NovelToon NovelToon
Netherworld Spirit Realm

Netherworld Spirit Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Roh Supernatural
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia di mana Spirit Master harus membunuh Spirit Beast untuk mendapatkan Spirit Ring, Yin Lian lahir dengan kekuatan yang berbeda: Kontrak Dewa. Ia tidak perlu membunuh, melainkan menjalin ikatan dengan Spirit Beast, memungkinkan mereka berkembang bersamanya. Namun, sistem ini dianggap tabu, dan banyak pihak yang ingin melenyapkannya sebelum ia menjadi ancaman.

Saat bergabung dengan Infernal Fiends Academy, akademi kecil yang selalu diremehkan, Yin Lian bertemu rekan-rekan yang sama keras kepala dan berbakatnya. Bersama mereka, ia menantang batas dunia Spirit Master, menghadapi persaingan sengit, konspirasi dari akademi besar, serta ancaman dari kekuatan yang mengendalikan dunia di balik bayangan.

Di tengah semua itu, sebuah rahasia besar terungkap - Netherworld Spirit Realm, dimensi tersembunyi yang menyimpan kekuatan tak terbayangkan. Kunci menuju puncak bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga keberanian untuk menghadapi kegelapan yang mengintai.

⚠️pict : pinterest ⚠️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Tap. Tap. Tap.

Suara langkah kaki Yin Lian bergema di sepanjang lorong akademi, menyelinap di antara dinding-dinding batu yang dingin.

Ia berlari secepat mungkin, mengabaikan napasnya yang mulai tersengal. Jubah akademinya sedikit berkibar di belakangnya, menunjukkan betapa tergesa-gesanya ia saat ini.

Hatinya berdebar lebih kencang ketika ia melihat pintu kayu besar di ujung lorong.

Ruangan Xu Feiyan.

Tepat di hadapannya.

Ia menghentikan langkahnya tiba-tiba, berdiri tegap sambil mencoba mengatur napas.

Menarik udara dalam-dalam.

Seakan mencoba menenangkan diri sebelum menghadapi sesuatu yang jauh lebih mengintimidasi dibanding perkelahian tadi.

Tangannya terangkat perlahan.

Tok. Tok. Tok.

Ketukan terdengar pelan dan ragu.

Namun, tanpa menunggu balasan, ia menyentuh gagang pintu dan mendorongnya perlahan.

Cklek.

Saat ia melangkah masuk, ruangan terasa hening dan dingin, seperti ada tekanan tak kasatmata yang langsung menyergapnya.

Tatapannya segera bertemu dengan mata tajam Xu Feiyan.

Wanita itu duduk tegap di kursinya, tubuhnya bersandar sedikit ke belakang, tetapi matanya tetap terfokus pada Yin Lian, seolah sedang menilainya dengan seksama.

Seketika, perasaan tidak nyaman menjalar di punggung Yin Lian.

Ia segera menundukkan kepala dalam-dalam, menahan napas sesaat sebelum akhirnya berbicara dengan suara pelan tetapi jelas.

"Maaf, saya terlambat."

Tak ada respons.

Xu Feiyan tetap diam, membiarkan keheningan semakin menyelimuti ruangan.

Yin Lian tidak berani mengangkat kepalanya.

Ia bisa merasakan tekanan itu semakin kuat.

Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan.

Lalu, tiba-tiba—

"Kau akan mendapat hukuman."

Suara Xu Feiyan terdengar datar dan tajam, seolah tak bisa dibantah.

Jantung Yin Lian mencelos.

Ia mendongak dengan terkejut, matanya membesar seketika.

Namun sebelum ia bisa membela diri, Xu Feiyan melanjutkan dengan nada yang tetap dingin tetapi lebih ringan:

"Bukan karena kau berkelahi."

"Aku tahu kau membela teman-temanmu."

"Namun, disiplin tetaplah disiplin."

Setiap kata yang diucapkan terasa menusuk.

