membuat Naina harus menjadi selingkuhan suaminya sendiri.

Lantas bagaimana dia menjalankan dua peran sekaligus?

Sampai kapan wanita dengan balutan pakaian syari'inya harus menjadi wanita simpanan untuk suami yang tanpa sadar sudah ia cintai?

Menjadi selingkuhan Suamiku 2, akan menyelesaikan kisah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Sepertinya baik Tuhan maupun alam memang merestui apa yang aku lakukan, buktinya pernikahan ini berjalan dengan mulus tanpa kendala apapun.

Atau mungkin Tuhan marah terhadap mas Ryu karena sudah mengabaikan yang halal, dan memilih yang jelas haram. Mungkin juga inilah cara Tuhan menunjukan kemurkaanya dengan menutup hati serta penglihatan mas Ryu yang tak menyadari kalau Jani adalah Naina, istrinya.

Ternyata sangat mudah aku mengelabuhi suamiku sendiri.

Andai Jani bukan aku, entah sesakit apa yang ku rasakan apabila mendengar suamiku menikah lagi secara diam-diam dengan wanita lain.

Ibuku saja sampai sakit-sakitan karena saking terlukanya di sakiti oleh pria yang beliau cintai.

Dan aku beruntung masih bisa mengendalikan mas Ryu sampai detik ini. Aku juga telah berhasil melewati semua ujian termasuk mas Tera.

Pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini bahkan tak melihatku barang sedetik selama sesi pernikahan siri ku dengan mas Ryu berlangsung. Jadilah dia tidak sadar kalau mempelai wanitanya adalah aku, Naina.

Dia datang hanya untuk menyaksikan kami menikah, lalu setelah itu langsung pergi tanpa berpamitan padaku.

Mungkin dia geram padaku yang sudah menjadi pelakor atau perebut suami orang dalam rumah tangga adik iparnya.

Sementara aku, masih bisa menutup auratku di depan semua orang.

Aku memang mengenakan hijab saat ijab, tapi dengan bantuan MUA yang profesional, wajahku bisa di sulap bak pengantin arabian. Meski tak mengenakan kacamata, tapi ada softlens yang merubah penglihatanku menjadi lebih indah. Ada pula kain transparan yang menutupi wajahku.

Saat sesi pernikahan tadi, aku memang meminta agar semua di lakukan secepat dan sesingkat mungkin. Itu supaya aku bisa cepat-cepat masuk kembali ke dalam kamar dan melepas penutup kepalaku agar mas Ryu tidak menyadari semuanya.

"Mas, aku masuk dulu!" Ucapku sambil menunduk, sama sekali tak berani mengangkat kepalaku.

Sesaat setelah ijab, mas Ryu melingkarkan cincin pernikahan di jari manisku, kemudian aku meminta izin untuk beranjak dari ruang tamu.

Biarlah mas Ryu yang menangani beberapa orang yang masih di sini.

"Masuklah!" Balas mas Ryu.

Aku langsung masuk. Saat melewati ruang tv, dua orang wanita selaku MUA tengah duduk di sofa sembari menatap layar ponsel masing-masing.

"Mbak, tolong bantu aku melepas semuanya" Pintaku, sebab pakaian yang ku kenakan hanya menyewa dari MUA.

Kata mas Ryu, gampang nanti kalau dia akan menikahi Jani secara resmi, bisa jahit sendiri sesuai keinginanku.

"Sudah selesai ya mbak?" Balasnya menatapku.

"Sudah, tolong lepasin ya, kepalaku terasa berat, pusing"

"Baik, mbak!" Keduanya lantas bangkit lalu mengikuti langkahku menuju kamar.

Selang tiga puluh menit, semua sudah terlepas baik kain yang menutupi kepalaku, juga gown pengantin berwarna salem. Setelahnya mereka mengemasi peralatan dan langsung berpamitan.

"Semuanya sudah selesai ya mbak, nggak ada acara lain lagi?" Tanya salah satu MUA.

"Nggak ada mbak, makasih ya"

"Sama-sama, mbak. Saya langsung pamit kalau gitu"

"Iya, semuanya urusan mas Ryu kan mbak?"

"Iya mbak, pak Ryu sudah mengurus semuanya"

Maksudnya adalah biaya untuk sewa baju dan juga make up.

Usai kepergian mereka, ku tutup pintu kamar, lalu merebahkan diri di atas kasur.

Ku aktifkan ponsel Naina untuk memberitahu bunda kalau malam ini aku dan mas Ryu masih menginap di hotel

Ku cari nama bunda di daftar kontak, kemudian memanggilnya.

Karena mungkin bunda lagi enggak sibuk, jadi beliau langsung mengangkat telfon dariku.

"Hallo, Assalamu'alaikum" Sapanya lembut.

"Wa'alaikumsalam"

"Gimana, Na?" Tanya bunda sedetik setelah salamnya ku jawab.

"Bun, aku dan mas Ryu masih menginap di hotel. Jangan tunggu kami pulang ya!"

