Menikahi Kakak Dari Calon Suamiku

"Aaaaaaaaaahhhhhh" Rea berteriak dengan begitu kerasnya.

Beruntung sang pengendara mobil dengan cepat langsung banting setir dan menghindari tubuh Rea hingga selamat dari hantaman mobil tersebut. Ya walaupun mendapat sedikit luka tapi setidaknya ia bisa selamat dari hantaman mobil tersebut.

Pengendara mobil itupun segera turun dan menghampiri Rea yang masih shock dan mematung ditengah tengah jalan sambil menutupi kepalanya menggunakan kedua tangannya.

"Nona ! Kau tidak apa apa?" tanyanya panik.

"Rama ..!!!" jerit Rea setelah mengetahui jika ternyata pengendara mobil itu adalah Rama wiratama atasannya ditempat ia bekerja.

"Rea! Apa kau sudah bosan hidup menyebrang jalan sembarangan! Untung saja aku bisa segera mengendalikan kecepatan mobilku jika tidak kau pasti sudah tertabrak!!" Ucapnya seraya menarik tangan Rea dan membawanya ketepi jalan.

Tak bisa dibayangkan jika tadi ia sampai menabrak Rea dan sampai terjadi apa apa padanya ,sudah pasti ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri .

"Bawa mobil gak usah ngebut ngebut lah! Lagi ngejar apaan sih!" Protesnya .

"Ngejar kamu lah !". sahutnya dengan begitu enteng.

"Ngapain ngejar aku coba!" cicit Rea.

"Kau tiba tiba saja menghilang dari kantor dan Nilam juga gak tau kau dimana , aku sangat khawatir Rea!". Tutur Rama.

"Ram..!!!" pekik Rea dengan begitu kesal.

"Gak perlu sebegitunya mengkhawatirkan aku. Aku bukan anak kecil yang harus kau jaga, dan jangan lupakan satu hal ,aku sudah menikah! Me _ni_kah !!" ucapnya dengan menekankan kata menikah.

"Aku tau Rea! Tapi aku juga tau jika suamimu sama sekali tidak peduli padamu bukan?".

"Anda sama sekali tidak berhak untuk mencampuri urusan rumah tangga kami!" seru Firas yang tiba tiba muncul entah sejak kapan ia ada disana dan mendengar perdebatan istrinya dan Rama.

Ia mencengkeram lalu menarik lengan istrinya berdiri dari hadapan Rama.

"Baiklah saya memang tidak berhak mencampuri urusan rumah tangga kalian tapi saya punya hak untuk memastikan keadaan karyawan saya !" ucap Rama dengan nada yang kalah tinggi.

"Jika seperti  itu maka aku pastikan mulai hari ini juga istri saya bukan karyawan anda lagi ! apa sudah cukup jelas!"

" Apa maksudmu Fir?!" tanya Rea yang masih saja tidak mengerti akan ucapan suaminya.

"Itu artinya aku tidak mengijinkanmu bekerja dengannya lagi!"sahutnya sembari menarik tangan Rea lalu berjalan menuju mobil.

Firas menghempaskan tubuh Rea hingga terjerembab kedalam jok mobil milik Firas.

"Aowww sakiiiitttt!" keluh Rea.

"Dasar monster gila !!" gerutunya dalam hati.

Lalu Firas membanting pintu mobil dengan begitu kuatnya , tanpa keluar sepatah katapun dari mulutnya ia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh dan membuat Rea  ketakutan dan terus berteriak didalam mobil namun percuma karna sama sekali tidak menghiraukan jeritnya hingga akhirnya mereka telah sampai dan mobil memasuki halaman rumahnya yang begitu luas.

Setelah Firas menghentikan laju mobilnya barulah Rea merasa lega dan tenang . Rea menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskannya perlahan demi untuk menetralkan perasaannya yang masih saja merasa ketakutan dengan kecepatan mobil yang begitu kencang . Ia merasa seperti baru saja menaiki roller coaster.

Masih dengan mode datar dan dingin Firas turun dari mobil dan kembali menarik tangan Rea dari dalam mobil lalu membawanya masuk kedalam rumah dengan langkah yang begitu cepat, sehingga membuat Rea merasa kesulitan mengimbangi langkah kakinya suaminya itu.

"Fir..!!" teriak Rea yang mulai jengah dengan sikap Firas .

Firas menghentikan langkahnya dan melepaskan cekalan lengannya pada Rea dengan masih posisi memunggungi Rea.

"Apa maumu aku benar benar tidak mengerti! jika kau tidak bisa menganggapku sebagai istrimu kenapa kau tidak setuju jika kita bercerai ! Aku benar benar muak dengan semua ini Fir!"

