NovelToon NovelToon
Error 404: Geng Gebrasta

Error 404: Geng Gebrasta

Status: tamat
Genre:Romansa / Bad Boy / Tamat
Popularitas:290.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayndf

Balapan, dugem, judi, merokok sudah menjadi dunia dan rutinitas Alanzo Gilbartan setiap hari. Si ketua geng motor dengan muka ala dewa Yunani dan kekayaan yang lebih. Sombong dan urakan adalah dua dari wataknya. Tidak ada yang boleh membuat masalah, semua harus tunduk, atau ia akan terkena batunya.

Hingga ia bertemu dengan Sheryl, cewek misterius dengan sikap tenang dan senyuman santai yang mengalahkan harga dirinya.

Sheryl membuat masalah saat pertama kali bertemu dengannya. Sheryl memiliki Rahasia yang tak ia tahu.

Saat dirinya dan anggota geng lainnya mencari tahu tentang Sheryl di internet, kejanggalan terjadi. Mereka selalu mendapati #ERROR 404.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayndf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan dari Vernos

“Permisi!” Pandangan seluruh siswa sebelas IPS 3 kini teralih pada seorang cowok yang ada di depan pintu. “Sheryl Auristella, dipanggil ke gerbang sekolah, ada yang mau ketemu.”

Sheryl melirik Alanzo yang sedang tertidur di atas bangku, Leon dan Jehab yang sibuk dengan game-nya. Ia berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke gerbang sekolah sesuai instruksi cowok tadi. Sedikit mengerutkan kening karena penasaran siapa yang ingin bertemu dengannya di tengah pembelajaran seperti ini.

Gerbang sekolah tampak sepi. Ia melangkah menuju depan Gerbang dan matanya membelalak kala menemukan dua orang cewek dengan seragam sekolah elite sedang berdiri sambil bersandar di depan mobil Bugatti Chiron mereka.

“Ciao, Caro!” sapa kedua cewek itu secara bersamaan dalam bahasa italia dengan arti ‘Hallo, Sayang!’. Mendapati kedua manusia itu, Sheryl tergemap di tempat.

“I miss you so bad, Sheryl!” kata cewek cantik bernama Taletta yang kini tengah memeluk Sheryl. Sheryl dengan cepat melepas pelukan keduanya, menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat. Cewek itu mendorong tubuh kedua manusia itu menjauh.

“Lo berdua ngapain ke sini?” Sheryl berbicara pelan supaya tidak ada yang mendengar.

Mengetahui ekspresi panik Sheryl, keduanya malah berlagak santai. “Buat nyusulin elo-lah! Tanpa lo, di Surabaya itu rasanya engap! Lo gak balik-balik sih!”

“Jadi kita berdua berencana menetap di Jakarta sama lo supaya lo gak sendirian di sini. Lumayan, hitung-hitung cari cogan!” tambah cewek bernama Hawra membuat Sheryl mengembuskan nafas sambil memutar bola matanya.

“Enggak. Mendingan kalian balik ke Surabaya! Gue bisa hidup sendiri di sini!” saran Sheryl. Hidupnya tanpa mereka berdua saja sudah sumpek, apalagi kalau mereka hadir dalam hidupnya.

“Ck, kita tuh baru nyampe, masa udah disuruh pulang! Seenggaknya lo ajak kita ke tempat di mana lo tinggal sekarang! Kita lagi capek nih! Butuh istirahat!” Taletta menuding bagasi yang berisi koper.

“Kenapa gak cari hotel aja?” heran Sheryl. Mereka berdua malah menepuk pundak Sheryl.

“Kita sih maunya setempat sama lo, satu sekolah sama lo, supaya lo gak mencar dari kita!” jawab Hawra.

Sheryl menggelengkan kepalanya sambil menyipit. Ia ingin menanggapi, tapi cewek bernama Taletta itu menyela.

“And then, guess what! What do we bring?!” Taletta megeluarkan sesuatu dari sakunya. “Taraa! Lamborghini Aventador SVJ Roadster Grigio Telesto!” sebutnya secara lengkap, mengacungkan sebuah kunci mobil di depan Sheryl.

