Nayra Putri, gadis cantik yang masih menduduki kursi sekolah. Seiring berjalannya waktu, ia mendapatkan pecahan pecahan memori dan selalu bermimpi hal yang sama, mimpi yang selalu membuatnya menangis saat bangun. Hanya satu kemungkinan yang ada yaitu dirinya mengalami hilang ingatan dan kemungkinan besar mimpi itu adalah sebagian memorinya yang hilang. Lalu siapakah jati dirinya yang asli? Lalu apakah ia dapat bertemu dengan keluarga nya yang sebenarnya?
Novel ini adalah novel kedua author, dan juga novel yang masih berhubungan dengan novel pertama Triple N Tuan De Vegas
(。•̀ᴗ-)✧
Happy Reading (≧▽≦)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon May Gemini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NP 24
Nayra mulai terbangun dari tidurnya, hal pertama yang dia lihat adalah Rafka yang ternyata sudah siuman
"Selamat pagi kak" sapa Rafka dengan senyum lebarnya
"Selamat pagi, bagaimana keadaanmu?"
"Sudah lebih baik"
Nayra hanya menganggukkan kepalanya dan mulai merenggangkan otot lehernya hingga terdengar suara patahan. Lalu dia beralih melihat jam di ponselnya yang ternyata sudah jam setengah 6
"Aku akan kembali sepulang sekolah" pamitnya menepuk kepala Rafka pelan lalu pergi dari sana
Sesampainya di apartemen, Nayra langsung membersihkan dirinya dan memakai seragam. Untung saja dirinya memiliki beberapa pasang seragam cadangan
Nayra melihat luka di sudut bibirnya karena perkelahian kemarin. Tapi dirinya tidak sempat karena sudah hampir jam setengah 7
Tanpa memperdulikan hal itu, Nayra langsung berangkat ke sekolah
***
Bel istirahat telah berbunyi, Nayra bersama Nara pergi ke kantin. Ditengah perjalanan, mereka berdua bertemu dengan inti Black Dragon
Tiba-tiba saja tangan Nayra ditahan oleh Alvaro. Nayra menaikkan satu alisnya, heran dengan lelaki didepannya
"Itu kenapa?" akhirnya Alvaro membuka suaranya namun masih dengan datar dan dingin
Nayra semakin dibuat heran dengan pertanyaan yang dilontarkan Alvaro. Namun tiba-tiba tangannya ditarik oleh Alvaro dan mau tidak mau hanya menurut saja
Ingin melepaskan? Dirinya sudah terlalu malas karena sudah tidak memiliki tenaga. Jujur saja terakhir dia makan kemarin sore dan saat ini perutnya demo meminta diisi
Para inti Black Dragon dibuat tercengang dengan sikap Alvaro. Tidak hanya mereka, para siswa yang berada di koridor juga kaget melihat sikap Alvaro yang terkenal tidak dapat didekati siapapun kecuali para inti Black Dragon
Kembali ke sisi Nayra, saat ini dirinya berada di UKS, dengan Alvaro yang berada di depannya akan mengoleskan salep di sudut bibirnya
"Tahan, mungkin akan sedikit sakit" ucap Alvaro lalu mulai mengoleskan salepnya
"Shttt" ringis Nayra
Alvaro langsung meniup luka itu agar rasa sakitnya berkurang. Nayra yang melihat Alvaro dari dekat tertegun sejenak, jantungnya berdetak kencang mendapatkan perlakuan yang menurutnya manis dari Alvaro. Karena jujur saja dia tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini dari lawan jenis. Tiba-tiba wajahnya terasa panas
Alvaro yang melihat wajah Nayra memerah langsung menempelkan punggung tangannya pada kening Nayra "Kamu sakit"
Nayra hanya bisa memejamkan matanya, dalam hati menjerit merasa karakter fiksi kesukaannya sudah menjadi nyata. Ditambah suara Alvaro yang berat sungguh menambah damage. 'Astaga apa yang kupikirkan' batinnya langsung menggelengkan kepalanya
Ketika membuka matanya yang dia lihat wajah Alvaro yang berada tepat didepannya. Sungguh ini tidak baik untuk jantungnya, langsung Nayra berdiri dari duduknya "Terimakasih" lalu langsung pergi dari sana. Dengan menarik Nara yang ternyata berada di sana dengan inti Black Dragon
"Lo suka sama Nayra?" celetuk Azka
Alvaro hanya diam lalu pergi dari sana tanpa menjawab pertanyaan itu. Senyum tipis terbit di wajahnya, bahkan telinganya saat ini memerah ketika membayangkan raut Nayra yang menurutnya sangat menggemaskan
"Tuh anak beneran suka sama si Nayra?" celetuk Ryan menatap kepergian Alvaro
