NovelToon NovelToon
FOREVER HATE YOU

FOREVER HATE YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand
Popularitas:486.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Chyntia R

Jika ada yang paling dibenci oleh Brianna di dunia ini, itu adalah sosok lelaki bernama Arthur Matthews.

Arthur bukan hanya pria yang membully-nya di Universitas, tapi dia juga yang sudah menghancurkan hidup Brianna.

Lalu, apa jadinya jika mereka kembali dipertemukan dalam keadaan Brianna yang sudah berbeda? Apakah Arthur masih bisa bersikap semena-mena padanya? Atau justru ini adalah saat yang paling tepat untuk Brianna membalaskan dendamnya pada lelaki itu?

"Aku bukan lagi gadis yang dulu bisa kau injak-injak. Aku sudah menjadi wanita yang independen dan mampu melawanmu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap membencimu, Arthur! Selamanya!" -Brianna Walton.

"Meski penampilanmu sudah berubah, tapi kau tetaplah Brianna yang dulu. Aku tidak sabar untuk kembali mengusik hidupmu karena kau adalah permainan yang selalu menyenangkan." -Arthur Matthews.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Mirip

Brianna langsung berdiri dari duduknya, menghampiri Jane diambang pintu. Dia memasang senyum yang tampak dipaksakan. Tentu jika bisa, dia ingin mengusir kedatangan Jane ke ruang perawatan Chico tapi dia sadar bahwa dia tak mungkin melakukan itu.

"Bri, maafkan aku mengenai kejadian kemarin."

Brianna memasang cengiran. "Maaf soal apa, Mrs?" tanyanya.

"Aku pikir, aku sudah keterlaluan. Tak seharusnya aku tidak membantumu dan memberimu pinjaman uang untuk pengobatan keponakanmu. Aku minta maaf," kata Jane kemudian.

Brianna hanya bisa mengangguk, tanpa tau harus menjawab apa lagi.

"Apakah kau masih membutuhkan uangnya? Jika ya, aku akan membantumu, Bri." Jane menyentuh punggung tangan Brianna, menunjukkan keprihatinannya.

Rasanya, ingin sekali Brianna berkata pada Jane bahwa semuanya sudah terlambat. Dia sudah mendapatkan uang itu, tetapi dengan sangat terpaksa harus menjual dirinya pada Arthur semalam.

"Y--ya, tapi aku sudah mendapatkan biayanya, Nyonya," jawab Brianna dengan kepala menunduk.

"Benarkah? Kau tidak perlu sungkan untuk mengatakannya padaku jika kau masih membutuhkannya."

Brianna menggeleng. "Tidak perlu, Nyonya. Aku benar-benar sudah mendapatkannya, thank you," tuturnya pelan.

Jane menoleh ke arah belakang tubuh Brianna, dia ingin melihat kondisi anak yang Brianna sebut sebagai keponakannya.

"Ah, bolehkah aku melihat keponakanmu?"

Mata Brianna membola, padahal dia berharap Jane segera pergi setelah mengatakan tujuannya. Tidak disangka jika wanita paruh baya itu juga ingin menjenguk keadaan Chico disana.

"Y--ya." Brianna baru saja menyahut, dan didetik berikutnya Jane sudah berderap mendekat ke arah hospital bed dimana Chico berada.

Disana rupanya Chico masih asik memainkan miniatur kereta api yang tadi dibelikan Brianna, sehingga dia tidak begitu memperhatikan siapa tamu yang datang.

Namun, saat suara Jane menyapa anak itu, jelas saja Chico segera menoleh.

"Hai ..." ujar Jane

Dan saat itu juga tatapan Chico dan Jane bertemu satu sama lain. Chico menyunggingkan senyuman pada Jane yang langsung membuat Jane terpana.

Disaat itulah, Brianna tidak bisa menghindar lagi. Dia memijat pelipisnya yang mendadak pusing memikirkan alasan macam apa yang akan dia berikan jika Jane mencurigai tentang visual Chico yang merupakan duplikat wajah Arthur.