"Jangan pernah bermimpi jika aku akan menceraikanmu! karna sampai kapanpun itu tidak akan pernah terjadi!" sahutnya tanpa mengubah posisinya.

Rea mendudukan tubuhnya diatas sofa yang berada diruang tamu rumah mewah itu. Ia menangis dalam hati. Baru saja ia berniat untuk menerima pernikahannya tapi lagi lagi ia mendengar sesuatu yang sangat menyakitkan hatinya.

Bagaimana ia bisa menjadi istri yang baik jika didalam hati suaminya masih tetap ada pada masa lalunya. Masa lalu yang tidak akan bisa dihilangkan oleh siapapun.

Rea menatap Firas yang masih saja berdiri membelakangi dirinya.

"Apa yang bisa diharapkan dari pernikahan seperti kita ini?".

"Terserah kau saja , wanita aneh!"

"Namaku Rea bukan wanita aneh seperti katamu!"

"Kau sama sekali tidak punya hak untuk mengaturku, terserah mulutku mau bicara apa saja wanita aneh!".

"Dasar Pria gila!" sahut Rea kemudian seraya menyunggingkan senyuman puas karna berhasil menemukan panggilan untuk membalas panggilan pria itu.

"Terserah kau memanggilku apa, tapi aku bukan pria gila seperti katamu itu!" geramnya pada Rea.

Firas berlalu pergi meninggalkan Rea yang masih terduduk disofa mewah diruang tamu rumahnya.

"Jika kau berani melangkahkan kakimu dan pergi dari rumah ini ,aku akan mengurung dirimu untuk selamanya didalam gudang rumah ini!" ancamnya seraya menghilang dibalik pintu lift menuju lantai atas

Rea menghentak hentakan kakinya dilantai sambil terus memaki suami dinginnya itu. Ia merasa dunia ini sungguh kejam kepadanya saat ini. Indahnya kehidupan rumah tangga bersama pujaan hatinya yang pernah ia bayangkan kini berubah menjadi sangat menyedihkan. Ia sama sekali tidak pernah menyangka jika orang yang sangat ia percaya tega membuat hidupnya menjadi seperti roller coaster.

Saat ia masih merasa sangat kesal, tiba tiba saja ia melihat sosok Daniel yang muncul dari arah pintu masuk utama .

"Rea!" lirih Daniel sambil terus mendekat kearah Rea masih terduduk disofa.

Melihat Daniel yang terus  mendekatinya dengan segera Rea bangun lalu menyambar tasnya yang ia letakan disampingnya kemudian berlalu masuk kedalam lift menuju lantai atas dan membiarkan Daniel sendirian.

Daniel menatap kepergian Rea dengan perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata kata.

Terbersit penyesalan dalam hati Daniel karna telah menyakiti hati wanita sebaik Rea. Tapi apa  mau dikata nasi telah menjadi bubur seperti halnya kesalahan yang telah terlanjur ia lakukan dan sangat begitu melukai hati wanita yang sangat ia sayangi itu. Kata maaf saja tidak bisa mengembalikan semuanya .

"Maafkan aku Rea!" seru Daniel seraya mengejarnya dan berhasil menarik tangan Rea.

"Apalagi Daniel, apa dengan kau meminta maaf semua akan kembali seperti semula? Tidak kan, jadi buang saja semua kata maafmu itu," sahutnya seraya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Daniel , lelaki yang kini statusnya telah menjadi adik ipar .

Rea kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar ia melihat Firas yang sedang terbaring dengan begitu santainya diatas kasur.

"Aku tidak mau kita tidur dalam kamar yang sama."

"Bagus, silahkan kemasi barang barangmu dari kamar ini!", titahnya.

"Kenapa tidak kau saja yang keluar dari kamar ini."

"Kenapa harus aku yang keluar dari kamarku sendiri?!" sahut Firas dengan tak mengerti.

"Karna jika aku yang keluar dari kamar ini barang barangku sangat banyak dan jika suatu hari ayah dan ibu datang kesini secara mendadak akan sangat sulit untuk kita memindahkan kembali barang barang itu ke kamar ini Fir!"

"Aku tidak mau keluar dari kamarku sendiri!"

"Jika begitu kita akan tinggal dikamar ini tapi kau dibawah aku diatas!" ucapnya penuh kemenangan

"Kenapa jadi seperti itu" teriak Fir.

"Kalo tidak setuju kau boleh keluar sekarang juga."

Dengan terpaksa Fir pun akhirnya menyetujui semua perkataan Rea. Sepanjang malam FIr hanya terus menggerutu dalam hati . Ia merasa heran pada dirinya yang kini entah kenapa tidak bisa melawan wanita yang sekarang menjadi istrinya itu.

.

.

.

.

BERSAMBUNG ✍️✍️✍️