NovelToon NovelToon
Hunter System

Hunter System

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Solo Leveling
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: MeowMoe

IG : @_meowmoe_

🥇Juara 1 - lomba menulis : Hunter X Dungeon

Hunter System (Sistem Pemburu)

Di balik sebuah gerbang Dungeon terdapat beragam monster yang berasal dari dunia lain.
Monster-monster yang kapan pun siap menginvasi umat manusia di Bumi.

Alvin, seorang Hunter berperingkat rendah yang selalu diejek oleh teman-temannya saat masih berada di Akademi Hunter, hampir saja tewas di dalam sebuah Dungeon saat rekan dalam tim raid mengorbankannya sebagai umpan pada para monster.

Saat sekarat, Alvin tiba-tiba mendengar suara robot elektronik terngiang di kepalanya.

["Aku adalah Sistem Pemburu, aku akan membantumu memburu para monster dan makhluk apa pun yang mengganggumu."]

Walaupun Alvin meragukan suara dari sistem yang telah masuk ke dalam pikirannya, pada akhirnya ia menerima bantuan Sistem Hunter, yang berjanji akan menjadikannya sebagai pemburu terkuat di dunia. Seorang pemburu yang akan menghabisi seluruh monster di Dungeon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeowMoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 - Memulai Sebuah Bisnis

...Bagian 3 : Lima Pekerjaan Hunter...

...☆ ☆ ☆...

Beberapa orang yang singgah atau melintasi halte bus yang agak sepi dari calon penumpang itu selalu menoleh pada wanita muda yang sudah selama 30 menit lebih duduk dengan gelisah di tempat perhentian bus.

Orang-orang selalu memerhatikannya karena wanita itu terlihat sangat mencurigakan. Ia selalu melihat ke arah kiri dan kanannya setiap saat dan terus menarik topinya untuk menutupi wajah setiap kali ada mobil SUV melintas di jalanan itu.

Koper hitam besar yang ia bawa juga membuat kecurigaan orang-orang padanya semakin bertambah.

"Apa dia salah satu buronan Asosiasi," bisik beberapa orang yang sedang jalan berdua atau berkelompok dengan teman-temannya, saat mereka menatap pada wanita itu.

Dia masih tetap berada di tempatnya duduk sejak awal, sampai akhirnya ia langsung lari saat melihat SUV hitam dengan logo Asosiasi Hunter tiba-tiba berhenti dan parkir di tepi jalan tepat di depan halte itu.

'Apa ada yang melaporkan ku?'

Vina Rufino berusaha berlari secapat yang ia bisa, terutama saat melihat 3 pria berstelan jas hitam mulai mengejarnya.

“Hei, nona! Tunggu!”

Tanpa memerdulikan permintaan itu, Vina terus berlari di sepanjang trotoar, sampai akhirnya menemukan sebuah gang di antara dua buah bangunan dan berbelok ke dalamnya.

Namun, pengejaran padanya berakhir singkat. Bagi 3 hunter itu, mengejar manusia normal seperti Vina, bukanlah hal yang sukar untuk dilakukan.

“Kenapa kau lari?! Kami hanya ingin memeriksa identitas mu.” Ucap salah satu pria dengan tatapan kesal.

Sepanjang hari ini mereka sudah berkeliling Kota S hanya untuk mencari buronan yang sangat diinginkan ketua mereka, Alvin dan Vina Rufino.

Norman Lewis meminta semua hunter Asosiasi untuk menangkap dua bersaudara itu sebelum mereka berada di bawah perlindungan Arthur Maxwell, musuh bebuyutannya.

“Kalian yang mengejarku. Dan untuk apa kalian ingin memeriksa identitas ku? Aku bukan seorang hunter yang harus tunduk pada peraturan Asosiasi.”

Pria itu mendengus kesal.

“Maaf. Tapi kami hanya melaksanakan tugas."

“Tugas? Mengejar warga sipil?”