"Bri ..." Jane menatap Brianna, seolah hendak mengutarakan apa yang kini ada dipikirannya. Ya, dia melihat bocah yang sedang sakit itu seperti melihat Arthur diwaktu kecil.

"Yes, Mrs?"

"Bukankah keponakanmu ini mirip sekali dengan putraku?"

Lidah Brianna mendadak kelu. Sesekali dia menatap Jane disana namun sesekali berikutnya dia membuang pandangan ke arah lain, Brianna takut Jane bisa membaca kebohongannya.

"Apa anda bercanda, Nyonya? Dia putraku ... tentu saja dia mirip denganku," jawab seseorang yang tiba-tiba masuk ke ruang perawatan tersebut. Syukurlah Zach telah kembali dan membantu Brianna keluar dari situasi akward akibat pertanyaan Jane sebelumnya.

Jane tertawa melihat Zach yang juga melemparkan senyuman disana.

"Maaf, maksudku bukan begitu," ujar Jane tak enak hati pada Zach. Namun, dia tetap merasa bocah itu mirip sekali dengan Arthur. Warna matanya, rambutnya juga seluruh aspek yang ada pada Chico sangat membuatnya mengingat sosok Arthur yang sekarang mungkin sedang dalam perjalanan kembali ke Canada. Ah, andai ada Arthur juga disini, pasti putranya itu akan sependapat dengannya.

"Tidak apa, Nyonya." Zach memahami Jane menjadi sungkan dengannya, tapi mau bagaimana lagi, dia harus menghindarkan wanita itu mencurigai siapa Chico sebenarnya.

"Hai, boy ... siapa namamu?" Jane mendekati Chico dan bocah itu menjawabnya dengan cepat.

"Hai, aku Chico." Chico memasang cengiran manis, Jane terkesima melihatnya.

"Chico? Nama yang keren," kata Jane yang tiba-tiba mengelus pipi gembul Chico untuk mengikuti naluri hatinya sendiri.

"Thank you, Nyonya," jawab Chico dengan aksen cadelnya.

Jane menggeleng. "No, no, bisakah kau memanggilku Grandma?" ujarnya meminta.

"Tentu saja, Grandma," jawab Chico polos.

Mendengar itu, Zach dan Brianna saling memandang dengan tatapan penuh arti. Jelas mereka tau jika Jane dan Chico benar-benar nenek dan cucu yang sebenarnya. Tapi, mereka tetap memilih bungkam.

"Waktu aku kecil, wajahku mirip sekali seperti Chico, Nyonya." Zach berusaha mencairkan suasana.

"Benarkah?" Jane menatap Zach, tatapannya seperti tengah menyelidik pada paras pria itu. Namun, dia pikir Zach tidak mirip dengan Chico. Hanya saja, Jane tak mau mematahkan kalimat adik Brianna itu.

"Ya. Tentu saja, dia putraku," kata Zach dengan jumawa.

Jane hanya tersenyum melihatnya. Dia kembali pada Chico, entah kenapa dia ingin dekat dengan bocah itu, maka Jane pun berusaha menarik atensi bocah itu.

"Kau suka miniatur kereta ya?" tanya Jane pada Chico.

"Yah, aku sangat menyukainya. Lihat, lokomotif nya sangat bagus. Aku juga sudah punya miniatur excavator dirumah," jawab Chico dengan ujarannya yang cerdas.

"Kau mengoleksinya? Apa lagi yang belum kau punya tapi ingin kau miliki?" Jane bertanya sembari mendudukkan diri di kursi samping tempat tidur Chico.

"Aku belum punya miniatur helikopter. Hanya punya pesawat mainan saja."

"Kau mau? Nanti Grandma akan membelikannya untukmu?" ujar Jane yang langsung mengakrabkan diri dengan bocah itu, wajah Chico yang mirip dengan Arthur tidak bisa dia abaikan begitu saja. Itu menarik perhatiannya sepenuhnya.

"No!" Chico menggeleng berulang. "Aku akan mendapatkannya dari Momma. Atau ayah dan ibuku yang akan membelikan nya," jawabnya bijak.