"Sebagai murid, kau harus memahami batasan kapan harus bertindak dan kapan harus menahan diri."

Yin Lian menggigit bibirnya.

Ia ingin mengatakan sesuatu, ingin menjelaskan alasannya.

Tetapi tatapan Xu Feiyan membuatnya mengurungkan niatnya.

Tatapan itu tajam dan penuh wibawa, seolah memberitahu bahwa tidak ada ruang untuk perdebatan.

Xu Feiyan berdiri dari kursinya, langkahnya tenang dan anggun saat berjalan menuju pintu.

Saat hendak melewati Yin Lian, wanita itu berhenti sejenak, lalu melanjutkan tanpa menoleh:

"Ikut aku."

Yin Lian masih terkejut.

Namun, melihat Xu Feiyan yang sudah berjalan keluar, ia bergegas menyusulnya, mengikuti di belakang dengan sedikit ragu.

Ia tak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Guru, saya tidak bermaksud mengabaikan janji kita."

Suaranya pelan, hampir seperti gumaman.

"Tapi anak-anak asrama kelas 2... mereka benar-benar keterlaluan..."

Xu Feiyan tetap melangkah tanpa henti, bahunya tetap rileks, seolah tidak terusik sama sekali.

Setelah beberapa detik, ia akhirnya berbicara.

"Anak-anak asrama kelas 2 memang terkadang harus diberi peringatan."

Nada suaranya datar, tetapi ada sedikit nada menghibur di dalamnya.

Yin Lian menatap punggung gurunya, merasakan sedikit kelegaan.

Namun, sebelum ia bisa merespons, Xu Feiyan tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.

"Gerakanmu cukup bagus."

Jantung Yin Lian berdegup lebih cepat.

Ia terkejut mendengar pujian itu.

Xu Feiyan bukan tipe yang suka memuji tanpa alasan.

Bahkan, bisa dibilang wanita ini hampir tidak pernah memuji siapa pun.

"Kau hanya perlu lebih banyak melatih Martial Soul-mu agar berkembang lebih jauh."

Yin Lian mengangguk dalam diam, menyerap setiap kata yang diucapkan gurunya.

Namun, Xu Feiyan belum selesai berbicara.

Ia menoleh sedikit ke arah Yin Lian, lalu bertanya dengan nada tenang, tetapi penuh penilaian:

"Berapa level Spirit Power-mu sekarang?"

Yin Lian tidak berpikir lama sebelum menjawab.

"Level 12."

Keheningan langsung menyelimuti lorong.

Xu Feiyan berhenti melangkah.

Ia tidak langsung bereaksi, tetapi tatapannya berubah.

Matanya sedikit menyipit, ekspresinya menunjukkan sesuatu yang sulit diartikan.

Ia terdiam selama beberapa detik, sebelum akhirnya berkata dengan nada lebih rendah:

"Level 12?"

Yin Lian mengangguk perlahan, tak yakin apa yang dipikirkan gurunya saat ini.

Namun, yang pasti—

Tatapan Xu Feiyan berubah.

Bukan sekadar terkejut, tetapi lebih kepada ketertarikan yang dalam.

Dalam sehari, anak ini berhasil meningkatkan dua angka dalam level Spirit Power-nya.

Itu bukan hal biasa.

Bahkan untuk murid berbakat sekalipun.

Xu Feiyan sudah menebak sejak awal bahwa Yin Lian bukan murid biasa.

Namun perkembangannya jauh lebih cepat daripada yang ia bayangkan.

Wanita itu menutup matanya sesaat, seolah sedang berpikir dalam diam.

Lalu, dengan suara tenang tetapi penuh keputusan, ia berkata:

"Ayo kita cari Spirit Beast untuk mendapatkan Spirit Ring untukmu."

Jantung Yin Lian berdegup kencang.

Matanya membesar seketika, tubuhnya sedikit menegang.

Namun, di dalam dirinya—

Sebuah perasaan antusias muncul.