“Nona, tolong. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Kami hanya mencari…”

Buakkk… Buakkk… Buakkk…

Ketiga hunter itu langsung jatuh terkapar dan pingsan sebelum mereka sempat menyadari kehadiran Alvin yang langsung menyerang mereka begitu ia tiba di situ.

"Bisa menyembunyikan energi Mana memang sangat baik untuk menyerang secara diam-diam," pikir Alvin, sembari melihat 3 hunter yang kini terkapar di jalan.

“Kenapa kau lama sekali?”

"Aku yang harusnya bertanya. Kenapa kau malah pergi? Di mana tuan Xavier?"

"Dia menyuruhku lari dan mencegat orang-orang dari Asosiasi di depan pintu rumah kita."

Alvin menghela nafas panjang, merasa tidak enak karena sampai harus merepotkan Robert Xavier juga.

"Tapi, kenapa kau menyuruhku mengemas semua pakaian? Kenapa kita tidak sembunyi di kediaman tuan Maxwell saja? Aku sudah aman di sana sebelum kau meminta ku untuk pergi bersama mu."

"Nanti ku ceritakan," sahut Alvin sembari menyambar koper Vina dari tangannya dan memindahkan koper itu ke pundaknya.

Walaupun Vina tahu bahwa adiknya itu pasti lebih kuat dari orang normal, namun ia merasa aneh saat melihat pria sekurus Alvin bisa mengangkat koper besar itu dengan sangat mudah.

Apalagi, sepengetahuannya melalui berita-berita, Alvin sedang terluka parah.

.........

“Ngomong-nomong, apa kau baik-baik saja?”

“Aku? Ya. Aku baik-baik saja.”

“Syukurlah. Aku melihat mu sepertinya terluka sangat parah saat baru keluar dari gerbang itu.”

Alvin tersenyum mendengar itu. Kekhawatiran seorang keluarga memang sangat berbeda dengan orang lain setelah melihat berita itu.

Jika itu orang lain, mereka pasti akan mengkhawatirkan seorang buronan yang sedang berkeliaran bebas. Sedangkan Vina, lebih mengkhawatirkannya karena terluka. Padahal, banyak video setelah itu yang menunjukkan Alvin sudah baik-baik saja saat masuk ke ruang rawat inap Brondy.

“Kau tidak usah mengkhawatirkan hal seperti itu.”

"Tsk..., kau selalu menganggap remeh hal-hal seperti itu. Kau selalu pulang dengan banyak luka setiap kali melakukan raid."

"Maaf sudah membuat mu khawatir."

“Ya sudahlah... Tapi, kemana kita akan pergi? Kenapa kita tidak menumpang di kediaman Maxwell saja? Ayah mengatakan bahwa mereka akan lebih mudah melindungi kita jika kita berada di sekitar mereka.”

“Tidak apa-apa. Mulai sekarang aku yang akan melindungi mu dan ayah.” Sahut Alvin.

Vina mengernyitkan alisnya sambil menahan tawanya saat mendengar ucapan itu keluar dari mulut adiknya. Entah kenapa kata-kata yang adiknya ucapkan itu sangat lucu baginya.

"Kau sok keren."

"..."

Alvin dapat mendengarkan suara Sistem tertawa dengan sangat nyaring di dalam kepalanya.

......................

Setelah berjalan kaki selama hampir 1 jam, kedua bersaudara itu tiba di dekat sebuah perhentian bus lain yang berada di perbatasan Kota S dan Kota T.

Di sana, ada sebuah mobil boks terparkir dengan suara musik nyaring dari dalamnya.

Alvin membawa Vina pergi menghampiri mobil itu. Ia kemudian mengetuk kaca depan truk di samping kursi pengemudi.

Tak lama kemudian, suara musik terhenti dan seorang pria berusia akhir 30an menurunkan kaca jendela dan menatap Alvin.

Alvin langsung menyapa pengemudi truk itu. “Anda tuan Nowel?”

Mendengar itu, Thomas Nowel langsung membuka pintu lalu turun dari kursi pengemudi dan menyapa balik Alvin. “Ya, aku Thomas Nowel. Kau Alvin Rufino, kan?”

