Untuk melunasi hutang Ayahnya, Silvi terpaksa menikah dengan Andika. Sejak saat itu hidupnya seperti di neraka. Dia hanya menjadi pemuas Andika yang memang seorang casanova itu. Meski sudah memiliki Silvi tapi dia masih saja sering mengajak wanita lain ke apartemennya.
Silvi merasa tidak sanggup lagi dengan kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan Andika, akhirnya dia kabur. Andika terus mencari dan ingin membawanya kembali. Di saat itulah Andika merasa kehilangan.
Berbagai cara sudah Andika lakukan untuk mendapatkan Silvi lagi. Apakah Silvi mau kembali dengan Andika atau Silvi lebih memilih bersama Dion, sahabat yang selalu setia menemaninya dan juga mencintainya dengan tulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Setelah melakukan latihan selama hampir dua bulan bersama Dion, kini Silvi sudah siap menunjukkan kemampuannya. Dia berharap, kali ini dia bisa memenangkan kompetisi itu.
Dia kini duduk di depan ruang ganti sambil menunggu antrian dan juga menunggu Dion yang membawa kostum untuknya. Tidak biasanya Dion datang terlambat seperti ini.
Beberapa saat kemudian terlihat Dion berjalan ke arahnya. "Sorry, gue agak telat. Ini kostum kita. Kita pakai topeng pesta. Nanti kita jalan dari sisi kanan dan kiri lalu bertemu di tengah, seperti latihan yang terakhir kemarin."
Silvi hanya menganggukkan kepalanya selama Dion menjelaskan padanya. Dia sangat setuju dengan ide Dion kali ini.
"Oke, sekarang kita siap-siap. Nanti langsung kamu tunggu di panggung sebelah kanan saat menunggu giliran kita." kata Dion lagi. Dia membalikkan badannya dan berjalan menuju ruang ganti laki-laki.
"Oke." Kemudian Silvi segera masuk ke dalam ruang ganti. Setelah berganti kostum, dia memoles wajahnya lalu menata rambutnya. Kemudian dia pakai topeng pesta yang cantik itu. Sangat cocok dengan tema dance nya kali ini.
Setelah selesai, Silvi berjalan menuju panggung sisi kanan. Dia menunggu giliran di urutan nomor 5 yang sebentar lagi akan dimulai.
Dadanya semakin berdebar saat peserta nomor 4 sudah menyelesaikan tariannya. Setelah peserta nomor 5 dipersilakan naik ke atas panggung, Silvi bersiap di sisi kanan panggung. Saat musik dimulai, dengan gerak lincahnya dia ke tengah panggung dan berpapasan dengan Dion. Tangan mereka saling terpaut dan berputar dengan mata yang saling bertatapan.
Tunggu dulu, tangan ini bukan Dion.
Silvi semakin menatap sorot mata itu, aroma tubuhnya dan perawakan dengan dada bidang itu jelas bukan milik Dion.
Gak mungkin!!
Silvi mengikuti setiap gerakannya dengan dada yang berdebar tak karuan. Bahkan tatapan matanya tak lepas dari wajah yang bersembunyi di balik topeng pesta itu.
Tenaga Silvi seolah hilang entah kemana. Dia seperti pasrah dengan gerakan dan tarikan tangan lelaki itu. Lelaki yang ada di depannya itu sudah fasih dan hafal dengan tarian itu.
Musik berhenti tepat di ujung tarian. Lelaki itu masih mengenggam tangan Silvi. Tatapan mereka masih saja terpaut. Lampu panggung juga masih menyorot mereka berdua.
Dia kini berlutut dan membuka topeng itu lalu tersenyum manis pada Silvi.
Silvi membulatkan kedua matanya. Benar sekali dugaannya. Dia adalah Andika. Apa maksudnya? Mengapa dia menyamar menjadi Dion.
Silvi berusaha menarik tangannya tapi tangannya begitu erat digenggam Andika.
"Sil, tolong beri aku waktu sedikit saja."
Akhirnya Silvi tak berusaha melepas tangannya lagi. Dia kini terdiam menatap Andika.
"Sil, aku tahu, apa yang telah aku lakukan sama kamu dulu sangat keterlaluan dan tidak pantas untuk dimaafkan. Tapi, jujur saja, aku benar-benar mencintai kamu. Aku terus berusaha untuk berubah karena aku ingin menghabiskan sisa umurku hanya bersama kamu." Kemudian Andika mengambil sebuah kotak bludru yang berwarna merah dari saku celananya. Dia membuka kotak itu dan mengulurkannya di hadapan Silvi. "Will you marry me?"
Detak jantung Silvi semakin tak beraturan. Benarkah sekarang dia dilamar di hadapan banyak orang oleh Andika. Dia tidak menyangka momen ini akan terjadi di hidupnya.
Silvi menatap Andika lalu pandangannya beralih menatap penonton yang antusias menanti jawaban Silvi. Ada yang merekam dan ada juga yang ikut tersenyum melihat keromantisan itu.
Di barisan terdepan, ada Dion yang sedang melipat tangannya sambil tersenyum.
Jadi semua ini memang rencana Dion.
"Silvi, aku berjanji akan selalu menjaga kamu dan aku tidak akan menyakiti kamu seperti dulu lagi." kata Andika lagi. Wajahnya begitu terlihat memohon.
Silvi semakin bingung, sedetik kemudian perlahan dia melepas genggaman tangan Andika, lalu membalikkan badannya dan berjalan pergi tanpa berkata apapun.
Ya, aku memang sudah tidak bisa memiliki hati kamu lagi.
Perlahan Andika berdiri. Dia melangkah pelan menuju arah yang berlawanan dengan Silvi.
Tapi sedetik kemudian Silvi menghentikan langkahnya. Dia membalikkan badannya, dengan langkah cepatnya dia berlari lalu memeluk Andika dari belakang.
"Jangan pergi, aku juga sangat merindukan Pak Dika." kata Silvi pada akhirnya. Kali ini dia menuruti apa kata hatinya.
Raut kecewa dan sedih itu seketika sirna dari wajah Andika. Dia kini membalikkan badannya dan menatap Silvi. "Are you sure?"
Silvi menganggukkan kepalanya pelan.
Andika mengusap pipi Silvi sesaat lalu dia kembali membuka kotak bludru itu. "Will you marry me?" tanyanya sekali lagi.
Silvi menatap Andika dengan mata binarnya, lalu dia menatap cincin yang cantik itu. Beberapa detik kemudian dia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Yes, i will."
Andika semakin tersenyum bahagia. Kemudian dia memakaikan cincin itu di jari manis Silvi lalu mereka saling berpelukan. Pelukan hangat yang sudah lama tidak mereka rasakan.
Tepuk tangan meriah dari penontom mengiringi adegan romantis itu.
"Aku janji, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku akan membawa kedua orang tua aku untuk melamar kamu lalu kita adakan acara yang mewah dan akan aku umumkan pada dunia, kita telah kembali bersatu dengan cinta." kata Andika sambil meregangkan pelukannya.
Silvi hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
Dion masih tersenyum kecil sambil melipat kedua tangannya. Meskipun jauh di lubuk hatinya terluka tapi dia sangat bahagia melihat kebahagiaan Silvi.
Silvi, semoga kamu selalu bahagia...
💕💕💕
.
Like dan komen ya...
ditgg karya selanjutnyaaaa