Karena ia tahu—

Ini adalah awal dari langkah besar dalam perjalanannya.

Setelah meninggalkan akademi Tianlong, Yin Lian dan Xu Feiyan berjalan menyusuri jalan desa yang tenang, dikelilingi oleh rumah-rumah sederhana yang mulai sibuk dengan aktivitas pagi. Udara segar mengalir di sekitar mereka, membuat suasana semakin damai. Namun, Yin Lian tahu tujuan mereka sangat berbeda—perjalanan yang penuh tantangan sudah menanti.

Mereka tiba di depan gerbang besar yang menjulang tinggi. Gerbang itu terukir indah, namun kesan angker dan kuat yang ditimbulkan seolah menghalangi sesuatu yang jauh lebih besar. Xu Feiyan berhenti sejenak, dan Yin Lian mengikuti langkahnya, matanya tertuju pada pemandangan di dalam.

"Ini adalah Star Dou Forest," kata Xu Feiyan dengan nada penuh rasa hormat. "Tempat dimana Spirit Master mencari spirit beast untuk menambah spirit ring mereka."

Yin Lian tertegun sejenak. Star Dou Forest adalah hutan legendaris yang sudah sering ia dengar, tapi baru kali ini ia melihatnya dari dekat. Hutan ini terlihat sangat luas, dipenuhi pohon-pohon raksasa yang tampak seolah menutupi seluruh langit.

Xu Feiyan mengeluarkan sesuatu dari sakunya—sebuah lencana hitam yang berkilau. "Ini adalah Spirit Hunting Badge," kata Xu Feiyan sambil memegang lencana itu dengan hati-hati, lalu menunjukkannya pada Yin Lian. "Untuk memasuki Star Dou Forest, setiap orang membutuhkan lencana ini."

"Spirit Hunting Badge?" Yin Lian bertanya, memperhatikan lencana itu lebih seksama.

"Ya, setiap murid akademi akan diberi lencana oleh organisasi Spirit resmi. Lencana ini berfungsi sebagai tanda pengenal dan menunjukkan tingkat kemampuan seseorang sebagai Spirit Master," jelas Xu Feiyan sambil menunjukkan lencana itu lebih dekat.

Yin Lian mengangguk, mencoba memahami.

"Lencana hitam ini," Xu Feiyan melanjutkan, "diberikan kepada murid atau pengajar tingkat dasar. Ini menandakan bahwa pemakainya baru memulai perjalanan mereka sebagai Spirit Master."

"Lalu ada lencana perunggu," kata Xu Feiyan, "untuk pemula yang harus didampingi saat berburu spirit beast. Mereka masih dalam tahap pelatihan."

"Lencana biru," lanjut Xu Feiyan, "diberikan kepada Spirit Master yang sudah dapat berburu sendirian. Mereka dianggap cukup berpengalaman untuk menangani spirit beast sendiri."

Yin Lian memerhatikan setiap jenis lencana dengan cermat. Xu Feiyan sepertinya sudah mengantisipasi pertanyaan yang mungkin muncul di benak Yin Lian.

"Dan yang terakhir," Xu Feiyan berkata sambil tersenyum sedikit, "lencana emas diberikan kepada mereka yang sudah sangat berpengalaman. Biasanya ini untuk guru senior atau mereka yang memiliki keahlian luar biasa."

Yin Lian mencerna setiap penjelasan dengan seksama. Ia tahu perjalanan ini baru saja dimulai, dan ada banyak hal yang harus dipelajari.

"Jadi, jika aku menjadi murid resmi di akademi," tanya Yin Lian, "aku akan mendapat lencana perunggu?"

"Betul," jawab Xu Feiyan dengan anggukan. "Lencana perunggu menandakan bahwa kamu sudah menjadi Spirit Master resmi, siap untuk berburu dan melatih dirimu."

Yin Lian merasa semangatnya membara. "Aku siap."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!