Alvin mengangguk. Ia tidak terkejut jika Thomas langsung bisa mengenalinya.

‘Dia pasti tahu wajah ku dari menonton berita.’

“Apakah itu barangnya?” tanya Thomas sembari menatap koper besar di pundak Alvin.

“Bukan. Ini…,” Alvin tidak mungkin mengatakan bahwa itu adalah pakaian kakaknya. Ia tidak ingin Thomas tahu bahwa ia sekarang sedang membawa kakaknya melarikan diri dari Asosiasi.

“Kau tidak usah menutupi apa pun dari ku. Dia kakakmu yang sedang dicari Asosiasi juga?" tanya Thomas, sembari menatap Vina yang menutupi wajah dan kepalanya dengan masker dan topi.

Alvin mengangguk.

"Aku bisa memahaminya. Siapa yang tidak pernah mendapatkan masalah dengan Asoasiasi kota kita yang sangat korup?” Thomas tertawa kecil.

Alvin tidak menanggapinya dan hanya tersenyum miris.

“Apa kau belum membawa barangnya?”

“Aku menyimpannya di sekitar sini.” Sahut Alvin sembari menurunkan koper dari pundaknya dan meletakkan koper itu di atas tanah di dekat truk. Setelah itu, Alvin berbicara kembali, “Bisakah kau menunggu sebentar? Aku akan mengambilnya."

"Apa kau akan lama?"

"Tidak. Beri aku waktu 20 menit."

"Baiklah."

Alvin kemudian menarik tangan Vina dan mengajaknya pergi untuk mengambil barang yang mereka maskud.

......................

“Siapa dia?” tanya Vina yang sebenarnya sejak awal melihat pria itu merasa sangat tidak nyaman dan curiga.

Pria itu memang tampak mencurigakan. Wajahnya dipenuhi bekas luka belum lagi tampangnya yang sangar dan tubuhnya yang kekar. Ia tampak seperti seorang tokoh penjahat di film-film.

“Dia mitra bisnis ku.”

“Apa? Apa yang sedang kalian bisniskan? Bukan hal yang melanggar hukum, kan?”

Alvin diam sejenak memikirkan apakah hal itu melanggar hukum atau tidak.

"Kita sekarang adalah buron Asosiasi Kota S. Jadi, tidak apa-apa kan berbisnis barang yang melanggar hukum?"

"Apa?! Kau sudah gila ya?"

Alvin tertawa. Ia tidak menjawab pertanyaan Vina tadi dan terus membawanya pergi sampai akhirnya mereka sampai di sebuah taman kecil yang tak jauh dari perhentian bus.

Di sana, Alvin memanggil jendela inventory nya lalu mengambil 4 karung yang terbuat dari kulit serigala.

Melihat sesuatu tiba-tiba saja muncul di tangan Alvin, tentu saja membuat Vina terkejut.

"B-bagaimana... Apa kau sedang melakukan trik sulap?"

Belum habis rasa terkejut Vina, Alvin sudah mengeluarkan beberapa jenis barang lagi. Barang-barang itu berupa pedang, tombak, baju zirah, rompi kulit, sepatu, helm, sarung tangan dan berbagai macam perlengkapan yang biasanya digunakan para hunter untuk melakukan raid.

Tanpa memerdulikan wajah bingung Vina, Alvin terus melakukan pekerjaannya. Ia mengemas semua benda-benda itu ke dalam karung kulit serigala lalu mengikatnya.

“Nah, aku sudah selesai. Ayo kita kembali.” Ajak Alvin yang langusng berjalan mendahului Vina sembari memeluk 2 karung besar yang ia apit di kedua ketiak dan membawa dua lainnya di masing-masing genggaman tangannya.

“Bagaimana kau bisa mengeluarkan benda-benda itu dari udara?”

“Aku memiliki sejenis gudang tak terlihat.”

“Ah, begitu,” Vina menganggukkan kepalanya beberapa kali. Itu bukan hal aneh lagi baginya. Ia sering mendengar hal-hal ajaib yang dimiliki seorang hunter.

