Sahira Anastasia, seorang gadis berusia 22 tahun yang baru lulus kuliah harus bersusah payah mencari pekerjaan demi menuruti kemauan ibu tirinya yang terbilang kejam.
Setelah sempat bekerja di sebuah toko roti, Sahira akhirnya memutuskan keluar dan menaruh banyak berkas lamaran ke perusahaan-perusahaan di kotanya demi mendapat pekerjaan lebih layak.
Akhirnya ia diterima di sebuah perusahaan, tapi naas akibat phobia yang ia alami saat menaiki lift, ia harus ditolak oleh Alan Dwinanda sang CEO perusahaan tersebut.
Beruntung Sahira bertemu Saka Alfian, sang kakak dari Alan yang mau membantu untuk bekerja disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Yoshi penasaran
Sahira pulang ke rumah bersama Alan yang mengantarnya, ia pun turun dari mobil dan menghadap wajah Alan sambil tersenyum untuk mengucapkan terima kasih. Alan tak berhenti sampai disitu, ia ingin mengantar Sahira ke depan rumah gadis itu dan berkenalan dengan orang tua Sahira.
Sontak saja Sahira merasa bingung, ia tak mau Alan bertemu dengan ibunya karena khawatir ibunya itu masih marah padanya. Ya sebelum ini mereka memang sempat berselisih paham ketika Fatimeh datang ke kantor dan bertemu dengan Alan, oleh sebab itu lah Sahira takut untuk mempertemukan ibunya dengan Alan.
"Pak, kayaknya udah deh bapak antar saya sampai sini aja. Saya gak mau bikin ibu saya marah kalau ketemu sama bapak, nanti saya juga yang gak enak pak," ucap Sahira.
"Gapapa Sahira, justru saya kesini kan mau sekalian minta maaf sama ibu kamu. Waktu itu saya memang salah, makanya saya mau minta maaf," ucap Alan.
"Tapi pak, ibu saya itu orangnya sulit memaafkan. Apalagi waktu itu bapak ketus banget ke ibu saya," ucap Sahira.
"Iya iya, saya minta maaf deh sama kamu juga Sahira karena saya udah ketus ke ibu kamu. Kamu mau kan maafin saya dan izinin saya buat ketemu ibu kamu?" ucap Alan.
"Umm gimana ya pak? Saya juga bingung soalnya," ucap Sahira berpikir keras.
Alan mengerutkan keningnya seraya menggeleng pelan, lalu satu tangannya meraih lengan Sahira dan digenggam erat. Tentu Sahira terkejut, ia terperangah menatap wajah Alan seolah tak percaya jika pria itu menyentuh tangannya.
"Kamu kenapa? Gak senang saya pegang tangan kamu kayak gini?" tanya Alan.
"Eee bukan gitu pak, saya cuma kaget aja. Kok bapak mau sih gandeng saya?" jawab Sahira.
"Ya emangnya kenapa? Saya terbiasa gandeng tangan siapapun yang jalan sama saya, jadi kamu gausah kaget gitu Sahira," ucap Alan.
"Ohh, termasuk cowok juga pak?" tanya Sahira.
"Enggak lah, gila kamu ya? Maksud saya itu kalau orangnya cewek, lagian saya masih normal kali," jawab Alan dengan ketus.
Sahira terkekeh kecil, "Hahaha, iya pak saya bercanda kok. Tapi, lepasin tangan saya ya pak? Gak enak kalau dilihat orang lain," pintanya.
"Saya gak mau, udah kamu diam aja dan jangan banyak omong! Ayo kita ke depan rumah kamu!" ucap Alan memaksa.
Sahira hanya bisa pasrah sembari memutar bola matanya, sikap Alan yang pemaksa itu memang sulit dihindari. Namun, entah mengapa Sahira juga menyukai perlakuan Alan padanya saat ini. Tidak seperti sebelumnya saat pria itu selalu saja marah dan cuek padanya.
Mereka berjalan menuju rumah Sahira dengan tangan saling menggandeng, mereka pun berhenti saat sudah tiba tepat di depan pintu rumah gadis itu. Sahira langsung melepas tangannya dari genggaman Alan, yang tentunya mendapat protes dari pria itu karena ia belum ingin melepasnya.
"Kenapa dilepas? Kamu sudah berani mendahului saya ya?" tanya Alan dingin.
"Ma-maaf pak, tapi saya tidak mau kalau ibu saya melihat kita gandengan tangan. Jangan marah ya pak! Nanti kapan-kapan aja kita gandengan lagi deh," ucap Sahira.
"Dih kepedean banget kamu, emangnya siapa yang mau gandeng tangan kamu lagi?" elak Alan.