Jane gemas sendiri melihat interaksi bocah 3 tahun yang tampak cerdas itu. Jika bisa, dia ingin sekali membawa Chico ke hadapan Arthur untuk memamerkan pada putranya itu bahwa ada seorang bocah kecil yang sangat mirip dengan Arthur.

...***...

"Apa kau yakin dia tidak akan curiga?" Brianna menanyai Zach selepas kepulangan Jane dari rumah sakit.

Zach mengendikkan bahu, masih enggan menjawab pertanyaan dari kakaknya.

"Aku pikir dia akan tetap curiga. Walau bagaimanapun, kita semua tau bahwa Chico tidak mirip denganmu ataupun Flo, Zach." Brianna tetap saja mengajak Zach bicara meski dia tau sang adik tengah mendiamkannya perkara pekerjaan sampingannya yang tidak jelas.

"Jangan terlalu memikirkannya, Bri. Yang terpenting dia tau jika Chico adalah putra kami," ujar Flo menimpali.

Brianna menarik nafas pelan. "Bagaimana jika dia mengadukan perihal Chico pada Arthur?" gumamnya lesu.

"Kau sendiri yang mengatakan jika Chico ada bukan karena keinginan pria itu, jadi dia tidak akan peduli meskipun nanti dia tau kalau Chico adalah putranya," jawab Flo.

"Aku tidak yakin, sebenarnya aku berkata demikian hanya untuk menenangkan diriku sendiri." Brianna mengakui perasaan gamangnya tentang hal itu.

"Jangan banyak berpikir mengenai hal yang belum tentu terjadi, cukup halangi pertemuan Chico dengan Arthur setelah Chico benar-benar membaik," ujar Zach yang akhirnya berbicara.

"Dia sudah kembali ke Canada. Itu yang ku dengar." Brianna mengutarakan keadaan yang sebenarnya.

"Kalau begitu, jangan biarkan Nyonya Jane kembali datang menjenguknya," usul Flo.

"Aku tidak yakin, setelah ini aku bisa pastikan jika dia akan sering datang berkunjung," ujar Zach dengan pemikirannya.

Brianna tampak bimbang, sesekali dia mengetuk-ngetukkan jari didagunya sendiri. Tampak berpikir. Entah apa yang dia pikirkan.

"Aku berpikir apa aku keluar saja dari New York untuk menghindari mereka?"

Perkataan Brianna diluar dugaan Zach dan Flo.

"Lalu, bagaimana pekerjaanmu?" tanya Flo bingung. "Jika itu keputusanmu, kami bisa apa, Bri? Tapi, jika aku boleh meminta, aku mau kau tetap disini bersama Chico. Kami juga tak bisa jauh darinya, Bri," ujarnya dengan wajah memohon.

...to be continue ......

......................

Vote senin, kopi, bunga, kirimkan ke novel ini ya. Biar othor semangat up lagi 🙏🙏🙏

1
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Henny Aprilaz
bagus ceritanya
Henny Aprilaz
keren thor🥰
Henny Aprilaz
nah lho...gaskeun arthur🤣
Henny Aprilaz
wkwkwkw...cing garong🤣🤣🤣🤣
Henny Aprilaz
Haha ketemu c arthur...jodo yaaaa
Henny Aprilaz
loading otak c Arthur...tak menyadari bahwa dia mencintai c Bri....😇😇😇
Henny Aprilaz
semangat Bri🥰
Henny Aprilaz
kampret lo Arthur 😡😡😡
Henny Aprilaz
apakah Brianna mendapat pelecehan dari Arthur...d masa lalu
Henny Aprilaz
kayaknya waktu masa kuliah juga Arthur sudah menyukai Brianna dengan cara membully Brianna...menurut qu yaaaaa🤭
ncapkin
Luar biasa
Sry Handayani
flo bener" perempuan tulus
Lilis Ernawati
ceritanya bagusss... tp yg like kok ga byk yaaa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Sry Handayani
bisa tur bisa
Lilis Ernawati
baguuuss bgt ceritanyaaa...
Sry Handayani
Luar biasa
Naruto Kurama
maksdnya 🫣 tiba2 the end,😁
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!