“Udah kita parkirin di bandara!” tambah Hawra.

Sheryl mendengus kesal. Jika ditanya siapa orang tergila yang pernah ia temui, jawabannya adalah kedua cewek di depannya. Mereka lebih gila dan lebih merepotkan daripada Alanzo. “Lo jauh-jauh ke sini buat drifting?”

“Iya dong, gue denger ada tepat strategis buat drifting di Jakarta, dan lo harus ikut!”

Sheryl menatap mata keduanya secara bergantian. “Gue gak bisa. Terserah lo mau apa, menetap di Jakarta, lo cari hotel, lo mau cari sekolah elite di sini, terserah! Asal jangan satu sekolah sama gue, gue gak mau!” Cewek itu hendak pergi, tapi dicegah oleh Taletta.

“Gue kangen lo yang dulu, Sher.”

Sheryl terdiam sesaat. Ia menatap cewek itu lekat. “Lo tahu ‘kan gue udah gak bisa kayak dulu lagi? Gue berubah sejak kejadian itu ...,” lirihnya menatap kosong ke depan.

“Tapi, sampai kapan lo bakal di sini dan kayak gini?” tanya Taletta serius yang hanya ditatap oleh Sheryl.

***

Seolah mendapatkan bongkahan berlian, para siswa keluar kelas berbondong-bondong dengan perasaan senang kala mendengar bel pulang berbunyi. Saling mengambil kendaraan masing-masing di parkiran. Seperti yang Alanzo dan Sheryl lakukan kali ini. Alanzo memasangkan helm kuningnya pada Sheryl.

“Tadi lo ketemu siapa?” tanya Alanzo. Semenjak Sheryl balik usai menemui seseorang, ekspresinya hanya datar.

“Bukan urusan—“

“Bukan urusan gue? Lo inget lo pacar gue?” Alanzo tersenyum menang.

“Ketemu temen lama dari Bandung,” jawabnya asal.

“Cewek atau cowok?”

Sheryl mengerutkan kening. “Emangnya kenapa?”

“Jawab aja!”

“Se-kepo itu lo pingin tahu hidup gue?”

“Gue cuma gak suka apa yang jadi milik gue disentuh cowok lain.”

“Kalaupun cowok dia gak bakal berani nyentuh gue.”

Alanzo terlihat kesal dengan jawaban Sheryl. Belum juga ia menjawab, suara Jehab dan Andro menginterupsinya, berlari tergesa-gesa ke arahnya. “Vernos nyerang kita lagi!”

Mendengar itu, Alanzo langsung mengarahkan padangannya pada gerbang yang sudah dipenuhi kericuhan antar anggota Vernos dan Gebrastal yang saling serang. “Anjing!” umpatnya kemudian berlari keluar gerbang sekolah yang diikuti oleh Jehab dan Andro.

Beberapa murid yang tadi ingin pulang, kini mengurungkan niatnya, berlari kembali ke dalam kelas karena takut dan menghindari keributan. Sheryl masih saja diam di tempat mendapati suasana itu sebelum seorang siswi yang tengah berlari ke arahnya menepuk pundaknya panik.

“Sher! Lo gak papa?!” tanya Rimbi.

“Gue gak papa, emang kenapa?” Mereka berdua melihat ke arah gerbang.

“Mereka itu geng Vernos, musuh bebuyutan Gebrastal dari dulu! Mereka tuh selalu aja saling serang!” Ucapan Rimbi membuat Sheryl menoleh padanya. Rimbi segera menarik tangan Sheryl agar aman masuk ke dalam kerumunan yang berdesak-desakan.

Sayangnya, tarikan Rimbi terputus dari tangannya. Sheryl ditarik oleh seseorang ke tempat yang sepi keluar sekolah. Dihadapkan dengan empat cowok yang sedang tersenyum miring dengan jaket bertuliskan Vernos di punggungnya. “Lo pacarnya Alanzo, ‘kan?”

Kedua tangannya dicekal membuat Sheryl tak bisa bergerak. “Cantik juga. Bisalah kalo kita culik buat ntar malem!” Cowok di depannya menyentuh dagu Sheryl.