Sahira tersenyum lebar, "Yaudah, kalo gitu jangan marah dong pak pas saya lepas gandengannya tadi!" ucapnya sedikit menggoda.
"Saya gak marah, saya cuma kesal," ucap Alan.
"Iya deh, yaudah saya ketuk pintu dulu ya pak?" ucap Sahira.
"Ya sana!" singkat Alan.
Saat Sahira hendak mengetuk pintu, Fatimeh sudah lebih dulu keluar dan syok melihat Sahira bersama Alan alia bos juteknya.
"Sahira, kamu kok pulang sama dia sih?" ujar Fatimeh.
"Eee..." Sahira kebingungan dan menatap Alan meminta bantuan pria itu.
•
•
Sementara itu, Cat mengantar Yoshi ke rumah Sahira sesuai permintaan pria itu. Sebelumnya mereka sudah membeli beberapa barang serta makanan kesukaan Sahira yang diberitahu oleh Cat, Yoshi pun pede kalau Sahira akan menerima cintanya setelah ia memberikan barang-barang itu padanya.
Akan tetapi, langkah mereka terhenti saat Yoshi tidak sengaja melihat seorang pria tengah berdiri bersama Sahira di depan sana. Tentu saja Yoshi merasa kesal, lagi-lagi ada pria lain yang mencoba menghalanginya untuk mendekati Sahira.
"Haish, tuh cowok siapa sih? Ngapain coba dia ada di rumahnya Sahira? Cat, lu kenal gak sama cowok itu?" ujar Yoshi.
"Gak tahu deh, gue juga baru lihat dia sekarang. Maybe itu pacarnya Sahira," ucap Cat.
"Hah? Gila aja lu, masa Sahira udah punya pacar tapi gak bilang sama gue?" kaget Yoshi.
"Ya emang apa urusannya sama lu Yos? Lu kan bukan siapa-siapanya dia, jadi Sahira bebas dong mau pacaran sama siapa," ucap Cat.
"Iya sih, tapi kan seenggaknya dia kasih tau lah kalo dia udah pacaran. Jadi, gue gak berharap terus kayak gini," ucap Yoshi.
"Sabar aja, belum tentu juga kan Sahira udah punya pacar? Siapa tahu itu cuma temannya, udah yuk kita samperin aja mereka!" ucap Cat.
"Yaudah deh, semoga aja itu bukan pacarnya Sahira deh!" ucap Yoshi berharap.
"Hahaha, lu suka banget ya sama Sahira? Sampai lu berharap gitu cowok itu bukan pacarnya," goda Cat.
"Iyalah, lu kan udah tau sendiri seperti apa perasaan gue ke Sahira. Emangnya lu belum pernah jatuh cinta apa?" ucap Yoshi.
"Udah kok, tapi cowok yang gue cinta malah ngejar-ngejar cewek lain," ucap Cat.
"Ohh, kasihan banget sih lu. Emang siapa sih cowoknya? Siapa tahu gue bisa bantu gitu, seperti lu bantu gue deketin Sahira," ujar Yoshi.
Cat terdiam menunduk, bagaimana bisa ia mengatakan kalau pria yang dicintainya ada di hadapannya saat ini. Tentunya Yoshi pasti akan sangat terkejut dan bisa saja persahabatan mereka luntur, Cat tak mau jika harus berjauhan dengan Yoshi pria yang sangat ia sayangi.
"Hey, kok malah diem sih? Siapa cowok yang lu suka Cat? Gue kenal?" tanya Yoshi menegur sohibnya.
"Eee gak ada, lu gak kenal sama dia. Udah yuk kita samperin Sahira aja biar gak penasaran!" elak Cat.
Cat langsung pergi begitu saja meninggalkan Yoshi disana, sontak pria itu merasa bingung sebab tingkah Cat mendadak berubah setelah ia bertanya mengenai lelaki yang disukai gadis itu. Yoshi pun berpikir keras mencoba menebak siapa sebenarnya yang disukai oleh Cat sampai dia seperti itu.
"Cat suka sama siapa ya? Apa jangan-jangan si Ivan? Waduh, kalo gitu gue harus kasih tau Ivan nih. Gue gak terima si Cat sakit hati gara-gara cintanya bertepuk sebelah tangan," batin Yoshi.
Setelahnya, Yoshi bergerak menyusul Cat ke depan sana. Ia juga penasaran dan ingin tahu siapa lelaki yang tengah bersama Sahira itu, apalagi dari tampilannya lelaki itu terlihat sangat wah dan tentu jauh jika dibandingkan dengannya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...