Untungnya, Vina menghayalkan hal itu terlalu berlebihan. Jika dia seorang hunter maka dia akan tahu bahwa hal seperti itu tidak ada. Hanya Alvin yang memiliki inventory tak terlihat yang Sistem berikan padanya. Karena itulah dia tidak ingin menunjukkan hal itu di hadapan Thomas.

“Apa kau harus pergi ke tempat tadi jika ingin menyimpan dan mengambil barang-barang mu?”

‘Nah, dia salah paham.’

......................

Thomas menatap isi karung yang Alvin bawa dengan wajah takjub. Kedua mulutnya bahkan sampai menganga.

“I-ini semua milik mu?”

“Ya.” Sahut Alvin. “Kau bisa memeriksa kualitasnya.”

Thomas mengangguk dan dengan cepat mengeluarkan alat pendeteksi sihir lalu memindai semua barang yang Alvin bawa.

Baru sebuah armor saja yang ia pindai, Thomas sudah terbelalak. Saat ia sudah selesai memindai semua barang, ia akhirnya jatuh terduduk di dalam boks mobilnya dimana mereka saat ini berada.

“Bagaimana?” tanya Alvin dengan sedikit tidak sabaran. Mereka sudah terlalu lama berada di pinggir jalan. Ia agak khawatir jika ada hunter Asosiasi yang sedang mencarinya kebetulan lewat di tempat itu dan memergoki mereka.

“Bro… terus terang…,” Thomas menjeda ucapannya. Ia menatap semua barang yang Alvin bawa sebelum menatap Alvin kembali dan melanjutkan kalimatnya, “Aku sepertinya tidak bisa membeli semua barang ini," ucap Thomas, sembari menatap Alvin dengan raut wajah menyesal.

"A-apa?!"

Tentu saja apa yang Thomas katakan membuat Alvin terkejut. Ia tahu bahwa barang-barang perlengkapan raid itu memiliki kualitas yang sangat bagus jika dibandingkan dengan yang dijual di pasaran.

'Tapi dia tidak ingin membelinya? Kenapa?'

1
Akbar
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Argon wisnu handoko
good
Argon wisnu handoko
keindahan mata-mata
Akbar
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
AHMAD BAIHAKI
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Another Heaven
good!
Madara_kw
Aku madara mengakui novel ini sebagai novel terhebat pernah kubaca
karyaku: hi kk, mampir yuk di cerita author." transmigrasi menjadi istri mafia " jangan lupa ya, di jamin seru deh.
Nika: terharu 😭
total 2 replies
Madara_kw
novelnya seru kak endingnya juga ok kok
Nika: terima kasih kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
seru terus happy ending?hahaha liat sendiri lah/Chuckle/
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
nah ini nih yang dikatakan happy ending,kalo sad ending alvin hilang orh dicintai,kalo bad ending dunia musnah,kalo perfect ending ga ada yang mati ato kehilangan orang tersayang kayak alvin kehilangan mina #INEEDPERFECTENDING/Sob/
Madara_kw
kok nangis ya ketika tau angka 10 itu
Nika: ada cerita tentang Mina kak di novel satunya Godess Of War
total 1 replies
abdillah musahwi
banyak kali ESnya, nggak kedinginan tuh😁
Nika: wkwkkwk /Joyful/
total 1 replies
abdillah musahwi
selamat meninggal Shiva🙋
Nika: /Smirk/
total 1 replies
Razfiqh
hrs nya begitu kan? "hingga kini ia berada di level 62" kl gini kan kek kurang pas aja "hingga ia kini berada di level 62"
Ridwan Maulana
Luar biasa
Nika: thank you kak 🙏💖
total 1 replies
abdillah musahwi
sistem geblek😁
abdillah musahwi
sistemnya nakalan 😁😁😁😁
Razfiqh
Bodoh.... knp ninggalin surat njingg....kan bisa nanti ngomong berdua
Tatang
makin lama baca makin ga ngerti inti cerita nye kasihan otak gue yg minimalis ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!