“Kalo kita gak bisa dapetin markas Gebrastal dan gak bisa ngalahin Alanzo, gue bisa ambil pacarnya Alanzo yang katanya masih perawan.”

Dikatai seperti itu, Sheryl hanya berlagak tenang. Tidak minta tolong seperti kebanyakan orang lakukan. Ia malah tersenyum meremehkan. “Lo sentuh gue, hidup lo semua kiamat!”

Keempat cowok itu tertawa saat mendengar ancaman Sheryl. Cowok di depannya yang Sheryl ketahui bernama Erza dengan pangkat wakil ketua geng dari tulisan di jaketnya itu mendekat ke arah Sheryl yang masih ditahan dan tak bisa bergerak. “Lo pikir lo siapa? Cewek kayak lo gak bisa apa-apa! Sedang kita, kita bisa lecehin lo di sini kalo kita mau! Di sini sepi!”

Erza mendekatkan bibirnya ke bibir Sheryl, hendak mencium cewek itu. Namum dengan cepat, Sheryl menendang perut cowok itu dengan dengkulnya, tak lupa orang yang memeganginya. Mereka tidak terima dan ingin menyerang Sheryl. Tapi, bug!

Sheryl meninjunya. Dengan teknik bela diri yang cewek itu miliki, ia mengangkat kakinya ke atas, menendang kepala cowok itu dengan kemampuan taekwondo.

Brak! Bukan hanya taekwondo, tapi seperti seorang Pejudo handal, Sheryl berhasil membanting tubuh cowok yang hendak memukulnya, menjatuhkannya ke tanah sebelum menarik tangan cowok yang sedang kesakitan itu ke belakang. Sheryl berhasil melengahkan empat orang.

Semua itu tak luput dari mata Erza yang kini terbaring di tanah. Sheryl pasti bukan cewek biasa. Ia bisa mengusai berbagai teknik bela diri yang kadang tidak diajarkan oleh pelatih biasa. Teknik yang Sheryl lakukan tidak seperti yang Erza lihat sebelumnya.

Sheryl masih tetap dengan posisi berdirinya, tidak lengah sama sekali. Ia menepuk-nepuk bajunya, memiringkan kepala, dan tersenyum miring. “Gue udah bilang, ‘kan? Lo sentuh gue, lo habis.”

Lalu meninggalkan anggota Vernos yang terbaring di tanah.

***

1
rysaa
kapannn bkin new story kangennn bgt critaaa othorrrrr
Otaaa
keren banget thorrr
Aziz Efendi
baik seruuu
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
oooh gitu, maaf om udah suudzon hihi ✌️
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
disini jelas kalo bapaknya alanzo sendiri yg nolak permohonan biar sheryl ga di keluarin krn sheryl berbeda berarti bapaknya tau siapa sheryl kan? kok di bab tengah bapaknya alanzo jd seolah gatau siapa sheryl sih 😌
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
bingung gua bapaknya pro sheryl apa enggak sih sebenernya perasaan di bab awal dulu waktu sheryl diminta biar keluar dr sekolah pak kepsek sendiri yg bilang kalo udah ngomong ke pak jovan dan di tolak, gua pikir itu bapaknya alanzo kenal dan mau ngelindungin sheryl kok di sini kesannya kayak benci 🤔
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
mau mimisan ke mau kagak kek, lu pikir mainan sama phobia orang lucu hah, jatohnya udah bullying tauk dasar bocah kosong 😩
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
coba pindah dunia nyata, ini gua cari ada kok di mbah google ada IG nya malah, tp masih bayik wkwk
hairul amin
Luar biasa
Chalista elisyaa
suka ceritanyaaaa
dede imel
smart girls
Rana Syifa
/Heart/
alsava
thanks thor untuk cerita bagusnya 👍
alsava
keren Thor
alsava
Aahhh suka bgt sama cewe yg bisa bela diri!
alsava
penasaran 😬
alsava
ada apa ya sama Sheryl???
alsava
bagus sheryl/Facepalm/
alsava
tetep aja murahan/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
alsava
keren Sheryl!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!