"Iya sayang, ini bunda juga mau ke rumah Jihan, mau makan malam di sana. Tadinya bunda mau telfon Ryu supaya kalian nyusul ke rumah Jihan sekalian ikut makan disana. Tapi kalian nggak pulang lagi, ya sudah nggak apa-apa"

"Maaf ya bun?"

"Nggak apa-apa, Na. Kalian bersenang-senang saja sepuasnya, bunda tahu kalian malu-malu kalau harus bermesraan di rumah. Jadi sangat tepat buat me time berdua di hotel"

"Makasih, Bun. Tolong sampein salam kami buat Jihan sekeluarga"

"Okay, nanti bunda sampaikan"

Kepalaku mengangguk pelan, seperti sedang bicara secara tatap muka dengan ibu mertuaku yang kelewat baik. "Sudah dulu ya bun!"

"Iya, sayang"

"Assalamau'alaikum, bun"

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati kalian"

"Iya, bun"

Panggilan ku akhiri, namun kali ini aku nggak akan mematikan ponsel Naina. Akan tetap ku aktifkan dalam mode senyap. Aku ingin selalu mengabarkan aktifitasku dengan mas Ryu ke bunda, supaya bunda nggak menghubungi nomor mas Ryu. Sebab setahu bunda mas Ryu sedang bersama Naina. Sementara kemarin mas Ryu mengirim pesan ke Naina untuk menyampaikan ke bunda kalau dia ada pekerjaan di luar kota.

Hah, padahal dia merencanakan pernikahan diam-diam dengan Jani, tapi bilang ke bunda ada pekerjaan.

Hingga puluhan menit berlalu, mataku mendadak terasa berat, rasanya ingin ku pejamkan sebab tadi malam aku tak bisa tidur karena memikirkan hari ini.

Ada kecemasan yang aku pikirkan semalaman suntuk, tapi bersyukur semua berjalan sesuai ekspektasiku.

Sampai tak bisa lagi ku tahan, akhirnya aku hanyut dalam mimpiku di siang hari menjelang sore.

***

"Jelaskan padaku, apa maksudnya ini?" Tanya mas Ryu melempar gawai ke atas tempat tidur.

Seketika badanku terasa lemas, mendapati gawai milik Jani terdampar di atas kasur, tepat di samping aku duduk.

Dengan tangan gemetar, aku meraihnya. Aku berdoa dalam hati supaya penyamaran ini tak terbongkar hari ini, aku berharap semoga Tuhan masih menjaga rahasiaku.

Saat ponsel sudah berada di genggaman tanganku, aku langsung melihat layar yang masih menyala dan memperlihatkan ruang chat milik Jani dengan mas Ryu.

Sesaat kemudian, ku beranikan diri untuk mengangkat wajahku, menatap mas Ryu yang berdiri dengan raut marah. Matanya memerah menahan amarah, sementara rahangnya mengerat dan tangannya mengepal.

Mungkin inilah waktunya dramaku berakhir.

Menarik napas panjang, ku balas tatapan tajam milik pria yang bergelar suamiku.

"Ayo jelaskan?" Tekannya sekali lagi. Pandangannya tak lepas dari sepasang netraku.

Sekali lagi ku hirup udara dalam-dalam, mamasok oksigen sebanyak mungkin kedalam paru-paruku.

Lewat bermenit-menit kami saling beradu pandang, dengan bibir bergetar terpaksa ku keluarkan suaraku.

"Mungkin saat inilah permainanku berakhir, mas" Ucapku dengan nada rendah.

"Nggak usah basa-basi" Pekiknya. "Cepat jelaskan sekarang juga!" Tambahnya memerintahkanku sesembari melipat tangan di dada. Sepasang manik gelapnya terus menatapku dengan sorot merendahkan.

"Sebelum meminta penjelasanku, coba mas tatap dengan cermat wajah ku ini" Ku ambil kapas serta botol pembersih make up, ku tuang sedikit lalu mengoleskannya di wajah setelah sebelumnya melepas kacamataku. Setelah make up berhasil ku hapus, ku sambar jilbab yang ada di atas nakas kemudian memakainya.

"K-kamu?" Mas Ryu tampak terkejut melihat penampakan Naina ada di depannya saat ini. Dia lantas melangkahkan kakinya untuk mengikis jarak.

"Iya, aku Naina. Istri sahmu"

"Nggak mungkin!" Sahutnya menatap nanar tubuhku dari kepala hingga kaki.

Aku tersenyum miris. "Tapi inilah faktanya, Jani itu Naina, dan Naina itu Jani, wanita yang mas cintai"

Ku lihat pria itu menelan ludahnya. Gesturnya menunjukkan ketidak percayaan atas apa yang baru saja ku ucapkan.

"Kamu!" Geramnya dengan gigi gemeritik. Tangannya menudingkan jari tepat didepan wajahku.

"Apa?" Tantangku.