"Maybe" sahut Reza, dia juga heran dengan sikap Alvaro yang biasanya cuek dengan perempuan. Sekarang malah perhatian
"Udah, kita susul aja" ucap Nathan lalu keluar dari ruang UKS disusul yang lain
***
Akhirnya bel sekolah telah berbunyi, Nayra yang berada di kelas langsung pergi setelah memastikan sudah sepi. Begitupun Nara yang berjalan disampingnya
Setelah sampai di parkiran, Nayra langsung menuju pada motornya dan pergi dari area sekolah
Seperti yang dia katakan tadi akan pergi menemui Rafka di rumah sakit. Tapi sebelum itu dia kembali ke apartemen untuk membersihkan diri dan memasak untuk dia bawa ke rumah sakit
"Kak" panggil Rafka ketika melihat Nayra
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Nayra sembari meletakkan kotak makan di nakas
"Sudah lebih baik"
Nayra hanya menganggukkan kepalanya lalu membuka kotak makan tadi dan dia berikan pada Rafka
Terlihat wajah bahagia dari Rafka ketika menerima makanan dari Nayra. Dan hal itu membuat Nayra tersenyum tipis
"Apa kamu ingin melanjutkan sekolah?" celetuk Nayra
Uhuk uhuk
Rafka tersedak sendiri oleh makanannya, dan langsung meminum air yang berada di atas nakas
Terlihat dia menundukkan kepalanya "Sudah sejak lama aku ingin sekolah kak, tapi kakak tau sendiri jika aku hanya bisa membiayai hidupku sendiri untuk makan saja" ujarnya tersenyum kecut
Nayra terdiam, dia berfikir jika apa yang di maksud Rafka. Dirinya memang memiliki segala hal saat ini, tapi ketika melihat Rafka dia teringat saat hidupnya masih di panti. Itu lebih baik daripada Rafka yang hanya hidup sebatang kara di usianya yang masih muda
"Rafka, kamu mau jika tinggal bareng kakak?"
Terlihat raut terkejut dari Rafka tapi tidak ada satu patah kata yang keluar dari mulutnya
"Aku tau ini mendadak, tapi melihat mu aku teringat kehidupan ku yang dulu. Kamu tau, sebenarnya aku kesepian di kota besar ini" papar Nayra
"Keluarga kakak?" tanya Rafka
"Aku hanyalah anak yatim piatu yang besar di panti asuhan yang jauh dari kota ini. Tapi itu dulu, sekarang aku sudah memiliki keluarga yang mengangkat ku"
"Bukankah sekarang kakak sudah tidak kesepian lagi?"
Nayra menatap Rafka yang terlihat bingung "Memang aku tidak kesepian, tapi keluarga ku berada di kota yang berbeda dengan yang ku tinggali saat ini"
"Kenapa?"
"Karena aku memilih melanjutkan sekolah ku di kota ini"
'Dan mencari penawar racun' lanjutnya dalam hati
"Dengan keluarga pasien Rafka" atensi Nayra dan Rafka langsung tertuju pada suster yang datang ke ruang rawat
"Pasien sudah diperbolehkan pulang" lanjut suster itu lalu pamit undur diri
Nayra langsung menatap Rafka "Kamu mau ikut denganku?"
Terlihat Rafka terdiam, berfikir akan keputusannya. Cukup lama dia berkecamuk dengan pikirannya hingga akhirnya dia menyetujui untuk ikut dengan Nayra
Nayra tersenyum tipis, dia sangat senang karena akhirnya tidak akan sendirian lagi. Setelah mengurus segalanya di bagian administrasi, dia langsung membawa Rafka ke apartemen miliknya
"Woww" itulah kata pertama yang diucapkan Rafka ketika Nayra membuka pintu apartemennya
"Ayo masuk"
Dengan langkah ragu, Rafka memasuki apartemen itu dan melihat sekitar dengan penuh kagum
"Ini kamar kamu" tunjuk Nayra pada kamar yang berada disebelah kamarnya
Rafka langsung memasuki kamar itu, dirinya dibuat kagum dengan desain kamarnya yang terlihat sangat nyaman. Dengan kaca yang bisa langsung melihat pemandangan malam kota Jakarta
"Ini beneran kak, buat aku?"
Nayra langsung menangkup kedua pipi Rafka dan menatapnya "Ya mulai sekarang kamu tinggal disini, jangan khawatir kamu kekurangan karena semua akan kakak tanggung. Anggap kakak sebagai saudara mu dan jangan sungkan. Kamu mengerti"
Air mata langsung mengalir dari mata Rafka, langsung saja dia memeluk Nayra. Dia mendongak untuk melihat wajah Nayra karena tingginya hanyalah di bawah bahu Nayra "Terimakasih kak" lalu dia kembali memeluk Nayra
Bersambung~
sehat n semangat terus ya 💪💪💪💙