Bidadari Surgaku

Alvan terus membimbing Alea, dengan lembut. Membuat Alea sangat menikmati ciuman tersebut. Sementara Alvan sudah sangat bergairah dan tidak bisa menahan dirinya. Bolehkah ia melakukan hal yang lebih pada Alea? itulah yang ada di pikirannya saat ini.

Sedang asik menikmati ciuman mereka, tiba-tiba saja ponsel milik Alvan berbunyi.

Drrt drrt drrt

Mendengar ponsel milik Alvan berbunyi, seketika Alea tersadar dan membuka matanya. Ia pun melepaskan ciuman mereka lalu mendorong dada bidang Alvan agar menjauh, membuat Alvan menatap Alea yang tidak rela melepaskan ciumannya gitu aja.

"Kenapa?" tanya Alvan dengan suara mulai berat karena menhan gairahnya.

"Mas, ponsel kamu bunyi.." ucap Alea sembari menggeser tubuhnya kesamping agak sedikit jauh dari Alvan. Saat akan beranjak, Alvan menarik tangan Alea yang hendak pergi meninggalkan nya.

Drrt drrt drrt

Terdengar kembali suara ponsel Alvan, membuat Alvan mengumpat dalam hati karena sudah menggangu moment mereka.

"Angkat dulu, mas.. Siapa tahu aja itu penting." ucap Alea yang langsung melepaskan tangan Alvan, lalu Alea berjalan cepat masuk kedalam kamarnya. Sementara Alvan yang tak rela Alea pergi gitu saja, hanya bisa melihat Alea sampai masuk kedalam kamar.

Drrt drrt drrt

Lagi-lagi ponsel milik Alvan berbunyi. "Sial!" umpatnya. "Siapa sih yang nelpon malam-malam gini?!" ucap Alvan kesal. Ia pun mengambil ponselnya di atas meja dan mengangkat setelah melihat siapa yang menelponnya.

"Ya, apaan malam-malam nelpon gue?!" tanya Alvan datar.

"Hahaha sensi amat. Sorry bro udah ganggu Lo jam segini. Soalnya ada hal penting yang harus gue kasih tahu ke lo."

"Soal apa? cepat lo omongin, gue ngantuk." ucapnya ketus.

"Ini soal Tasya."

"Tasya?!" sahut nya.

"Iya.. Tasya calon istri Lo yang kabur. Anak buah kita sudah menemukan dimana keberadaan Tasya."

"Dia ada dimana sekarang?" tanya Alvan.

"Tasya ada di Singapura dan dia sedang ada pekerjaan sambil liburan disana." jawab Arya.

"Apa? Dia berada di Singapura? kalau dia ada disana kenapa mereka semua sulit menemukan nya?!"

"Kalau masalah itu, sepertinya ada seseorang yang menutupi kepergiannya ke sana, bro. Gimana? apa anak buah kita perlu membawanya ke hadapan Lo?"

"Tidak perlu. Biarkan saja dia menyelesaikan pekerjaan dan liburannya di Singapore, gue yakin gak lama lagi dia akan muncul di hadapan gue sendiri." sambung Alvan

"Lo gimana sih! kemaren Lo sibuk mencari keberadaan nya, nah sekarang lo sudah menemukan nya.. di biarkan saja! Tau ah, terselah Lo aja. Oh iya bro, kalau Tasya sudah kembali, lo akan melepaskan Alea, kan?"

"Bawel Lo! ini urusan gue."

Kemudian Alvan memutuskan sambungan teleponnya gitu aja. Yang membuat Arya berada di Apartemen nya mengumpat.

Selesai berbicara di telpon, Alvan malah di buat bingung dengan perasaannya. Alvan senang akhirnya bisa menemukan dimana kekasihnya berada saat ini. Tapi itu malah membuat nya bingung harus gimana. Apakah ia harus melupakan Tasya dan memulainya semua dari awal dengan Alea. Alvan menghela nafasnya frustasi. Alvan pun memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya, Karen di pastikan ia tidak akan berkonsentrasi melanjutkan pekerjaannya.

Sebelum masuk kedalam kamar, Alvan menatap pintu Alea yang tepat di sebelah kamarnya.

"Alea, aku harus bagaimana? rasanya aku merasa berat melepaskan mu saat ini." gumam Alvan dalam hati.

Sementara Alea di dalam kamarnya, masih terus memegang dadanya yang berdebar tidak karuan. Benarkah ia sudah berciuman dengan Alvan? Alea kemudian menyentuh bibirnya, membuat Alea malu sendiri ketika mengingatnya. Apalagi ia masih bisa merasakan ciuman mereka tadi. Tiba-tiba saja ia merasakan hatinya berbunga-bunga. Ini pertama kalinya ia berciuman. Dan gak tahu kenapa ia malah menyukai bibir Alvan.

"Ya Allah apakah aku bisa berharap lebih dengan hubungan kami? ya Allah aku benar-benar sudah sangat mencintainya.." Monolognya.

Pagi harinya, seperti biasa Alea selalu menyiapkan sarapan untuk mereka berdua sebelum berangkat kerja.

"Pagi.." sapa Alvan yang sudah berdiri di pintu dapur.

"Pa-pagi mas.." balas Alea gugup.

"Kamu masak apa?" tanya Alvan yang berjalan mendekat ke Alea.

Saat Alea akan berbalik, ia terkejut karena Alvan sudah berdiri tepat di depan nya. "Ma-mas.." ucapnya gugup setengah mati.

"kamu masak apa Alea?" tanya Alvan kembali.

"Nasi goreng sosis mas.." jawab Alea yang langsung memutuskan pandangannya dari Alvan ia benar-benar gugup sekarang. Alea pun menundukkan kepalanya.