Pria di depanku langsung mendorongku hingga aku terjerembab di atas kasur. Dengan cepat mas Ryu memposisikan dirinya berada di atasku.

"Kenapa kamu melakukan ini? Apa kamu begitu ingin memiliku? Kamu sangat menginginkanku, hm?"

"Beraninya kamu mempermainkanku?" Ucapnya lagi ketika aku hanya diam.

"Lepaskan aku, mas!"

"Kalau memang kamu menginginkanku, mari kita lakukan" Mas Ryu dengan berani menarik pakaianku hingga robek.

"Lepas!" Aku berusaha berontak, tapi tak bisa karena tenagaku jauh lebih kecil dari pada mas Ryu.

"Ini yang kamu inginkan, bukan?" Ucapnya kemudian mengulum bibirku dengan paksa.

"S-sakit, mas!" Lirihku ketika kuku-kukunya mencengkram bahuku kuat-kuat.

"Itu bukan seberapa, Naina"

Dengan brutalnya mas Ryu terus menjamah tubuhku kasar. Mengecupi leherku dengan sesekali menghisapnya.

"Ini kan, yang kamu mau?"

"Iya" Jawabku sambil berusaha menyingkirkan tubuhnya dari atas tubuhku. "Aku memang menginginkan mas, tapi tidak seperti ini caranya"

Mas Ryu menghentikan gerakannya, sedikit mengangkat dadanya agar lebih tinggi, lalu menatapku penuh intens.

"Sungguh penipuan yang luar biasa, Naina. Kamu bisa memainkan drama ini dengan sangat sempurna"

Ku teguk ludahku tak berani menjawab.

Setelah berhasil melepaskan pakaian yang melekat di tubuhku, mas Ryu tiba-tiba bangkit lalu berkata.

"KAMU MENIPUKU, JANI!" Sentaknya dengan tatapan menghujam.

Aku beringsut takut, sembari menutupi tubuhku dengan selimut.

Bersambung.

1
Nasywa Humaira Zidny
yah suka suka author sajalah yang bikin anda yang puyeng juga anda tapi kalau happy boleh boleh saja yang baca juga jadi ikutan kaya authornya yang penting bisa menghibur waktu seseorang bosan dapat bacaan yang unik /Good//Pray//Curse/
Nasywa Humaira Zidny
bodoh sekali berbohong akan terus menimbulkan kebohongan terus saja nanti kecewa dengan kelakuan mu sendiri baru tau rasa
Nasywa Humaira Zidny
buta mata walau berubah penampilan juga pastilah bisa membedakan istrinya apa bukan terlalu bodoh tau agama tapi gak di pake ahklak nya masih rendah
Nasywa Humaira Zidny
ryu yang munafik kaya gak tau agama kenapa mempermainkan pernikahan yang sakral, kelakuannya jauh dari ajaran kedua orang tuanya ini lagi seorang istri untuk apa melakukan kebohongan jadi selingkuhan kalau mau menarik perhatian suami berubahlah dengan sesuai jangan jadi selingkuhan berdandan di depan suami jangan sembunyi kaya begitu tak habis pikir aku dengan kelakuan keduanya
Siti Aisyah
Lumayan
Siti Aisyah
Kecewa
Anonymous
Luar biasa
Widi Widurai
ah curiga ini bayi dituker. susternya aneh
Widi Widurai
ya mkanya jgn bikin jengkel. mlh bikin cepet mati aja
Widi Widurai
beda case ya... kan ryu jd adik lala setelah bima dah cerai dr ibuknya. nah ini anak slingkuhan bapaknya
Widi Widurai
lah sadar ga dia kl naina dari dlu sendiri jg ditinggal bapaknya
Widi Widurai
pinter. org gampang nyuruh menghargai org, nyatanya mreka pun maksakan keinginannya utk dihargai tampa menghargai keputusan naina. ya dia pun jg punya prasaan. kl nyesel yauda harga i dia sampai dia berdamai dg sendirinya. jgn dipaksa. krn dia ga ada dposisi nai
Widi Widurai
wajar kali mnusia. dia jg punya rasa kecewa. smua g seindah teori belaka
Widi Widurai
mataneee ga bermaksd. dia selingkuh aja dah ga mungkin ga sengaja.
Widi Widurai
haha iya lah sakit jiwa. dah bangkrut soalny.
Lilik Juhariah
gk nyalahin naina , gmn sengsara hidupnya , ayahnya lebih milih dg istri barunya yg lama ditinggal hidup dgbbibiknya yg jahat, pasti sakit hatinya
Lilik Juhariah
novelnya bikin gregetan , maaf terus
Lilik Juhariah
naina lemah banget , ngapain nunduk aja
Lilik Juhariah
Ryu Lo gk suka naina tp knp bertahan ,
Lilik Juhariah
kok naina merasa bersalah , lucu kamu nai, kl gk kamu yg jadi Jani, ya mungkin Ryu nikah ma orang lain, emang kelakuane
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!